11 tahun yang lalu di bagian terdalam dari Ostia, Mundus Magicus.
Nagi, Albiero dan Eishun sedang melawan pasukan tempur dari Megalomesembria yang ingin membunuh Asuna, The Imperial Twilight Princess. Keturunan langsung dari penyihir permulaan, Ialda Baoth.
"Uggh kita terlambat!" Kata Nagi. "Aku nggak suka ini!"
Puluhan kapal tempur dari Megalomesembria yang membawa golem raksasa berterbangan di udara, akan tetapi begitu kapal tempur tersebut mendekati bagian terdalam dari Ostia. Kapal tempur itu seperti kehabisan energi dan langsung jatuh ke tanah.
"Semua kapal tempur tidak berfungsi."
"Tidak berfungsi!? Apakah penyebabnya dinding sihir yang melindungi bagian terdalam dari Ostia?"
"Dipastikan adanya fenomena menghilangnya sihir di area yang luas, dari fenomena ini bisa dipastikan kalau penyebabnya ialah Imperial Twilight Princess."
Trio Nagi, Eishun, dan Albiero mengalami masalah besar karena sihir mereka sama sekali tidak bisa digunakan. Tapi fenomena menghilangnya sihir ternyata hanya sesaat dan akhirnya mereka bisa kembali menggunakan sihir, saat ini mereka bertiga sedang terbang ke bagian terdalam dari Ostia.
"Twilight Princess itu sebenarnya siapa, sih?" Tanya Nagi yang terlihat agak marah karena beberapa menit sebelumnya mendadak ia tidak bisa menggunakan sihirnya dan hampir mati karena terjatuh saat terbang di udara. "Kenapa dia bisa memiliki kemampuan untuk menghilangkan energi sihir!"
"Senjata kuno yang dipakai oleh kerajaan Ostia untuk mempertahankan status kerajaan mereka sebagai kerajaan paling kuat di Mundus Magicus," Jawab Albiero. "Tapi sayangnya karena kekuatan Twilight Princess akhir-akhir ini menurun, kerajaan Ostia mulai mendapat tekanan dan serangan dari negara lain."
"Dan kalau tidak salah Twilight Princess itu masih anak-anak bukan!" Kata Nagi. "Aku tidak suka anak-anak dimanfaatkan sebagai senjata begitu."
"Tenanglah sedikit Nagi!" Eishun berusaha menenangkan Nagi yang terlalu banyak bicara, karena hal itu amat menganggunya. "Kamu berisik tahu!"
"Aku selalu tenang tahu!" Kata Nagi.
"Kerajaan Ostia memanfaatkan gadis kecil seperti Twilight Princess untuk mempertahankan kerajaan mereka di masa perang seperti sekarang," Kata Albiero. "Ditambah saat ini pihak Megalomesembria berusaha untuk mendapatkan Twilight Princess dengan menyerang Ostia, kekuatan gadis kecil itu pasti amatlah spesial."
"Brengsek!" Kata Nagi. "Baik kerajaan Ostia ataupun Megalomesembria sama-sama brengsek!"
Dari puluhan kapal tempur yang terbang ke bagian terdalam dari Ostia, hanya tersisa 3 buah. Dan ketiga buah kapal tempur itu menurunkan 3 golem raksasa tepat di menara tinggi tempat Asuna berada.
Ada 3 orang penyihir yang bertugas untuk menjaga Asuna dan kestabilan dari pengendalian Magic Cancel yang ada pada Asuna. Tapi begitu melihat tangan dari salah satu ketiga golem itu untuk hendak masuk ke dalam menara untuk menculik Asuna, mereka bertiga tidak melakukan apapun malah mereka berusaha untuk kabur. Sayangnya karena ada dua golem lain di luar menara mereka tidak jadi kabur dan memilih berdiam diri di dalam menara berusaha untuk melindungi diri mereka sendiri.
Untungnya Nagi datang di saat yang tepat dan mengalahkan golem itu dalam satu serangan membuat golem itu terjatuh.
"Pergilah bersama anak kecil itu," Kata Nagi kepada ketiga penyihir yang menjaga Asuna. "Serahkan saja selanjutnya pada kami!"
"Ka-kau adalah! Penyihir dari Ala Rubra yang dijuluki sebagai pengguna seribu mantra," Kata salah satu penyihir yang diselamatkan oleh Nagi.
"Benar namaku adalah Nagi Springfield!" Kata Nagi. "Dan julukanku adalah Thousand Master!"
