"Me-meskipun kau menekan kami menggunakan killing intent kami berdua tidak akan takut!" Teriak Koyomi yang mengaktifkan Artefak miliknya yang bisa mengendalikan waktu. "Artefak Hora!"
Koyomi yang merasa dia akan menang berkat Artefak Hora yang bida digunakan untuk mengendalikan waktu dalam batasan tertentu, sama sekali tidak menduga bahwa Rakan bisa langsung merebut Artefak miliknya bahkan sebelum ia sempat menggunakan dan mengaktifkan kekuatan dari Artefak tersebut.
"Sudah kuduga sedari awal memang terasa ada yang aneh karena kalau bukan Reality Marble sungguhan tidak mungkin untuk bisa menjebakku di dalam dimensi tiruan Reality Marble yang dibuat menggunakan Artefak," Kata Rakan yang memegang jam pasir 'Hora' yang merupakan Artefak pengendali waktu milik Koyomi. "Gadis kucing ternyata kau adalah pemilik Artefak yang bisa mengendalikan waktu dan dengan mengkombinasikan Artefak pembuat dimensi dan Artefak pengendali waktu, kalian berdua bisa menghasilkan kombinasi yang cukup kuat untuk mengurungku. Tapi sayangnya karena aku sudah mengetahui trik kalian kurasa aku sudah tahu cara untuk keluar dari dimensi ini."
Koyomi yang kesal Artefak miliknya direbut, dalam sekejap menonaktifkan Artefak miliknya dan kartu pactio miliknya tahu-tahu sudah muncul begitu saja di tangan kirinya. Sehingga Rakan tidak lagi memegang Artefak Hora.
Sedangkan Tamaki bermaksud untuk mengaktifkan Artefak Encompandenita Infinita, dan berpindah tempat setidaknya beberapa ratus kilometer agar Rakan tidak memiliki kesempatan untuk kabur dari dimensi yang ia buat.
Tapi sayangnya Jack Rakan bergerak lebih cepat dari apa yang bisa mereka berdua perkirakan, sehingga Tamaki dan Koyomi dibuat menjadi tidak berdaya akibat Rakan menepuk pantat mereka berdua sampai pantat mereka menjadi merah, karena Rakan menepuk pantat mereka berdua berkali-kali.
"Ka-kami berdua menyerah," Kata Tamaki yang berlutut di lantai karena pantatnya kesakitan.
"Ampuni kami, tolong jangan tepuk pantat kami lagi!" Kata Koyomi dengan posisi tubuh yang sama dengan Yamaki.
"Akhirnya mereka berdua menyerah juga," Kata Rin sambil menepuk wajahnya. "Meskipun cara untuk membuat mereka menyerah memang agak sedikit memalukan."
"Yah, memalukan atau tidak untungnya tidak ada yang terluka ataupun menjadi korban jiwa," Kata Chisame yang mencoba untuk tidak tertawa ketika ia melihat nasib dari Tamaki dan Koyomi.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Kami berdua mungkin sudah menyerah, tapi aku nggak akan bisa membiarkan kalian bertiga untuk kabur dari tempat ini. Dan apapun yang mau kalian lakukan kepadaku aku nggak akan peduli karena meskipun kalian mencoba untuk membunuhku tapi dimensi ini tidak akan hancur!" Kata Tamaki yang terlihat tegas. "Jadi menoba membunuhku sekalipun akan sia-sia."
"Aku bisa membunuhmu sih kalau aku mau, karena aku ini bukanlah orang yang memiliki prinsip tidak akan membunuh wanita," Kata Rakan. "Tapi aku ini bukan orang yang memiliki hobi untuk menyakiti orang yang lebih lemah dariku apalagi anak-anak seperti kalian berdua, jadi tampaknya aku harus keluar dari tempat ini secara paksa menggunakan kekuatanku sendiri."
Rakan mengumpulkan energi sihir di kedua tangannya dan seperti tokoh utama lelaki bodoh yang ada di shonen manga ia berteriak keras seolah ia bisa melakukan apapun hanya dengan mengandalkan semangat dan tekad pantang menyerah.
"Apa yang daruma berotot itu sedang lakukan dengan berpose seperti protagonis bodoh di shonen manga yang sedang mengumpulkan tenaga dengan bermodalkan semangat, kebodohan dan tekad pantang menyerah," Kata Chisame. "Apa dia pikir cara semacam itu bisa membuat kita bertiga keluar dari tempat ini?"
"Aku tidak tahu, tapi entah kenapa kau punya firasat kalau apa pun yang akan ia lakukan saat ini akan bisa membuatnya bisa menghancurkan dinding dimensi yang membuat kita terperangkap di tempat ini," Kata Rin yang sudah tidak mau peduli atau ambil pusing dengan kelakuan anehnya Rakan yang sangat tidak masuk akal. "Karena Jack Rakan adalah seseorang yang bisa merusak logika dan semua akal sehat yang kumiliki. Dan kalau apapun yang ia mau lakukan tidak berhasil aku akan menggunakan caraku sendiri agar kita bisa keluar dari tempat ini."
"Uwoooooooo! Magna Confractio Dimensionis! Modo Nomino!"
Setelah Rakan berterak keras sambil mengucapkan mantra dinding dari dimensi yang dibuat oleh Tamaki retak. Dan pemandangan yang tadinya hanya langit luas tak terbatas kembali seperti semula.
