"Tssk mereka berdua nekat untuk pergi melawan monster itu," Kata Rakan yang saat ini kedua lengannya yang putus sudah diperban oleh Albiero. "Aku saja nggak akan mau melawan monster itu, karena seluruh sel di tubuhku berteriak kalau monster itu sangatlah berbahaya dan aku harus lari sejauh mungkin dari monster itu!"
"Kau juga bisa merasakannya, ya," Kata Albiero yang tubuhnya penuh luka dan pakaiannya menjadi compang-camping. "Kalau penyihir permulaan itu sangat kuat dan berada di level yang sama dengan Zelretch-Sensei, dan tidak mungkin bagi kita yang hanya berada Level S mengalahkan monster yang ada di Level SS seperti Ialda Baoth the life maker."
"Uugh, Al, bagaimana keadaan yang lain," Kata Eishun yang sudah sadarkan diri. "Apakah rekan kita yang lain selamat?"
"Aku dan Rakan mengalami luka yang parah, tapi kami berdua masih selamat. Nagi dan Zect juga terluka tapi mereka nekat pergi untuk melawan musuh yang melukai kita semua," Jawab Albiero sambil menyembuhkan luka yang ada di tubuh Eishun.
"Ki-kita harus cepat menolong mereka berdua," Kata Eishun yang mencoba untuk bangun. "Tidak mungkin bagi mereka berdua untuk mengalahkan musuh sekuat itu!"
"Jangan bergerak Eishun, aku belum selesai menyembuhkan lukamu," Kata Albiero yang mencoba menahan tubuh Eishun agar tidak bergerak. "Mereka berdua bisa menjaga diri Eishun, jadi jangan kuatir. Lagipula tujuan mereka adalah untuk menyelamatkan Asuna-chan, bukan untuk mengalahkan musuh."
"Al, tadi kau bilang monster itu berada di Level SS!? Itu kan level yang hanya bisa dicapai jika seseorang sudah menembus batas Level S yang bahkan tidak bisa ditembus oleh The Witch of the Rift yang sudah hidup selama belasan ribu tahun! Bagaimana bisa monster itu mencapai Level SS yang hanya dicapai oleh Kaleidoscope Zelretch!" Teriak Rakan.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Guruku Zelretch bisa mencapai Level SS karena dia memiliki salah satu dari True Magic yaitu Kaleidoscope, kurasa Ialda Baoth juga menguasai salah satu dari True Magic makanya ia bisa mencapai level itu," Kata Albiero yang saat ini sedang membungkus kepala Eishun menggunakan perban. "Meskipun aku sendiri tidak tahu True Magic macam apa yang dikuasai oleh monster itu."
"Tcch True Magic rupanya, sihir yang memiliki kekuatan yang begitu besar dan menjadi dasar dari semua sihir yang ada di dunia ini," Kata Rakan sambil menggertakan giginya. "Sepertinya menguasai True Magic adalah syarat terbesar agar seseorang bisa mencapai Level SS dan menembus batasan Level S yang selama ini menjadi dinding yang tidak dapat dihancurkan oleh banyak sekali orang-orang terkuat yang ada di dunia ini."
"Zect tahu kalau ia dan Nagi yang berada di Level S tidak akan bisa mengalahkan Ialda yang memiliki kekuatan di atas mereka berdua," Kata Albiero. "Jadi mereka berdua memutuskan untuk 'menyelamatkan Asuna' dan bukan mengalahkan 'penyihir permulaan'. Meskipun aku merasa kuatir kalau Nagi akan melakukan hal nekat dan mencoba untuk mengalahkan monster itu."
"Blaaar!"
Suara ledakan yang amat besar terdengar dari bagian terdalam dari Ostia. Dan ketika Eishun, Albiero dan Rakan mendengar suara ledakan itu mereka bertiga melihat pemandangan yang sulit untuk dipercaya. Mereka melihat Nagi mengalahkan penyihir permulaan sesuatu yang seharusnya sangat tidak mungkin untuk dilakukan mengingat perbedaan kekuatan antara penyihir permulaan dengan Nagi sangatlah jauh.
"Oi Oi, bocah itu mengalahkan monster itu, lho," Kata Rakan yang mulutnya menganga ketika ia melihat apa yang baru saja dilakukan oleh Nagi. "Ini sangat tidak masuk akal, tidak mungkin Nagi mengalahkan monster itu."
"Tcch tampaknya Zect mengorbankan dirinya agar Nagi bisa mengalahkan monster itu," Kata Albiero. "Karena hanya itulah satu-satunya cara agar penyihir level S bisa mengalahkan monster Level SS."
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
[Oi Al, apa kau bisa mendengarku?] Tanya Nagi yang menghubungi Albiero melalui kartu Pactio.
"Ya, Nagi aku bisa mendengar suaramu dengan sangat baik," Jawab Albiero. "Apakah Zect mengorbankan dirinya agar kau bisa mengalahkan monster itu?"
