Chereads / Master of Faker Reborn / Chapter 231 - Chapter 229 - Gu Fei 2

Chapter 231 - Chapter 229 - Gu Fei 2

Ucapan Gu Fei, membuat Sayo merasa shock. Sebagai seorang hantu yang keberadaannya sangat tipis, perkataan Gu Fei barusan membuatnya merasa sangat terhina.

"Gu Fei-san! Ucapanmu barusan keterlaluan!" Teriak Sayo yang tubuhnya membesar kembali ke ukuran normal. "Keberadaanku memanglah tipis, karena kekuatan rohku sangat kecil. Tapi itu bukan berarti kau harus mengatakan hal seperti itu padaku Gu Fei-san!"

"Ahahahahaha maafkan aku, Sayo," Kata Gu Fei sambil mengusap-usap bagian belakang kepalanya. "Tapi bagaimana caranya kau bisa menemukanku di daerah terpencil yang terdiri dari gunung batu yang tinggi semacam ini aru? Aku saja yang sudah berminggu-minggu ada di tempat ini belum bisa menemulan jalan keluar dari kumpulan gunung batu yang sudah seperti labirin aru."

"Pin Ala Alba yang kau pakai adalah alat pelacak yang memang sengaja di buat untuk keadaan seperti sekarang ini, makanya kami jadi mampu melacakmu," Kata Sayo. "Kalau kau ikut denganku, kau bisa keluar dari pegunungan berbatu yang menyesatkan ini."

"Ooooh aku sama sekali tidak tahu kalau pin Ala Alba milikku adalah alat pelacak aru," Kata Gu Fei sambil melihat ke arah pin Ala Alba yang menempel di kerah baju yang ia pakai. "Dan bahkan bisa melacak keberadaanku di tempat terpencil ini, alat pelacak buatan Hakase memang hebat aru."

"Yah, tapi karena sinyal yang bisa di keluarkan oleh pin itu hanya bisa mencapai jarak kira-kira seribu kilometer. Aku, Chachamaru-san dan Asakura-san jadi harus melakukan tour keliling dunia untuk mencari anggota dari Ala Alba yang menghilang," Kata Sayo. "Tapi walau pun perjalanan keliling dunia itu merepotkan, tapi setidaknya usaha kami bertiga tidaklah sia-sia. Karena kami berhasil menemukan dirimu."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Kota Granicus, di dalam rumah ala Jepang yang di buat Shirou. Sakura yang baru saja terbangun dari tidurnya tiba-tiba saja di kejutkan oleh dering dari telepon special yang di buat oleh Hakase yang terpasang di dalam rumah itu. Dan karena tahu kalau telepon itu tidak akan berbunyi kecuali ada seseorang yang menghubungi untuk menyampaikan hal yang penting.

Sakura walau pun dengan enggan, mengangkat gagang telepon yang bentuknya sangat futuristik itu.

"Halo kediaman Emiya di sini," Kata Sakura.

[Ah, suara itu. Sakura-san? Apakah Shirou-kun ada di situ? Ada hal penting yang ingin kubicarakan dengannya] Kata Asakura.

"Kazumi-san? Senpai sedang pergi bersama dengan Nee-san ke kota untuk berbelanja," Kata Sakura. "Kalau ada hal penting yang ingin kau bicarakan katakan saja padaku, nanti akan segera kusampaikan kepada Shirou-Senpai."

[Ah, kalau begitu tolong sampaikan kepada Shirou-kun. Kalau Gu Fei sudah berhasil di temukan di pegunungan Longshan dan saat ini sedang bersama Sayo untuk menemuiku dan Chachamaru-san] Kata Asakura yang merasa agak kecewa karena yang mengangkat telepon bukan Shirou tapi Sakura.

"Oke, nanti akan segera kusampaikan kepada Senpai kabar baik ini," Kata Sakura yang merasa senang karena akhirnya ada anggota dari Ala Alba yang berhasil di temukan. "Aku yakin kalau sebentar lagi Nee-san dan Senpai akan segera pulang."

[Terima kasih banyak Sakura, panggilan ini sekarang akan segera kututup karena panggilan yang kulakukan menggunakan telepon buatan Hakase yang terpasang di dalam tubuh Chachamaru membutuhkan banyak energi. Dan kalau telepon ini kupakai terlalu lama bisa-bisa Chachamaru akan kehabisan energi] Kata Asakura yang menutup panggilan telepon yang ia lakukan tepat setelah ia selesai berbicara.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"Sigh meskipun telepon dari Kazumi sedikit menggangguku, setidaknya aku mendapatkan kabar yang sangat bagus," Kata Sakura yang meletakkan gagang telepon kembali ke tempatnya. "Sekarang tinggal menunggu Shirou-Senpai dan Nee-san kembali, dan aku akan menyampaikan kabar di temukannya Gu Fei kepada mereka berdua."

Baru beberapa detik Sakura selesai berbicara, Shirou dan Rin pulang dengan membawa banyak bahan makanan yang baru saja mereka berdua beli di pasar. Tapi bukan hanya bahan makanan saja yang mereka berdua bawa, di punggungnya Shirou menggendong Nekane Springfield yang keadaannya sudah tampak seperti seorang pengemis.

