Bagian kedua dari Ala Rubra Saga, dilanjutkan dengan adegan Gatou yang sedang melihat ke arah dokumen mengenai Cosmo Entelecheia.
"Nggak mungkin begini," Kata Gatou sambil menyentuh dahinya. "Ini semua tidak masuk akal, kenapa semuanya berjalan ke arah yang tidak seharusnya."
"Yo, Gatou, ada apa? Kenapa wajahmu tampak kesal begitu?" Tanya Rakan yang dibuat bingung dan penasaran dengan ekspresi wajah dari Gatou.
"Aah, Rakan akhirnya aku mendapatkan file yang mulai memperlihatkan wujud asli mereka," Jawab Gatou. "Isi file ini sungguh sulit dipercaya, dan aku mendapatkan file ini dari sumber yang terpercaya. Tapi entah kenapa aku agak ragu untuk mempercayai kebenaran dari informasi ini, dan kalau informasi ini benar. Gerakan dari Cosmo Entelecheia juga bisa kita lacak."
"Gatou, bisa nggak kalau kau menjelaskan hal yang baru saja kau dapatkan mengenai Cosmo Entelechia dengan cara menjelaskan yang lebih mudah dimengerti," Kata Rakan yang sama sekali tidak mengerti ucapannya Rakan. "Terus terang saja aku sama sekali nggak mengerti semua hal yang baru saja kau katakan."
"Yah, dengan otakmu yang sedikit lebih pintar dari Nagi sekalipun kau tidak akan mungkin bisa mengerti apa yang baru saja kukatakan," Kata Gatou yang terkadang lupa kalau di Ala Rubra ada dua orang bodoh yang kepandaiannya sedikit berada di bawah rata-rata. "Dan aku berpikir kalaupun aku menjelaskan dengan cara yang lebih mudah dimengerti aku yakin kau sama sekali nggak akan tertarik. Lagipula daripada memikirkan soal file yang baru saja kudapatkan, akan lebih baik kalau kita mengurus dulu masalah lain yang ada di depan mata yang jauh lebih serius."
Gatou lalu memperlihatkan foto seorang lelaki paruh baya berambut panjang kepada Rakan yang fotonya ia taruh di atas meja.
"Orang di foto ini dicurigai memiliki hubungan dengan Cosmo Entelecheia."
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Orang ini di foto ini adalah wakil walikota dari Megalomesembria bukan!?" Teriak Rakan yang terkejut dengan foto yang ditunjukkan oleh Gatou. "Seseorang yang menjadi orang nomor dua di Megalomesembria adalah anggota dari Cosmo Entelecheia!"
"Terus terang saja belum ada bukti otentik yang menunjukkan kalau dia adalah anggota dari Cosmo Entelecheia," Kata Gatou yang baru saja menyulut api pada rokok yang ada di mulutnya. "Kita sama sekali tidak dapat bertindak gegabah mengenai hal ini."
"BLLAAAR!"
Tepat di saat yang sama ketika Gatou selesai berbicara, ada sebuah ledakan yang terjadi di jarak yang tidak terlalu jauh dari villa tempat para anggota dari Ala Rubra menginap.
***
Adegan berubah ke tempat ledakan, dimana saat ini Nagi sedang menggendong Arika. Sedangkan dibelakang mereka berdua ada sekelompok penyihir yang sudah tewas atau hanya terluka dan tidak sadarkan diri. Setelah Nagi mengalahkan mereka semua.
"Apa kau tidak apa-apa Arika-Hime?" Tanya Nagi kepada Arika yang masih ia gendong.
"Ya, aku nggak apa-apa," Jawab Arika dengan wajah yang sedikit memerah.
"Sialan para Assasin itu memaksaku untuk menggunakan sihir besar di tengah kota!" Teriak Nagi sambil menurunkan tubuh Arika. "Aku harap nggak akan ada korban jiwa lain, selain para Assasin itu "
"Apakah para Assasin itu muncul untuk mengincar diriku?" Tanya Arika. "Atau mereka muncul untuk mengincar dirimu?"
"Aku nggak tahu," Jawab Nagi. "Mungkin para Assasin itu muncul untuk mengincar kita berdua, tapi yang jelas, ada diantara para Assasin itu yang lolos dan kabur. Dan aku sudah memasang sihir pelacak jadi sekarang aku tinggal mengejar mereka dan menanyakan siapa yang menyuruh mereka untuk menyerang kita berdua. Jadi Arika-Hime kembalilah ke Villa dan biarkan aku mengejar para Assasin itu dan menghancurkan markas mereka."
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Aku juga ikut," Kata Arika sambil menarik mantelnya Nagi dengan wajah yang tanpa emosi seperti biasanya.
"Arika-Hime, aku tidak bisa membiarkanmu ikut denganku," Kata Nagi yang agak terkejut dengan Arika yang tiba-tiba saja ingin ikut dengannya. "Kau tidak sekuat diriku, Arika-Hime. Lagipula kau adalah klien penting yang harus kujaga jadi tidak mungkin aku membiarkan dirimu berada dalam keadaan bahaya."
"Akan lebih berbahaya bagi diriku kalau kau meninggalkan diriku disini sendirian tahu, dasar lelaki yang otaknya otot semua," Kata Arika. "Lagipula apa kau lupa kalau sihirku bisa membantumu."
