"Ini sangatlah mengejutkan, aku sama sekali nggak menyangka kalau Nagi melakukan hubungan intim dengan gadis lain selain Arika. Ini benar-benar sulit dipercaya," Ricardo sang anggota senat dari Megalomesembria sangat mengenali karakter dari Nagi, yang sangat setia kepada satu orang wanita saja bisa memiliki anak dari gadis lain. "Emiya Emiko kalau tidak salah adalah rekan dari Nagi di AAA bukan? Bagaimana caranya gadis itu bisa berhubungan badan dengan Nagi?"
"Iya, aku juga penasaran, bagaimana bisa Nagi-Sama yang memiliki sifat setia terhadap Arika-Hime melakukan hal semacam itu," Seras terlihat sangat shock saat ini, ia tidak menyangka kalau ayah dari putrinya memiliki anak lain. Waktu itu Seras dengan sengaja mengambil sperma milik Nagi agar ia bisa memiliki keturunan dari lelaki yang ia kagumi dan cintai karena meskipun ia sama sekali tidak bisa menikahi Nagi setidaknya ia bisa memiliki sesuatu yang merupakan bagian dari Nagi. Tapi Seras tidak tahu kalau Nagi memiliki anak lain selain Negi yang merupakan anak hasil pernikahannya dengan Arika.
"Hmm, aku sendiri nggak tahu secara detail, tapi nenurut cerita dari Eishun mereka berdua sedang mabuk berat ketika mereka melakukan hubungan badan jadi Nagi sama sekali nggak sadar kalau ia melakukan hal itu dengan Mikoto, tapi sayangnya Mikoto meninggal tak lama setelah ia melahirkan putra pertamanya Nagi," Rakan memberikan penjelasan yang seadanya kepada Seras dan juga Ricardo karena ia tidak pernah mempercayai mereka berdua secara penuh seperti Nagi. Sebab Seras dan juga Ricardo selalu memiliki agenda tersendiri setiap kali mereka berdua 'mengakrabkan' diri dengan anggota Ala Rubra. "Kalau kalian mau tahu lebih banyak nanti saja kalian tanyakan yang ingin kalian tahu kepada Eishun."
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Saat ini koneksi antara dunia nyata dan Mundus Magicus sedang terpotong, bagaimana caranya kita menghubungi Eishun, dasar bodoh!" Teriak Theodora sambil memukul kepala Rakan menggunakan sarung tangan khusus yang terbuat dari Orihalcum.
Pukulan dari Theodora membuat kepala Rakan benjol dan wajahnya membentur lantai sampai lantai di area VIP yang sudah diperkuat menjadi retak.
Theodora yang marah kepada Rakan, membuat Seras dan Ricardo ketakutan. Mereka berdua tidak tahu kalau Rakan yang tubuhnya lebih keras dari baja bisa dilukai oleh Theodora sampai benjol seperti itu.
"Aduduh Theo-chan, kau memang tidak tanggung-tanggung kalau memukulku," Kata Rakan sambil memegangi kepalanya yang benjol. "Seharusnya kau bersikap lebih lembut terhadap suamimu ini!"
"Bagaimana aku bisa bersikap lembut kalau kau terus-terusan bersikap bodoh!" Kata Theodora sambil melipat tangannya di dada.
"Theodora kalau kau sudah selesai bermesraan dengan Rakan, bisakah kau membiarkan Rakan menyelesaikan penjelasannya yang kau hentikan tadi," Kata Ricardo yang menginterupsi Theodora yang tampaknya mencoba untuk terus memarahi Rakan. "Karena aku dan Seras masih penasaran mengenai putra pertamanya Nagi."
Theodora langsung memerah wajahnya ketika ia mendengar ucapan Ricardo. Dan dalam sekejap ia langsung membantu Rakan berdiri lalu diam di sebelah Rakan.
Pukulan Theodora hanya membuat Rakan sedikit kesakitan dan rasa sakit semacam itu bukanlah apa-apa dibandingkan dengan rasa sakit yang ia terima dari Ialda Baoth. Tapi Rakan tidak tahu kalau Theodora bisa membuat kepalanya yang lebih keras dari baja menjadi benjol, ia dibuat cukup terkejut dengan istrinya yang sudah menjadi lebih kuat dari sebelumnya.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Nah, Rakan bisa kau beritahu kami siapa nama dari putra pertamanya Nagi?" Tanya Seras. "Aku benar-benar penasaran seperti apa tampang dari putranya Nagi yang belum pernah kulihat."
"Nama putra pertama Nagi adalah Emiya Shirou dan Alexander Emiya yang menjadi salah satu kuda hitam di arena pertarungan ialah samaran yang ia pakai untuk menutupi identitas aslinya," Jawab Rakan sambil mengeluarkan foto yang memperlihatkan wujud asli Shirou kepada Theodora, Ricardo dan juga Seras. "Dan di foto ini kalian bisa melihat wujud asli dari Emiya Shirou."
"Dia cukup mirip dengan Nagi, hanya saja wajahnya lebih oriental," Kata Seras. "Sepertinya darah ibunya jauh lebih kuat daripada darah Nagi."