"Sakura kami pulang," Kata Rin sambil menaruh bahan makanan yang ia bawa di meja dapur yang letaknya tepat berada di dekat pintu masuk.

"Ah, Nee-san, Senpai selamat datang," Kata Sakura. "Ada kabar penting yang..."

Ketika Sakura melihat Nekane sedang di gendong oleh Shirou di punggungnya. Ia sampai tidak dapat berkata-kata, karena ia merasa bingung kenapa Nekane yang seharusnya berada di dunia nyata. Bisa muncul di Mundus Magicus.

"Eh, Senpai kenapa Nekane-san bisa di gendong di atas punggungmu seperti itu?" Tanya Sakura.

"Kami berdua juga di buat bingung kenapa Nekane-san bisa berada di Mundus Magicus," Jawab Shirou sambil meletakkan tubuh Nekane di atas tatami. "Kami berdua menemukan ia pingsan di depan sebuah air mancur dalam keadaan yang sangat memilukan, dan memutuskan untuk membawa Nekane-san kemari karena tidak mungkin aku membiarkan kakak sepupuku menderita. Kita bisa bertanya apa yang ia lakukan di Mundus Magicus nanti kalau ia sudah bangun."

"Ngomong-ngomong Sakura apa Luvia dan Saber masih tidur?" Tanya Rin.

"Ya, keduanya masih tidur dengan lelap setelah semalam berlatih kendo di dojo," Jawab Sakura. "Tapi aku yakin kalau Saber akan bangun kalau mencium bau masakannya Senpai."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"Yah, kita biarkan saja mereka berdua tidur dulu," Kata Shirou. "Sakura tadi kau bilang kalau ada kabar yang sangat penting yang ingin kau sampaikan. Bisa kau beritahu padaku apa kabar penting itu?"

"Kazumi tadi menelepon, dan dia bilang kalau Gu Fei sudah berhasil di temukan," Jawab Sakura. "Saat ini Gu Fei sedang berada di pegunungan berbatu Longshan."

"Itu adalah kabar yang sangat bagus!" Kata Shirou dengan wajah terlihat sangat gembira. "Karena aku dan Rin juga punya kabar yang sangat baik, ketika tadi kami menerima surat yang berasal dari Yuuna dan Makie. Mereka berdua akan tiba di Ostia dalam waktu dua minggu. Itu berarti satu anggota Ala Alba sudah ketemu di tambah dua orang yang keberadaannya tidak di ketahui."

"Kaede, Konoka, Setsuna dan Asuna sudah menghubungi kita kemarin malam begitu juga dengan Anya dan Nodoka satu hari sebelumnya," Kata Rin yang merasa senang karena hampir semua anggota Ala Alba sudah di temukan. "Berarti saat ini yang belum di temukan tinggal Haruna dan Yue."

"Aku punya perasaan tidak enak dengan kedua orang itu," Kata Shirou. "Aku bisa merasakan keberadaan Yue melalui potongan bayanganku yang ada di dalam bayangannya. Tapi entah kenapa aku bisa merasakan rasa kebingungan yang luar biasa dari diri Yue seolah ia sedang kehilangan ingatannya. Sedangkan untuk Haruna, ia lebih seperti berada dalam keadaan senang dan sedih di saat yang sama."

"Shirou ucapanmu sendiri membuatku bingung dan pusing," Kata Rin dengan wajah yang penuh dengan tanda tanya. "Apa sebenarnya maksud dari ucapanmu itu?"

"Eh, aku juga nggak tahu, tapi hal itulah yang kurasakan dari mereka berdua melalui potongan bayanganku," Kata Shirou. "Yah, semoga saja keduanya tidak mengalami hal buruk."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Saotome Haruna, entah kenapa sama sekali tidak dapat mengaktifkan artefak miliknya. Tepat setelah ia tiba di Mundus Magicus. Ketika Haruna memutuskan untuk berkonsultasi kepada ahli dari kartu pactio dan artefak ia akhirnya mengetahui kalau kartu pactio miliknya mengalami sedikit kerusakan akibat perpindahan yang terjadi padanya di Megalomesembria. Sehingga Haruna sama sekali tidak dapat menggunakan artefak miliknya.

Untungnya Haruna tidak pernah lupa membawa alat menggambar miliknya, sehingga ia bisa menggunakan kemampuan menggambar miliknya untuk mencari uang dengan cara membuat sketsa dari wajah seseorang. Tapi uang yang ia dapat dari menggambar sketsa hanya cukup untuk biaya makan dan penginapan. Sehingga Haruna harus melakukan perjalanan sambil kerja sambilan supaya ia bisa tiba di Ostia pada waktu yang tepat.

Bekerja keras bukanlah hal baru untuk Haruna, karena sewaktu di Mahora setiap harinya Haruna harus bekerja keras membagi waktu untuk pelajaran dan naskah manga yang ia harus kerjakan sebelum tenggat waktu yang sudah di tentukan oleh editornya.

Tapi untuk kali ini, Saotome Haruna yang sudah terbiasa bekerja keras sekali pun akhirnya menangis juga. Karena jumlah kerja sambilan yang harus ia ambil sangat banyak jumlahnya, karena kalau tidak Haruna tidak akan memiliki jumlah uang yang cukup untuk bisa pergi ke Ostia dan bertemu kembali dengan teman-temannya.