"Wohohoho padahal aku cuma asal-asalan mengucapkan mantra sambil memaksakan energi sihirku meluap keluar agar dinding dimensi palsunya hancur," Kata Rakan. "Tak kusangka malah bisa berhasil."
"Tuh kan lagi-lagi ia berhasil memecahkan masalah dengan cara yang tidak masuk akal," Kata Rin yang sudah tidak tahu harus bereaksi apa.
"Yah, keberadaan daruma berotot itu memang seperti bug NPC yang ada di game RPG atau tokoh di Gag manga," Kata Chisame. "Dia benar-benar karakter yang menghancurkan semua akal sehat."
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Inugami Kotarou, setengah siluman yang katanya akan merepotkan untuk dilawan menurut Fate-Sama," Kata Brigitte yang tidak menduga sama sekali kemunculan dari Kotarou. "Apa kau pikir kau bisa mengalahkanku?"
"Akui saja Nee-san yang berasal dari ras naga, kalau aku jauh lebih kuat darimu dan kau tidak bisa mengalahkanku," Kata Kotarou sambil tersenyum. "Kau sendiri bisa merasakannya bukan, perbedaan kekuatan antara kita berdua."
"Secara fisik dan kemampuan bertarung kau mungkin jauh lebih kuat dariku, tapi aku bisa menutupi kekurangan tersebut dengan menggunakan biola milikku," Kata Brigitte. "Karena kau sekalipun tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk menghindari serangan gelombang suara milikku yang tidak bisa kau lihat. Ditambah Fate-Sama pernah bercerita padaku kalau kau pernah mengganggu tugas dari Count Herrman meskipun tugas yang dari Count Herrman sendiri bisa dibilang berhasil dilaksanakan. Ditambah lagi Fate-Sama bilang padaku kalau kau adalah orang yang banyak bicara, emosional, dan nggak suka menggunakan otakmu untuk berpikir hal-hal yang sulit. Sudah jelas semua kualitas itu membuatmu tidak akan bisa mengalahkanku."
"Jangan mengatakan hal semacam itu di hadapanku meskipun semua yang kau katakan itu seratus persen benar!" Teriak Kotarou dengan wajah memerah karena malu. "Kau membuatku malu di hadapan teman-temanku tahu!"
"Ah, Kota-kun kau nggak perlu malu soal itu, kami semua sudah mengetahui semua karakteristik dirimu yang tadi disebutkan oleh Brigitte-san," Kata Konoka sambil tertawa geli.
"Semua anggota Ala Alba sudah tahu kok kalau kau itu hampir sebodoh Asuna, tidak sabaran dan selalu merasa bersemangat untuk hal-hal yang tidak jelas," Kata Haruna. "Aku saja tidak pernah malu mengakui kalau aku ini tukang gosip mesum yang di otaknya tidak ada hal lain selain kemesuman dan gosip yang enak untuk disebar luaskan."
"Ha-Haruna se-seharusnya kau nggak merasa bangga dengan kemesumanmu dan hobi burukmu bergosip," Kata Nodoka yang merasa malu berteman dengan Haruna. "Itu hanya akan merusak reputasimu sendiri."
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Kau benar-benar membuatku malu di hadapan teman-temanku, Nee-san dari Ras naga," Kata Kotarou yang saat ini terlihat amat marah. "Apa kau mau kuhajar?"
"Kau yang seorang feminist tidak akan bisa menghajarku Inugami Kotarou, jadi menyerah sajalah dan biarkan aku melakukan tugas yang kudapatkan dari Fate-Sama," Kata Brigitte. "Anak anjing kampung sepertimu akan kuberi pelajaran agar kau tidak melawan majikanmu."
Kotarou yang merasa kesal langsung menggunakan bunshin untuk menyerang Brigitte, dengan total lebih dari sepuluh bunshin. Tentu saja bahkan setelah ia menggunakan bunshin, Kotarou masih tidak mau menyerang Brigitte dengan serius. Sehingga semua bunshin itu lenyap karena serangan gelombang suara dari biola miliknya.
Tentu saja tubuh asli Kotarou tidak ikut menyerang karena ia tidak mau bergerak secara sembarangan.
Tapi di saat Kotarou berusaha untuk menyerang Brigitte dari jarak jauh. Tiba-tiba saja ada akar pohon yang tiba-tiba saja muncul dan menusuk perut Kotarou hingga berdarah.
"Kau bodoh kalau berpikir aku hanya bisa menyerang menggunakan Artefak milikku Inugami Kotarou," Kata Brigitte yang secara diam-diam mengendalikan akar pohon itu untuk menusuk perut Kotarou.
Tapi ternyata Kotarou yang terkena tusukan dari akar pohon adalah bunshin yang sudah dipersiapkan oleh Kotarou. Karena Kotarou tiba-tiba saja muncul di belakang tubuh Brigitte dan berkata;
"Nee-san dari Ras naga aku akui aku sama sekali tidak menyangka kalau kau akan menyerang menggunakan akar pohon. Tapi sayangnya yang aku serang itu adalah bunshin spesial yang memiliki aura dan kepadatan yang sama dengan tubuh asli yang kupelajari dari seorang kunoichi bermata sipit dan bertubuh jangkung."