Chereads / Master of Faker Reborn / Chapter 138 - Chapter 136 - Training Arc Aftermath 3

Chapter 138 - Chapter 136 - Training Arc Aftermath 3

Istana Lebenschilt, area tropis.

"Blaaar!"

Gu Fei yang sedang berlatih bersama dengan Kotaro dan Kaede membelah batu besar menjadi dua dengan memusatkan seluruh ki yang ia miliki di tangan kanannya. Berkat latihan ia lakukan di kubah musim dingin selama 3 bulan, kemampuan Gu Fei dalam mengontrol Ki jadi jauh lebih baik.

"Kerja bagus Gu Fei kemampuanmu sudah jauh lebih meningkat dibandingkan pertama kali kita berlatih bersama," Kata Shirou. "Latihan kontrol yang kau lakukan di kubah musim dingin sangat berguna untukmu."

"Kau hebat Gu Fei bisa membelah batu besar itu menjadi dua!" Kata Konoka yang sudah mengganti kostum sexy nurse yang sebelumnya ia pakai menjadi kostum cute nurse.

"Ahahaha kalian berdua tidak perlu memujiku seperti itu aru," Kata Gu Fei dengan wajah memerah karena ia merasa malu setelah dipuji oleh Shirou dan Konoka. "Kemampuanku masih kalau kalau dibandingkan dengan Shirou-kun atau pun Kaede aru."

"Tak perlu merendahkan diri begitu Gu Fei," Kata Setsuna yang sudah mengganti kimono tembus pandang yang sebelumnya ia pakai menjadi kostum Victorian maid yang jauh lebih sopan dan tertutup. "Level dan kemampuanmu sudah jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya."

"Setsuna-dono benar de gozaru," Kata Kaede. "Sedari awal kemampuan beladirimu sudah hampir mencapai batas orang awam, kalau dipadukan dengan kemampuanmu barumu dalam mengontrol Ki kupikir kau bisa mengejar kemampuanku atau Setsuna-dono de gozaru."

"Melihatmu yang jadi jauh lebih kuat, aku jadi ingin bertarung melawanmu Gu Fei-Nee-san!" Kata Kotaro.

"Ti-tidak usah deh," Kata Gu Fei. "Aku masih baru dalam urusan Ki dan kontrolku juga belum sebagus itu."

"Kau orang yang rendah hati, ya Gu Fei," Kata Shirou sambil tersenyum. "Aku benar-benar suka sifatmu yang seperti itu."

Kata 'suka' yang diucapkan Shirou membuat jantung Gu Fei berdetak amat kencang, dan badannya memanas plus wajahnya jadi amat memerah. Dan beberapa detik kemudian Gu Fei pun langsung pingsan. Rupanya mendengar kata suka dari lelaki yang ia sukai terlalu berat untuk Gu Fei yang cukup polos soal urusan cinta.

"Kyaa Gu Fei!" Teriak Konoka.

"Ya ampun dia pingsan cuma karena Shirou-Nii-san memujinya sedikit!" Kata Kotaro. "Ada-ada saja deh!"

"Pikiran Gu Fei terlalu polos," Kata Kaede. "Makanya begitu Shirou-kun mengucapkan kata suka pada Gu Fei dia langsung pingsan de gozaru."

"Aaah padahal tadi aku bermaksud memuji sifat rendah hatinya," Kata Shirou yang merasa bersalah karena membuat Gu Fei pingsan. "Tapi sepertinya Gu Fei salah mengira dan menyangka aku menyatakan rasa sukaku padanya, sepertinya aku sudah salah bicara."

"Gu Fei itu orang yang polos dan tidak mengerti apapun soal urusan cinta," Kata Setsuna. "Dan ketika ia mendengar kata 'suka' dari lelaki yang ia sukai, hal itu terlalu berat pikirannya yang polos."

"Sigh, aku sudah tahu kalau Gu Fei suka padaku," Kata Shirou. "Walaupun aku tidak tahu sejak kapan ia menyukaiku."

"Gu Fei bilang padaku kalau dia sudah menyukaimu semenjak dia bertemu denganmu di China beberapa tahun yang lalu de gozaru," Kata Kaede. "Ketika kau menunjukkan kemampuan beladirimu yang luar biasa Shirou-kun."

"Aaah, rupanya waktu aku singgah di kota tempat Gu Fei tinggal ketika ayah mengajakku pergi ke China," Kata Shirou. "Aku tidak tahu kalau pertemuanku dengannya 7 tahun yang lalu akan membuatnya menyukaiku seperti itu."

