Anya Kokorova saat ini sedang berputar-putar mengelilingi diorama sihir yang dibawa oleh Theodora. Gadis kecil berumur sepuluh tahun itu dibuat kesal menunggu Negi dan Kotarou yang masih berada di dalam diorama sihir untuk berlatih di saat-saat terakhir.
"Ya, ampun!" Teriak Anya sambil melihat ke arah diorama sihir dengan pandangan mata yang terlihat kesal. "Kenapa sih mereka berdua malah memutuskan untuk berlatih di saat-saat akhir! Padahal mereka hanya punya waktu sekitar setengah jam sebelum pertandingan mereka dimulai!"
"Apa boleh buat bukan, Anya-Nee-san," Kata Chamo yang melayang-layang di sekitar Anya. "Orang yang menjadi lawan mereka berdua adalah salah satu petarung terkuat di Mundus Magicus, Jack Rakan. Kurasa mereka berdua hanya ingin mempersiapkan segalanya dengan baik. Agar mereka memiliki kesempatan untuk menang yang lebih besar."
"Anya-chan! Chamo! Kami datang untuk menjemput. Apakah Negi dan Kotarou sudah selesai berlatih?"
Tanya Asuna yang datang bersama dengan Konoka dan Nodoka.
"Masih berlatih," Jawab Anya sambil menepuk wajahnya. "Mereka berdua pasti lupa waktu ketika berlatih di dalam diorama sihir."
"Apaa! Mereka masih sibuk berlatih di dalam diorama itu! Padahal mereka harus bertanding dalam waktu kurang dari setengah jam lagi!"
Teriak Asuna. "Apa sih yang sebenarnya mereka berdua pikirkan!"
"A-Apa kita perlu masuk ke dalam diorama sihir untuk memperingatkan mereka berdua kalau waktu untuk mereka berdua bertanding akan segera dimulai?" Tanya Nodoka.
"Ah, kurasa itu, akan percuma," Jawab Tiruan Evangeline yang sedang duduk di atas batu karang yang berada tidak jauh dari tempat diorama sihir diletakkan. "Karena mereka berdua sudah menyegel diorama sihir itu sehingga tidak ada yang bisa masuk dari luar untuk mengganggu latihan yang mereka lakukan."
"Sigh kenapa mereka berdua melakukan hal yang tidak perlu seperti itu!" Teriak Konoka. "Negi-kun dan Kotarou-kun benar-benar bodoh dengan melakukan hal itu!"
"Kurasa kita harus melakukan sesuatu supaya mereka berdua nggak abstain!" Kata Anya yang terlihat panik.
"Salah satu dari kita harus menggunakan sihir penyamaran untuk menjadi Negi atau Kotarou lalu pergi ke arena untuk mengulur waktu!" Kata Asuna sambil mengutarakan ide yang ada di kepalanya. "Apakah ada diantara kita berempat yang menguasai sihir penyamaran?"
"Mana ada!" Teriak Anya yang terlihat kesal dengan idenya Asuna. "Sihir yang bisa dipakai untuk hal jahat seperti itu, tidak pernah diajarkan kepada seseorang dengan mudah. Sihir penyamaran hanya bisa dipelajari dengan mengikuti tes khusus. Ditambah lagi orang yang ingin mempelajarinya juga tidak boleh memiliki catatan kriminal."
"Tssk kalau begitu apa yang harus kita lakukan!" Kata Asuna dengan ekspresi wajah yang terlihat geram. "Kalau kita tidak melakukan sesuatu maka mereka berdua akan mendapatkan masalah!"
"Kau nggak perlu melakukan apa-apa, Asuna-san," Kata Shirou yang berjalan dengan perlahan dari arah belakang Asuna. "Karena kalau mereka berdua lupa waktu akibat latihan dan malah menyegel jalan masuk ke dalam diorama sihir. Biar aku yang membawa kedua bocah itu keluar."
"S-Shirou-san, ba-bagaimana caranya kau mau membawa Negi-Sensei dan Kotarou-kun keluar dari dalam diorama sihir yang tersegel?" Tanya Nodoka.
"Ah, itu bukan hal yang sulit, kok," Jawab Shirou sambil tersenyum ke arah Nodoka. "Aku tinggal melakukan hal ini."
Shirou merentangkan kedua tangannya ke depan, dan dalam sekejap Negi dan Kotarou keluar dari dalam bayangannya Shirou dan leher mereka berdua berada di tangannya Shirou.
"Haaah! Bagaimana kita berdua sudah bisa ada di luar diorama sihir, sementara kita berdua masih memiliki waktu dua bulan lagi untuk latihan!" Teriak Kotarou yang terlihat bingung. "Dan lagi kenapa Shirou-Nii-san mencekik bagian belakang dari leher kita berdua?"
"Kau benar, Kotarou, padahal kita berdua sedang asyik sparring! Tiba-tiba saja kita sudah berada di luar diorama sihir!" Kata Negi yang sama bingungnya dengan Kotarou. "Shirou-Nii apakah kau yang mengeluarkan kami berdua dari dalam diorama sihir!? Kenapa kau melakukan hal semacam itu di saat kami berdua sedang sibuk berlatih untuk pertandingan melawan Rakan!"