"Nagi merasa bangga dengan ketenarannya," Kata Eishun.
"Fufufu dia memang seperti anak kecil senang sekali dipuji," Kata Albiero.
Setelah satu dari ketiga golem yang datang itu dikalahkan, ada banyak golem lain yang muncul dan hendak menyerang Albiero, Nagi dan Eishun. Ditambah lesser demon yang sudah dicuci otaknya membuat jumlah musuh yang ada jadi bertambah banyak.
Trio Ala Rubra tidak terlihat gentar, mereka bahkan sudah siap untuk melakukan serangan.
Eishun bersiap mencabut pedangnya, Albiero dengan sihir gravitasinya dan Nagi dengan santainya mengucapkan mantera sambik melihat ke buku kecil yang ada di tangan kirinya.
"Eeemh Ekantotakis Kai Khiliakis Astrapsato Khiliarkou Astrape!"
Lima golem berukuran puluhan meter dilenyapkan dalam sekejap oleh sihir seribu petir yang dilepaskan oleh Nagi. Eishun mengalahkan semua lesser demon yang ada hanya dengan satu tebasan. Dan Albiero mengalahkan golem raksasa yang tersisa menggunakan sihir gravitasi miliknya.
Ketiga penyihir yang menjaga Asuna benar-benar terpukau dan takjub dengan apa yang dilakukan oleh para anggota Ala Rubra, kekuatan dan kemampuan yang ditunjukkan oleh mereka bertiga benar-benar di luar akal sehat.
"Aku sudah menyuruh kalian bertiga untuk kabur membawa gadis kecil itu bukan," Kata Nagi yang terbang ke dalam menara setelah selesai mengalahkan musuhnya. "Tapi kenapa kalian masih tetap diam di dalam menara!"
"Apa kau gila!" Teriak salah satu penyihir. "Dengan jumlah musuh sebanyak itu bagaimana kami bisa kabur!"
"Masuk akal!" Kata Nagi. "Tapi kau tak perlu kuatir pak tua! Karena aku sebagai penyihir terkuat di dunia ini ada bersamamu! Yah, walaupun aku tidak lulus sekolah sihir, sih."
"Nagi kau merapalkan mantra yang begitu kuat sambil membaca buku teks seperti itu," Kata Albiero. "Dibujuk sekalipun orang nggak akan percaya!"
"Sigh, itu memang benar," Kata Eishun. "Siapa yang akan percaya Thousand Master yang dijuluki sebagai penyihir terkuat dari Mundus Vetus tidak lulus sekolah sihir."
"Aaaaah kalian berdua berisik," Kata Nagi memalingkan mukanya. "Aku sudah bilang bukan kalau aku tidak lulus sekolah sihir."
"Apalagi sekuat apapun dirimu, aku nggak yakin kalau kau bisa mengubah dunia," Kata Albiero.
"Kau cerewet banget, sih!" Kata Albiero. "Aku akan melakukan apapun yang kuinginkan, dasar bodoh! Kalaupun aku nggak bisa mengubah dunia, masih ada anakku atau cucuku yang bisa melanjutkan misiku! Aku yakin kalau keturunanku bisa mengubah dunia!"
Nagi lalu melirik ke arah Asuna, yang sedang duduk di atas lingkaran sihir besar dengan kedua tangannya dirantai. Darah keluar dari mulutnya dan mengalir di dagunya, wajahnya terlihat tanpa emosi dan pandangan matanya kosong. Asuna terlihat seperti seseorang yang sudah memasrahkan hidupnya dan siap mati kapanpun.
Nagi berlutut lalu membersihkan darah yang mengalir di dagu Asuna.
"Yo, nona, siapa namamu?" Tanya Nagi.
"Na..ma?" Jawab Asuna. "Asuna Vesperina Theotanasia Entheofushia."
"Itu nama yang panjang," Kata Nagi. "Tapi Asuna, ya itu nama yang bagus."
Senyum dari Nagi membuat Asuna merasakan kehangatan yang sudah lama tidak ia rasakan, karena sudah lama sekali ia dikurung di dalan menara itu tanpa ada orang yang mau berbicara secara tulus kepadanya.
"Baiklah Asuna, tunggulah sebentar disini," Kata Nagi. "Musuh baru saja datang lagi, dan aku harus mengalahkannya untuk membuatmu aman."
"Ayo Al, Eishun!" Kata Nagi. "Musuh kita hanyalah ikan teri! Gampang dikalahkan!"
"Iya Iya," Kata Albiero.
