"Bocah sialan!" Teriak Pao Zi yang menyuruh cacing pasir raksasa miliknya untuk menyerang Negi.
'Para bounty hunter yang hendak menangkap Anya dan Nodoka memang profesional,' Kata Negi yang melompat tinggi-tinggi untuk menghindari cacing pasir raksasa yang hendak menyerangnya. 'Sulit untuk menjatuhkan mereka semua hanya dengan satu serangan saja.'
Serangan tentakel dari cacing pasir raksasa, membuat Negi merasa kerepotan. Sehingga Negi memutuskan untuk menggunakan taktik lain yang bisa meningkatkan kecepatannya berkali-kali lipat.
"Rastel Mascir Magister! Veniant Spiritus Aeriales Fulgurientes Cumfulgurationiflet Tempestas Austrina Jovis Tempestas Fulguriens!"
Negi mengucapkan mantra badai petir, andalannya. Karena untuk saat ini Jovis Tempestas Fulguriens adalah mantra sihir dengan daya hancur terkuat yang ia miliki.
"Stagnet Complexio! Supplementum Pro!"
Dengan menggunakan Magia Erebea, Negi mengambil inti sihir dari Jovis Tempestas Fulguriens. Dan memasukkannya ke dalan tubuhnya sendiri.
"Armationem Agilitas Fulminis!"
Dengan memasukkan inti sihir dari Jovis Tempestas Fulguriens, menggunakan Magia Erebea. Tubuh Negi mengalami peningkatan pada kecepatan sehingga ia bisa menghindari tentakel dari cacing pasir raksasa itu.
Negi juga bisa menghabisi seluruh cacing pasir raksasa milik Pao Zi dengan amat cepat, lalu memukul mundur Pao Zi sampai ia terlempar jauh hanya dengan satu pukulan saja.
Tapi begitu Negi berhasil memukul mundur Pao Zi cacing pasir raksasa baru, langsung muncul lagi. Tapi kali ini dengan ukuran yang jauh lebih besar dari sebelumnya.
Melihat ukuran cacing pasir yang muncul lebih besar dari sebelumnya, sama sekali tidak membuat Negi merasa takut. Karena ia langsung mengucapkan mantra baru untuk serangan yang belum pernah ia coba sebelumnya.
"Rastel Mascir Magister Locos Umbrae Regnans, Scathach In Manum Meamdet Jaculum Daemonium Cum Spinis Triginta Jaculotio Fulgoris!!!"
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Negi melempar beberapa buah tombak petir dengan daya hancur yang cukup besar ke arah cacing raksasa itu, dan cacing raksasa itu langsung mati seketika. Tanpa memiliki kesempatan untuk melawan balik sama sekali.
Setelah selesai mengalahkan cacing pasir raksasa itu, Negi langsung berdiri di hadapan Raizou yang saat ini sudah berdiri kembali.
"Hahaha kau sangat kuat bocah! Tapi jangan harap aku akan kalah hanya dengan pukulan yang kau lancarkan padaku tadi," Kata Raizo yang berusaha untuk memukul Negi yang sayangnya tidak berhasil dilakukan, karena Negi sudah memukulnya terlebih dahulu sampai ia pingsan.
"Locos Umbrae Regnans, Scathach In Manum Meamdet Jaculum Daemonium Cum Spinis Triginta Jaculotio Fulgoris!!!"
Sekali lagi Negi mengucapkan mantra tombak sihir, tepat ketika ia melihat Marborgran si tengkorak yang sudah bersiap untuk menyerang dirinya.
Tapi kali ini, ia menggunakan Stagnet Complexio Magia Erebea untuk memasukkan inti sihir dari tombak sihir ke dalam tubuhnya untuk meningkatkan kecepatannya lebih lagi.
'Bocah itu menggunakan tehnik yang entah kenapa rasanya pernah kulihat di masa lalu untuk mengalahkan kami satu-persatu,' Kata Marborgran yang dibuat terkejut dengan Magia Erebea yang digunakan oleh Negi. 'Tehnik mengerikan yang mengingatkanku kepada seseorang.'
'Mahluk sihir berwujud tengkorak itu lebih kuat dari para Bounty Hunter yang lain,' Kata Negi yang menyerang Marborgran dengan pukulan beruntun kecepatan tinggi. 'Dia musuh berbahaya yang harus segera kukalahkan selama Magia Erebea yang kugunakan ini masih aktif!'
'Bocah itu gerakannya sangat cepat, padahal tampaknya ia bahkan belum menginjak usia belasan,' Kata Marborgran yang didesak oleh Negi. 'Tapi akhirnya, berkat bocah lelaki ini, aku bisa mengingat kembali gadis kecil berumur sepuluh tahun yang mengalahkanku lebih dari lima ratus tahun yang lalu.'
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
'Gadis kecil berumur sepuluh tahun yang menggunakan tehnik sihir penghancur yang menyatukan fisik dan jiwa untuk mengalahkan musuh,' Kata Marborgran yang berusaha menggunakan keempat lengannya untuk menahan pukulan beruntunnya Negi.
'Jurus gila yang memakan jiwa dan fisik si pemakai dengan balasan kekuatan berkali-kali lipat lebih besar dari orang biasa, jurus andalan dari ratu sihir kegelapan bersosok anak kecil, daywalker yang paling ditakuti, tehnik terlarang milik Dark Evangel, Magia Erebea!'
Pada akhirnya Marborgran yang merupakan anggota terkuat dari Canis Niger sekalipun, tidak bisa menahan serangan beruntunnya Negi dan akhirnya kalah.