[Sensei, memang mengorbankan dirinya agar aku bisa mengalahkan Ialda, tapi sebagai gantinya saat ini tubuh Sensei menjadi wadah baru bagi Ialda karena ia memindahkan rohnya ke dalam tubuh Sensei menggunakan Heaven Feel dan saat ini Ialda sudah menghilang dari hadapanku dengan merasuki tubuh Sensei, ] Kata Nagi dengan nada bicara yang terdengar sedih. [Yang lebih penting kami berdua sama sekali nggak sempat untuk menyelamatkan Asuna-chan dan gilanya lagi dia sudah berhasil menyelesaikan ritualnya."
"Apa! Dia sudah berhasil menyelesaikan ritual itu!" Teriak Albiero. "Kalau begitu ini semua akan menjadi sangat gawat!"
"Oi Oi Al! Bola sinar apa itu!" Kata Rakan sambil menunjuk ke arah bola sinar yang muncul di pusat Ostia. "Dan kenapa bola sinar itu terlihat semakin membesar!?"
"Sihir permulaan dan akhir dunia yang diaktikan menggunakan Magic Cancel milik Imperial Princess of Twilight," Kata Albiero dengan wajah yang penuh dengan rasa cemas. "Saat bola sinar itu menutupi seluruh permukaan Mundus Magicus maka dunia akan kembali ke titik nol."
***
"Sial aku sudah nggak punya tenaga untuk menghentikan bola itu!" Kata Nagi yang saat ini berlutut di tanah sambil mengepalkan tangannya. "Apakah ini memang akhir dari dunia ini."
[Jangan mengucapkan hal yang negatif seperti itu, wahai ksatriaku, Nagi!] Teriak Arika yang berbicara kepada Nagi melalui telepati. [Aku tidak ingat kalau ksatria yang selalu melindungiku di saat aku berada dalam bahaya, menyerah semudah itu! Saat ini kau tidak usah merasa kuatir sebab sekarang giliranku untuk membantumu!]
"Haaah dasar putri super tomboy yang penuh semangat," Kata Nagi sambil menghela nafas. "Lakukan saja sesukamu sebab aku sudah nggak punya kekuatan lagi untuk melakukan hal nekat."
Arika tersenyum mendengar ucapan dari pria yang ia sukai, tapi senyuman itu hanya untuk sementara. Karena saat ini ia sedang berada di kapal musuh, yaitu kapal dari pemimpin armada taktis internasional Megalomembria. Jadi ia tahu kalau ia sama sekali tidak boleh mengambil keputusan secara sembarangan.
"Arika-Sama sudah dipastikan adanya fenomena pelenyapan energi sihir dalam skala yang amat luas," Kata Gatou. "Rasionya jauh lebih luas dari yang pernah ada sebelumnya."
"Kau tidak perlu kuatir Gatou aku pastikan kalau aku dan semua orang yang ada di kapal ini akan membantumu! Itu adalah janjiku! Janji yang diucapkan oleh Svanshvit Ricardo! Karena di saat dunia sedang berada dalam krisis tidak ada yang namanya kawan ataupun lawan!" Kata Ricardo salah satu pemimpin armada dari Megalomesembria. "Lagipula bukan hanya aku yang akan membantu! Karena saat ini armada dari kerajaan Utara yang dipimpin oleh Theodora-Sama juga akan membantu menghentikan bola cahaya itu!"
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Semuanya satukan semua kekuatan kita dan hentikan bola sinar itu!" Teriak Theodora yang terlihat sangat bersemangat. "Ohohohohohoho!"
"The-Theodora-Sama kumohon jaga kelakuan anda," Kata Takamichi yang berdiri di sebelah Theodora. "Anda itu seorang putri, lho."
"Diam kau Takamichi!" Kata Theodora dengan nada marah. "Aku sudah lama sekali ingin mengamuk! Dan sekarang adalah kesempatan terbaik untuk melakukan hal itu!"
***
"Seluruh armada perang, kepung dan tekan bola sinar itu! Pasukan penyihir mulai penyegelan pembalikan skala besar!" Teriak Arika. "Nasib seluruh dunia sihir ada pada pertempuran ini! Satukan seluruh kekuatan! Karena kalau tidak dunia ini akan musnah!"
Sesuai dengan perintah Arika seluruh pasukan gabungan memulai penyegelan skala besar sehingga bola sinar itu menjadi semakin mengecil.
"Arika-Sama apa tidak apa-apa kalau anda melakukan hal ini?" Tanya Gatou. "Karena kalau penyegelan dengan skala sebesar ini dilakukan maka Ostia akan."
"Tentu saja penyegelan ini akan menjadi masalah besar yang akan menghancurkan negeriku, Gatou," Jawab Arika yang saat ini sedang menggigit bibirnya sampai berdarah. "Tapi apa kau pikir aku punya pilihan lain!? Aku dipaksa untuk mengorbankan negeriku sendiri untuk keselamatan seluruh dunia, apa kau pikir hal seperti ini adalah hal yang adil! Tidak sama sekali! Tapi kalau aku tidak mengorbankan negeriku maka seluruh dunia yang akan musnah."
***
"Yah dunia memang berhasil diselamatkan," Kata Rakan yang suaranya terdengar di adegan terakhir dari Ala Rubra Saga bagian kedua. "Tapi bukan karena kekuatan dari Ala Rubra, melainkan karena kekuatan dari semua orang. Meskipun untuk menyelamatkan dunia ada harga mahal yang harus dibayar yaitu kehancuran dari Ostia."