"Wah wah, walaupun mereka semua cuma ikan teri kita tidak boleh meremehkan mereka, lho," Kata Eishun.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Asuna terbangun dari tidurnya, ia baru saja mengalami mimpi yang benar-benar aneh. Ia selalu yakin kalau nama aslinya ada Kagurazaka Asuna. Tapi kenapa di mimpi itu namanya berubah menjadi aneh, Asuna Vesperina Theotanasia Entheofushia. Itu nama yang panjang dan melelahkan kalau diucapkan, lagipula Asuna tahu kalau ia adalah orang Jepang. Sejak kapan namanya menjadi nama Eropa begitu? Di mimpi itu ia melihatnya ayahnya Shirou, Konoka dan Albiero dan ketiganya menyelamatkan dirinya yang dikurung di dalam menara yang amat tinggi.
"Mimpi yang aneh," Kata Asuna. "Aku pasti bermimpi begitu karena film Rapunzel yang kutonton bersama dengan Konoka dan Illya tadi malam? Yah itu masuk akal! Mimpiku yang aneh itu pasti pengaruh dari film Rapunzel yang kutonton!"
Asuna berjalan keluar dari kamarnya di kediaman Emiya sambil membawa peralatan mandi. Ia memutuskan mandi adalah obat yang paling bagus untuk menghilangkan stress akibat mimpi aneh yang baru saja dialaminya.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Shirou dan Rin terbangun di saat yang sama dengan Asuna, karena keduanya mengalami mimpi yang sama dengan Asuna. Mereka melihat Ala Rubra yang menyelamatkan Asuna dan juga karena mimpi itu Shirou dan Rin jadi mengetahui identitas aslinya Asuna.
"Imperial Twilight Princess," Kata Shirou. "Senjata kuno yang dipakai kerajaan Ostia untuk menguasai Mundus Magicus, aku tidak percaya kalau identitas Asuna adalah senjata yang paling ditakuti di dunia sihir."
"Tapi itulah kenyataannya Shirou, dan mimpi yang baru saja kita alami menjelaskan kenapa Asuna bisa memiliki Magic Cancel," Kata Rin.
"Rin menurutmu kenapa kita berdua bisa mengalami mimpi itu?" Tanya Shirou. "Apakah mimpi itu adalah sebuah penglihatan masa lalu?"
"Sepertinya mimpi itu disebabkan oleh Asuna yang mengalami mimpi yang sama dengan kita berdua," Jawab Rin. "Karena Asuna adalah partner pactiomu alam bawah sadar kalian berdua jadi terhubung dan kau mengalami mimpi yang sama pula, dan dalam kasusku karena aku dan kau adalah soulmate maka mimpi aku juga ikut mengalami mimpi itu."
"Mimpi itu sepertinya adalah ingatan masa lalunya Asuna," Kata Shirou. "Sepertinya segel ingatan yang kutemukan di kepalanya Asuna sewaktu aku melakukan pactio dengannya, semakin melemah dan secara perlahan Asuna akan mengingat kembali masa lalunya."
"Segel apapun yang ada di kepala Asuna tampaknya tidak bisa menahan Magic Cancel milik Asuna lebih lama," Kata Rin.
"Gara-gara mimpi tadi aku jadi merasa kuatir mengenai rencana kita pergi ke Mundus Magicus untuk mencari keberadaan ayahku," Kata Shirou. "Apakah pergi ke Mundus Magicus adalah ide yang baik, aku takut kalau kita pergi ke sana maka segel di kepalanya Asuna akan lepas seutuhnya dan membuatnya ingat siapa dirinya yang sebenarnya."
"Kita cuma bisa berdoa supaya tidak terjadi hal yang buruk di Mundus Magicus, Shirou," Kata Rin. "Karena Mundus Magicus adalah tempat yang sangat berbahaya."
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Sementara itu di log housenya Evangeline, ia mengalami hal yang sama dengan Rin, Shirou, dan Asuna. Ia melihat ingatan masa lalunya Asuna dalam mimpi. Ia terbangun dengan keringat yang membasahi seluruh tubuhnya, Evangeline benar-benar heran kenapa ia bisa mengalami mimpi yang aneh seperti itu.
"Mimpi yang baru saja kualami," Kata Evangeline. "Apakah itu ingatan masa lalunya Kagurazaka Asuna? Nagi memanggilnya sebagai Twilight Princess, apakah gadis kecil itu memiliki hubungan darah dengan Ialda?"
Author Note: Prolog dari Mundus Magicus Arc.