"Sekali tidak tetaplah tidak Arika-Hime, agar kau tidak berada dalam bahaya ketika kau kutinggalkan aku akan membawamu ke Villa terlebih dahulu dan baru aku akan pergi untuk mengejar musuh," Kata Nagi dengan nada bicara yang tegas.
"Kalau kau tidak mengizinkanku untuk ikut denganmu aku akan mengatakan kepada teman-temanmu kalau kau punya fetish terhadap wanita yang lebih tua dengan rambut hitam," Kata Arika yang mencoba mengancam Nagi. "Jangan bilang kalau kau tidak punya fetish itu, karena aku jelas melihat kalau kau melihat ke arah wanita seksi paruh baya dengan rambut hitam dengan pandangan yang mesum."
"Uggh, baiklah! Baiklah!" Kata Nagi dengan wajah yang memerah karena fetish yang ia miliki ketahuan oleh Arika. "Kau boleh ikut denganku! Tapi kumohon jangan beritahukan mengenai hal itu kepada teman-temanku!"
***
Rakan mempause Ala Rubra Saga bagian kedua lalu berkata;
"Wahahahaha, pada akhirnya fetishmu itu tetap ketahuan oleh kami semua! Dan kau bahkan memiliki putra pertamamu dari Mikoto yang umurnya sepuluh tahun lebih tua darimu!"
Rakan yang tertawa puas setelah melihat adegan dari Nagi diancam oleh Arika berguling-guling di lantai karena ia merasa geli melihat adegan Nagi dan Arika.
"Tcch hubunganku dengan Mikoto itu tidak ada hubungannya dengan fetish yang kumiliki," Kata Clone Nagi dengan wajah yang memerah karena ia merasa malu salah satu sifat buruknya ketahuan oleh banyak orang. "Mikoto adalah cinta pertamaku, dan aku mencintainya terlebih dahulu sebelum aku jatuh cinta dan menikah dengan Arika! Aku tahu kalau apa yang kulakukan bersama dengan Mikoto di malam itu adalah hal yang salah! Tapi kami melakukannya bukan karena nafsu, tapi karena kami memang saling mencintai satu sama lain!"
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"A-ayah memiliki fetish terhadap wanita berambut hitam yang lebih tua umurnya!" Kata Negi yang wajahnya menjadi pucat ketika ia mengetahui kalau ayahnya yang sangat ia kagumi memiliki kekurangan yang sangat mengejutkan. "Tidak mungkin! Itu semua pasti bohong!"
"Aaah Negi menjadi rusak, deh," Kata Anya yang mengusap-usap kepala Negi yang saat ini sedang merasa shock lalu memeluknya dengan erat. "Yosh, yosh kau tidak perlu merasa shock Negi, aku ada disini bersama denganmu. Aku akan menjagamu dan menghiburmu sayangku Negi."
"Negi terlalu mengagumi dan mengidolakan ayah, sih," Kata Shirou sambil menghela nafas. "Dan begitu ia melihat salah satu kekurangan ayah dia menjadi shock dan menolak kenyataan, deh."
"Adikmu itu benar-benar memerlukan psikolog, Shirou," Kata Rin yang mencoba untuk memberi saran kepada Shirou. "Dia naif, bodoh, terlalu mudah percaya dengan orang lain dan gampang sekali dibohongi. Kita benar-benar perlu melakukan sesuatu untuk menghilangkan semua sifat buruknya itu."
"Tidak akan mudah mengubah sifatnya Negi-Sensei, Rin-san," Kata Setsuna. "Karena Negi-Sensei itu sangat keras kepala dan super naif, dan kalau ia sudah memutuskan sesuatu akan sangat sulit bagi kita semua untuk mengubah pikirannya."
"Tampaknya karena aku dan Arika tidak berada di sisi Negi, ia tumbuh menjadi anak naif yang terlalu positif," Kata Clone Nagi yang merasa sedih ketika ia mendengar kekurangan dari anaknya. "Sepertinya nanti aku harus berbicara panjang lebar dengan Negi sebagai ayah dan anak."
"Yah kuharap ayah bisa berhasil untuk menghilangkan kenaifannya Negi," Kata Shirou. "Karena aku saja yang sudah berkali-kali mencoba untuk menghilangkan kenaifannya itu belum pernah berhasil membuat Negi bisa berhenti menjadi orang yang naif, karena Negi selalu menganggap kalau kenaifan yang ia miliki adalah jalan hidup yang paling benar."
"Sifat naif dan keras kepalanya berasal dari Arika yang memiliki sifat yang hampir sama dengan Negi," Kata Clone Nagi. "Mungkin aku bisa melakukan sesuatu untuk menghilangkan kenaifannya itu yang sudah terlalu mendarah daging di dalam tubuh dan juga jiwanya, dan Jack kenapa kau masih mempause filmnya?"
"Selagi putra keduamu itu masih shock kita tidak akan bisa melanjutkan menonton filmnya," Kata Rakan yang merasa kasihan dengan keadaannya Negi. "Jadi kupikir lebih baik kita beristirahat sebentar baru nanti kita lanjutkan lagi menonton filmnya."