'Tampaknya Shirou-kun tidak menyadari betapa luar biasanya pesona alami yang ia miliki,' Kata Konoka. 'Pantas saja Rin-san menjuluki Shirou-kun sebagai natural playboy, karena walaupun Shirou-kun tidak melakukan apa-apa semua cewek yang normal pasti akan jatuh cinta kepadanya!'

"Sebaiknya Gu Fei kubawa ke kamar tidur," Kata Shirou. "Tidak baik membiarkannya terbaring dilantai seperti itu."

"Tidak boleeeh!" Setsuna, Konoka dan Kaede berteriak secara bersamaan ketika Shirou hendak membawa Gu Fei.

"Eh, kenapa tidak boleh?" Tanya Shirou.

"Kalau kau membawanya dan tiba-tiba Gu Fei terbangun bisa-bisa dia terkena serangan jantung ketika melihatmu Shirou-kun!" Kata Konoka.

"Konoka-dono benar de gozaru," Kata Kaede. "Kondisi mental dari Gu Fei belum stabil karena dia menganggapmu menyatakan cintamu padanya Shirou-kun, kalau dia mendadak bangun ketika kau menggendongnya aku kuatir akan terjadi hal buruk pada Gu Fei."

"Biar kami bertiga yang mengurus Gu Fei, Shirou-Sama," Kata Setsuna. "Kau berlatih saja bersama dengan Kotaro!"

Konoka, Kaede dan Setsuna menggotong tubuh Gu Fei bersama-sama dan meninggalkan Shirou dan Kotaro.

'Apakah mereka merasa cemburu pada Gu Fei karena aku akan menggendongnya?' Kata Shirou sambil mengingat kembali tampang mereka bertiga yang tampak marah ketika mereka memandang ke arah dirinya. 'Sepertinya mereka memang merasa cemburu, sigh disukai terlalu banyak gadis memang sangat merepotkan!'

"Shirou-Nii-san, apa kau mau melakukan sparring denganku?" Tanya Kotaro.

"Oke," Jawab Shirou. "Aku juga ingin tahu sudah semaju apa kemampuanmu."

Kotaro tersenyum sambil memperlihatkan giginya yang putih, bertarung dengan Kaede dan Negi memang menyenangkan. Tapi bagi Kotaro bertarung melawan Shirou jauh lebih kuat dari Kaede ataupun Negi akan lebih menyenangkan.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Istana Lebenschilt, area bungalow tepat 3 hari setelah Gu Fei pingsan.

"Eeeh, kalian berdua sudah berhasil menyelesaikan buku teori sihir yang kupinjamkan pada kalian hanya dalam waktu 3 hari?" Negi terkejut dengan dedikasi Nodoka dan Yue untuk bertambah kuat, keduanya menyelesaikan sesuatu yang biasanya membutuhkan berminggu-minggu hanya dalam waktu 3 hari.

"I-Iya, begitulah," Kata Yue.

"Iya, tapi hanya di teori saja," Kata Nodoka. "Kami berdua belum mempraktekkan yang kami pelajari sama sekali."

"Kalian luar biasa!" Puji Negi. "Selanjutnya aku yang akan mengajari kalian berdua!"

"Baiik!" Kata Nodoka dan Yue.

"Mereka berdua terlalu rajin," Kata Konoka. "Aku saja belum bisa menyelesaikan buku-buku mengenai sihir penyembuhan yang dipinjamkan oleh Rin kepadaku, kalau tidak salah aku baru menyelesaikan setengahnya."

"Konoka-Oujou-Sama apa anda tidak sadar kalau buku yang dipinjamkan oleh Rin-san itu empat kali lebih banyak daripada yang dipelajari oleh Nodoka-san dan Yue-san," Kata Setsuna.

"Eh, benarkah?" Kata Konoka. "Aku sama sekali tidak menyadarinya, lho."

Sementara itu di sisi lain dari bungalow, bersama dengan Rin, Saber dan Sakura yang sedang menginterogasi Shirou.

"Jadi Shirou bisa beritahu kami apa yang sebenarnya kau lakukan selama 4 hari kau ada di Istana ini," Kata Rin. "Karena aku, Sakura dan Saber punya firasat kalau kau melakukan sesuatu yang mesum di Istana ini!"

"Nee-san benar!" Kata Sakura. "Senpai cepat katakan dengan jujur apa yang sebenarnya terjadi!"

"Shirou, jika kau tidak mau jujur kau tahu apa yang akan terjadi bukan?" Kata Saber yang menempelkan pedangnya di leher Shirou.

'Begitu mereka bertiga muncul di Istana Lebenschilt mereka langsung membawaku dan menginterogasiku,' Kata Shirou yang merasa kalau nyawanya akan terancam kalau ia tidak bicara dengan jujur. 'Dan kenapa mereka bertiga bisa memiliki firasat kalau aku mengalami kejadian yang agak mesum!'