Dan agar Undead seperti Marborgran tidak bisa bangkit kembali, Negi menusukkan tombak berelemen cahaya ke tubuh tengkorak hidup itu.
Chiko Tan yang juga sudah bisa berdiri kembali mencoba untuk menyerang Negi secara diam-diam sambil tetap berpura-pura pingsan. Tapi sayangnya, Shirou yang menyadari kalau Chiko Tan mau menyerang Negi, menusukkan pedang yang memiliki efek bius ke pantatnya Chiko Tan dari jarak jauh. Sehingga Chiko Tan tidak dapat berbuat macam-macam terhadap Negi.
Pada akhirnya, efek dari Magia Erebea menghilang dari tubuh Negi dan efek samping akibat menggunakan Magia Erebea mulai muncul pada tubuh Negi yang untungnya bisa dinetralkan berkat Shirou yang menusukkan Rune Save dari belakang. Sehingga tubuh Negi tidak mengalami kerusakan apapun kecuali rasa sakit akibat menggunakan Magia Erebea.
Melihat Rune Save yang menusuk tubuhnya, Negi sadar kalau saat ini, Shirou ada di belakangnya. Karena di dunia ini hanya Shiroulah yang bisa menggunakan Rune Save.
"Shirou-Nii?" Tanya Negi.
"Sssh jangan banyak bergerak, aku tahu tubuhmu saat ini sedang kesakitan," Kata Shirou yang mencabut Rune Save dari punggungnya Negi. "Sekarang lebih baik kau beristirahat, untuk memulihkan kondisi tubuhmu."
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Negi menganggukan kepalanya lalu pingsan di lengan Shirou. Tubuh Negi yang belum terbiasa menggunakan Magia Erebea mengalami beban yang amat berat. Makanya ia langsung pingsan beberapa saat setelah menggunakan Magia Erebea.
"Ya, ampun adikku yang bodoh ini benar-benar nekat," Kata Shirou sambil menghela nafas. "Padahal kalau mau dia bisa mengalahkan para bounty hunter itu hanya dengan menggunakan Kankaho, tapi dia malah menggunakan Magia Erebea meskipun ia tahu kalau tubuhnya tidak kuat menahan Magia Erebea."
"Adikmu itu menggunakan tehnik yang mengerikan Alucard-Sama," Kata Marborgran yang ternyata masih sadarkan diri dan belum pingsan. "Tapi dia bisa dibilang jenius karena bisa menggunakan tehnik miliknya Evangeline-chan di usia yang sangat muda."
"Kau bisa menyadari identitasku yang lain?" Tanya Shirou yang shock ketika ia mendengar Marborgran menyebut nama Alucard.
"Walaupun saat ini kau adalah manusia biasa yang tidak perlu menghisap darah untuk bertahan hidup, aku tidak akan pernah lupa aura khas dari energi sihir kegelapan yang kau miliki," Jawab Marborgran. "Anda adalah raja dari semua mahluk bertipe undead Alucard-Sama, adalah hal bodoh kalau tidak bisa mengenali raja dari para undead itu sendiri."
"Sigh, aku saat ini bisa dibilang Alucard dan juga bukan dirinya," Kata Shirou. "Kumohon jangan katakan identitasku yang satu lagi kepada siapapun, karena nama Alucard hanya akan memberikanku banyak masalah."
"Aku tidak ada masalah dengan hal itu, Alucard-Sama," Kata Marborgran yang menundukkan kepalanya ke arah Shirou. "Mematuhi perintahmu adalah kewajiban untukku, sebagai seorang undead. Anda sama sekali tidak perlu kuatir, karena aku tidak akan membocorkan kepada siapapun wujud dan Identitas anda yang sekarang Alucard-Sama."
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Shirou lalu memasukkan tubuh Negi, Nodoka, Anya, keempat pemburu harta karun, beserta Kaede dan Setsuna ke dalam bayangannya. Dan ia sendiri pun lalu masuk ke dalam bayangan lalu menghilang dari tempat pertarungan itu. Melihat Shirou akhirnya pergi dari tempat itu, Marborgran merasa lega dan senang. Lega karena raja dari semua undead pergi dari hadapannya karena ia merasa tertekan dengan keberadaan Shirou, dan senang karena ia bisa bertemu lagi dengan raja yang dulu sekali ia pernah layani.
Mungkin saat ini, ia bukan lagi salah satu dari anak buahnya Alucard. Tapi kesetiaan yang ia miliki tetaplah hanya untuk Alucard seorang dan ia tidak akan pernah mau melayani tuan yang lain selain Alucard.
***
Di dalam kediaman Emiya yang berada di Ostia, Shirou muncul dari bayangannya Rin sambil membawa keluar semua orang yang ia masukkan ke dalam bayangannya. Keempat pemburu harta karun yang terluka, beserta dengan Negi langsung dirawat oleh Konoka, Sakura, Rin dan juga oleh Luvia.
Anya dan Nodoka yang bisa dibilang tidak terluka sama sekali langsung melesat mendekati Negi, karena mereka berdua merasa kuatir dengan Negi.
Setsuna dan Kaede yang masih merasa kesemutan karena tubuh mereka terkena hujan petir. Memutuskan untuk beristirahat di sofa yang ada di ruang tamu untuk memulihkan kondisi tubuh mereka.
Misi penyelamatan Nodoka dan Anya sukses seratus persen dan dengan ini anggota Ala Alba yang belum bergabung dengan mereka hanya tinggal Yue.