"Dia ini kan salah satu buronan yang dicari di seluruh dunia yang katanya menghancurkan Gateport di Megalomesembria," Kata Ricardo dengan wajah yang terlihat shock. "Aku sudah melihat semua pertandingannya di arena pertarungan, dia tidak pernah mengalami kekalahan ataupun luka selama ia berada di arena. Tampaknya ia mewarisi bakat bertarung dan bela dirinya Nagi."
"Saat ini usianya sama dengan Nagi ketika ia mengalahkan penyihir permulaan dua puluh tahun yang lalu," Kata Rakan. "Dan ia sudah melampaui Nagi dari segi kekuatan pada usia yang sama. Bocah itu bukan bocah biasa dia adalah monster yang bisa membunuhku dengan mudah kalau dia memutuskan untuk menggunakan seluruh kemampuan yang ia miliki."
"Kalau kau berkata begitu, berarti kau sudah bertarung dengannya," Kata Theodora. "Dan sudah mengukur seberapa kuat putra pertamanya Nagi itu."
"Yah begitulah, pertarungan kami memang bertarung seimbang, tapi aku bisa merasakan kalau aku serius dan mengeluarkan semua kekuatanku sekalipun. Aku tidak akan pernah bisa menang melawan bocah itu," Kata Rakan dengan keringat dingin menetes di dahinya. "Nagi sudah menciptakan monster yang sangat menakutkan."
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Putra Nagi yang dilahirkan Arika yang memiliki kemiripan seratus persen dengan Nagi-Sama kalau tidak salah umurnya baru sepuluh tahun bukan?" Tanya Seras. "Tapi kenapa dia seperti berumur lima belas tahun, apakah dia menyamar juga sama seperti kakaknya yang menyamar?"
"Dia tidak menyamar karena itu memanglah wujud aslinya," Jawab Rakan. "Dia hanya terlihat lebih tua lima tahun dari wujud aslinya, karena efek dari obat khusus."
"Ah, terlihat lebih tua karena obat khusus rupanya," Kata Ricardo dan Seras.
"Dilihat dari rekor pertarungannya selama ini, sepertinya dia tidak sekuat putra pertamanya Nagi," Kata Theodora. "Apa dia tidak mewarisi bakat bertarungnya Nagi?"
"Sayangnya dari segi sifat dan bakat bertarung ia lebih mirip dengan ibunya," Kata Rakan sambil menghela nafasnya. "Ia memang mewarisi tampangnya Nagi dan kapasitas energi sihirnya, tapi ia sama sekali tidak mewarisi bakat bertarungnya Nagi."
"Kalau begitu dia bisa dibilang adalah klon dari Nagi tapi tidak memiliki kemampuan untuk menjadi sekuat Nagi," Kata Ricardo sambil menyentuh dagunya. "Dan kalau dugaanku benar dia berusaha dengan keras untuk menjadi kuat dengan menggunakan cara apapun agar ia bisa setara dengan kakak lelaki dan ayahnya."
"Dugaanmu tidak salah Ricardo," Kata Rakan sambil menghela nafas. "Dia memang berusaha menjadi kuat dengan cepat karena ia ingin bisa menyusul kekuatan dari Nagi dan Shirou dengan menggunakan berbagai cara. Makanya di final nanti aku akan memberinya pelajaran agar ia tidak terburu-buru bertambah kuat dengan menjadi peserta di pertandingan final!"
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Ooi Oii Ooi bukankah kalau kau menjadi peserta final akan tidak adil bagi putranya Nagi melawan seseorang yang sekuat dirimu," Kata Ricardo yang shock mendengar keputusan Rakan. "Dan lagi bukanlah itu artinya kau menyalahgunakan kekuasaan yang kau miliki sebagai sponsor dari Nagi Grandprix dan pemilik arena?"
"Mungkin memang seperti itu," Kata Rakan sambil memperlihatkan senyum jahat kepada Ricardo dan Seras. "Tapi itu adalah cara terbaik untuk mengajari anak itu, kalau cara paling baik untuk bertambah kuat adalah dengan tidak mengambil jalan yang terburu-buru melainkan berlatih dengan keras dan penuh kesabaran, sebab kekuatan yang didapat dengan instant selalu membawa malapetaka bagi penggunanya."
"Kalau bocah itu sama keras kepalanya dengan Arika, aku pikir cara yang ingin kau terapkan tidak akan berhasil," Kata Theodora. "Mengingat Arika itu adalah gadis egois super keras kepala yang selalu merasa jalan yang diambilnya adalah yang terbaik sampai ia berubah sifatnya ketika bertemu dengan Nagi."
"Yah tidak ada salahnya kalau Rakan mencoba untuk merubah pandangan hidup ngaco yang dimiliki bocah berumur sepuluh tahun itu bukan?" Kata Seras. "Meskipun kemungkinannya kecil tapi tidak ada salahnya untuk mencobanya, bocah itu masih berumur sepuluh tahun dan belum memiliki mental yang stabil karena kurangnya pengalaman hidup jadi kurasa cara Rakan perlu dicoba."
"Heh, ini adalah tantangan yang besar bagi Jacobus Rakan yang tidak terkalahkan," Kata Rakan sambil membusungkan dadanya. "Aku tidak akan menyerah begitu saja menolong putra dari sahabatku yang akan jatuh ke jalan yang sesat! Aku yakin aku bisa menyadarkan bocah keras kepala itu walaupun hanya sedikit!"