Shirou menghela nafasnya lalu menjatuhkan tubuh Kotarou dan Negi ke atas tanah lalu berkata;
"Kalian berdua terlalu asyik berlatih, sampai-sampai kalian tidak menyadari kalau waktu pertandingan kalian akan segera dimulai dalam waktu dua puluh menit. Kalau saja aku tidak menyimpan potongan dari bayanganku di dalam bayangan kalian maka aku sekalipun akan kesulitan memindahkan kalian berdua keluar dari dalam diorama sihir! Dan kalian dengan bodohnya masih mau berlatih selama dua bulan di dalam diorama itu! Apa kalian berdua mau melewatkan pertandingan kalian!"
Kotarou dan Negi terlihat shock setelah mereka berdua tahu dari Shirou kalau pertandingan melawan Rakan akan segera dimulai. Dan mereka masih belum bersiap-siap untuk pergi ke arena dan malah asyik berlatih di dalam diorama sihir.
"Kotarou! Ini semua salahmu! Kalau saja kau tidak mengajakku untuk melakukan latihan extra maka kita nggak akan telat seperti ini!" Teriak Negi yang panik.
"Mana aku tahu kalau waktu untuk pertandingannya akan tiba secepat itu!" Teriak Kotarou yang tidak terima dengan perkataannya Negi. "Kau sendiri yang bilang bukan kalau kita berdua masih memiliki waktu dua bulan sebelum pertandingannya dimulai."
"Aku salah hitung waktunya!" Kata Negi. "Kusangka Diorama sihir milik Theodora-Sama memiliki kualitas yang sama dengan yang dimiliki oleh Master! Tapi ternyata percepatan waktu yang ada di diorama sihir milik Theodora-Sama tidaklah sebagus diorama milik Master."
"Kalian berdua berhenti bertengkar!" Teriak Anya yang dalam sekejap sudah berada di antara Negi dan Kotarou sambil memukul kepala mereka berdua menggunakan harisen kembar yang merupakan artefak miliknya. "Kalau kalian berdua terus bertengkar maka kalian hanya akan membuang-buang waktu! Mari biar kubantu kalian berdua agar bisa tiba di arena pertandingan tepat waktu!"
Tubuh Anya mendadak membesar menjadi dua meter dan menjadi sangat berotot ia dengan cepat mengangkat tubuh Kotarou dan Negi menggunakan kedua tangannya lalu melempar tubuh mereka ke arah Ostia.
Sedetik kemudian tubuh Anya kembali menjadi normal dan ia terlihat kelelahan bahkan keringat dalam jumlah yang banyak menetes dari seluruh tubuhnya.
"Oooh super Anya-chan melempar Kota-kun dan Negi-kun dengan tenaga yang luar biasa," Kata Konoka sambil melihat ke langit.
"Efek dari Artefak milikmu yang bisa membuatmu memiliki kekuatan fisik super selalu membuatku terkejut, Anya-chan," Kata Asuna yang matanya selalu berbinar ketika ia melihat wujud berototnya Anya. "Aku jadi iri melihat semua ototmu itu."
"Artefakku hanya bisa membuatku lima puluh kali lebih kuat secara fisik dalam sekejap saja, dan setelahnya aku akan merasa sangat lelah dan merasa amat capek," Kata Anya yang terlihat kehabisan nafas. "Tidak terlalu berguna dalam pertarungan di dunia nyata."
"Ya-Yah, da-dari semua Artefak yang kulihat, kekuatan yang dimiliki oleh Artefaknya Anya-san a-adalah yang paling simple sekaligus paling tidak praktis digunakan," Kata Nodoka.
"Anya-san ke arah mana kau melempar mereka berdua?" Tanya Shirou.
"Ke arah arena, atau lebih tepatnya ke tempat yang tidak jauh dari arena," Jawab Anya. "Kalau mereka berdua terbang atau berlari mereka akan telat tiba di arena, makanya aku melempar mereka berdua supaya mereka tiba tepat waktu."
"Yah, aku yakin mereka berdua akan tiba tepat waktu sih," Kata Shirou. "Tapi apa kau lupa kalau aku bisa mengirim mereka berdua tepat ke ruang ganti arena menggunakan bayanganku dengan lebih cepat?"
***
Negi dan Kotarou tiba di arena tepat pada waktunya, walaupun dengan keadaan tubuh yang sedikit sakit akibat mereka berdua dilempar oleh Anya dan jatuh ke tanah dengan kecepatan tinggi. Mereka masuk ke dalam ruang ganti arena dengan cepat lalu mengubah wujud mereka ke wujud Nagi dan Kojirou kemudian masuk ke dalam arena pertarungan.
Di Arena pertarungan, Rakan dan Kagetaro yang sudah tiba lebih dulu dan sudah menunggu Negi dan Kotarou. Dan ketika Negi dan Kotarou tiba, seluruh penonton yang sudah tidak sabar untuk menonton pertandingan akhirnya bersorak kegirangan. Karena akhirnya pertandingan final yang sudah lama sekali ditunggu-tunggu bisa terlaksana.
"Ostia arena adalah arena terluas di dunia! Dengan jumlah bangku penonton 120000 dan bagian tengah arena yang luasnya tiga ratus meter. Benar-benar arena yang pantas untuk pertandingan final antara Nagi melawan Rakan! Dan sekarang di pertandingan final ini! Siapakah yang akan menang Rakan atau Nagi!"