Setelahnya Shirou menceritakan apa yang yang terjadi padanya selama 4 hari di Istana Lebenschilt, tentang tindakan nekat Konoka yang berusaha menggodanya menggunakan pakaian sexy nurse dan juga Setsuna yang ikut-ikutan berusaha menggoda dirinya dengan kimono transparan. Shirou bahkan menceritakan soal Gu Fei yang pingsan karena ia tidak sengaja mengucapkan kata yang membuat Gu Fei salah paham.

"Hmm sepertinya memang terjadi hal mesum padamu, Shirou," Kata Rin. "Tapi untunglah kau tidak melakukan apapun pada Setsuna dan Konoka yang sudah jelas menggodamu."

"Fiuuh syukurlah," Kata Sakura. "Untungnya Senpai bisa menahan diri terhadap godaan, kalau tidak entah apa yang akan kulakukan pada Senpai, Setsuna, dan Konoka."

"Aku percaya Shirou tidak akan melakukan hal yang mesum," Kata Saber. "Karena kalau kau samapi melakukan sesuatu yang mesum pada Konoka-san dan Setsuna-san, aku sendiri yang akan menghukummu!"

"Kalian ini!" Kata Shirou. "Kalian tahu sendiri kan aku bukan orang yang seperti itu! Aku lebih memilih mati daripada harus melakukan hal yang tidak-tidak pada seorang gadis!"

Melihat betapa seriusnya perkataan Shirou mereka bertiga jadi merasa tidak enak. Mereka tahu kalau Shirou adalah lelaki baik yang benci melakukan hal yang mesum, tapi kecemburuan dan kecurigaan mereka menutupi akal sehat yang mereka miliki.

"Maafkan kami Shirou, sudah menuduhmu yang tidak-tidak," Kata Rin sambil menundukkan kepalanya. "Rasa cemburu yang berlebihan membuat kami tidak dapat berpikir secara rasional."

"Maaf Senpai, maafkan aku," Kata Sakura sambil menangis. "Aku merasa amat bersalah sudah meragukanmu."

"Memalukan sekali bagiku sebagai seorang ksatria mencurigai orang yang kucintai," Kata Saber. "Maafkan aku Shirou, aku sudah mencurigaimu melakukan perbuatan asusila padahal aku tahu kalau kau bukanlah seseorang yang akan melakukan hal semacam itu."

"Sigh sudahlah," Kata Shirou. "Tidak ada gunanya bagiku untuk tetap marah pada kalian bertiga, itu semua cuma membuang energi. Lagipula aku juga sudah memaafkan kalian."

Ucapan Shirou membuat Saber, Rin dan Sakura merasa senang. Ketiganya langsung memeluk Shirou dan berkata:

"Terima kasih, Shirou/Senpai!"

Pelukan dari ketiganya membuat Shirou merasa hangat dan bahagia, walaupun sebelumnya ia marah kepada mereka bertiga. Shirou tidak mungkin bisa marah dalam waktu yang lama kepada ketiga gadis yang ia sayangi.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Edelfelt Mansion, tidak jauh dari kediaman Yukihiro.

Luvia sedang memeriksa laporan mengenai Fate Averruncus yang baru saja ia dapatkan dari butlernya Auguste.

Ketika Fate Averruncus muncul di Kyoto dan membuat kekacauan, Luvia merasa ia harus mencari informasi yang lebih merinci mengenai Fate Averruncus. Karena Luvia merasa kalau ia akan bertemu kembali dengan Fate Averruncus di Mundus Magicus.

Mencari tahu informasi mengenai musuh yang berbahaya seperti Fate Averruncus adalah hal yang perlu dilakukan.

"Jadi Fate Averruncus yang menyerang di Kyoto adalah bagian dari organisasi teroris yang dulu dikalahkan oleh ayahnya Shero?" Tanya Luvia.

"Benar, Nona," Jawab Auguste. "Sebelum ia muncul kembali di Kyoto beberapa bulan yang lalu, ia terakhir terlihat bertarung melawan Thousand Master di Istanbul Turki 10 tahun yang lalu."

"Kalau begitu menghilangnya Thousand Master berhubungan dengan Fate Averruncus?" Kata Luvia.

"Kemungkinan besar begitu," Kata Auguste. "Informasi yang kudapat tidak mungkin salah, karena aku mendapatkannya dari sumber yang bisa dipercaya."

"Boleh aku tahu siapa nama informanmu itu Auguste?" Tanya Luvia.

"Aku tidak bisa menyebutkan namanya," Jawab Auguste. "Tapi dia dikenal sebagai pria abadi dengan 101 senjata, dengan julukan Dr. Jackal."