Chereads / Master of Faker Reborn / Chapter 118 - Chapter 116 - Aftermath

Chapter 118 - Chapter 116 - Aftermath

Satu hari setelah Mahora Festival berakhir, di bagian terdalam dari pulau perpustakaan.

Shirou, Rin, Negi, Konoka, Asuna dan Setsuna berjalan masuk ke bagian dalam pulau perpustakaan untuk memenuhi undangan dari Albiero Imma yang mengundang mereka berenam tepat setelah Mahora Festival berakhir.

Hanya saja ada satu masalah kecil yang membuat mereka semua tidak dapat masuk ke tempat tinggalnya Albiero. Ada seekor Wyvern dewasa yang menjaga pintu gerbang besar menuju tempat tinggalnya Albiero.

"Shi-Shirou-Nii ada dragon yang menjaga pintu besar itu," Kata Negi. "Ka-kalau begini caranya bagaimana kita bisa masuk ke dalam."

"Negi kau salah kadal yang terlalu besar itu bukanlah dragon, melainkan wyvern," Kata Rin. "Kadal besar bersayap yang tidak pantas disebut sebagai dragon."

"Aih kalau begini caranya bagaimana kita bisa masuk ke dalam?" Kata Konoka.

"Kita tinggal perlu melawannya!" Kata Asuna. "Mudah bukan!"

"Shirou-Sama apa kita perlu melawannya?" Tanya Setsuna yang sudah siap mencabut pedang dari sarungnya.

"Sarungkan pedangmu Setsuna," Kata Shirou. "Kita tidak perlu melawannya, Albiero memberikan sesuatu padaku supaya wyvern itu mau minggir."

Shirou bisa saja mengalahkan wyvern itu dengan mudah tapi karena dia tidak ingin melukai binatang peliharaannya Albiero. Sebagai gantinya Shirou mengeluarkan kertas undangan yang diberikan Albiero kepadanya dan memperlihatkannya ke hadapan Wyvern itu.

Wyvern itu akhirnya menyingkir dan memberi jalan untuk Shirou dan yang lain, setelah Shirou memperlihatkan kertas undangan itu.

Mereka berjalan masuk ke dalam gerbang besar yang terbuka dengan sendirinya dan menuruni tangga panjang yang menuju ke bawah tanah.

"Memakai Wyvern sebagai penjaga pintu, Albiero Imma teman ayahmu itu benar-benar kurang kerjaan," Kata Rin. "Aku hampir saja memakai sihir tingkat tinggi untuk membantai Wyvern itu."

"Dia memang orang yang aneh dan suka usil," Kata Shirou. "Evangeline bilang kalau Albiero Imma alias Colonel Sanders yang kulawan di Mahora Budokai adalah orang yang sangat menyebalkan, kurasa kata-kata itu sama sekali tidak salah."

"Shirou-Nii kira-kira apa yang ingin Colonel bicarakan sampai-sampai dia menyuruh kita datang ke tempat tinggalnya, yang berada di bawah tanah dari pulau perpustakaan begini?" Tanya Negi.

"Mungkin tentang ayah kita Nagi Springfield," Jawab Shirou. "Aku tidak bisa memikirkan hal lain selain itu."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Di bagian terdalam dari pulau perpustakaan, ada sebuah pulau melayang yang di keliling oleh air terjun besar dan banyak pohon raksasa. Cahaya matahari masuk melalui sela-sela pepohonan raksasa membuat tempat itu tidak seperti berada di bawah tanah dan ada jembatan besar yang menghubungkan antara pulau melayang itu dengan tangga yang menuju ke permukaan tanah. Di atas pulau itu ada menara bulat yang di atasnya ada kubah kaca.

"Tempat yang indah, ya," Kata Konoka.

"Aku tidak menyangka ada tempat seperti ini di bagian terdalam dari pulau perpustakaan!" Kata Asuna.

"Bangunan ini benar-benar mirip dengan observatorium milik Zelterch," Kata Rin. "Dia benar-benar seperti tiruan dari Zelretch dari hobi dan sifat."

"Albiero ada di lantai tertinggi dari bangunan itu bersama dengan Evangeline," Kata Shirou. "Tampaknya mereka berdua sudah menunggu kita."

Mereka berenam berjalan naik ke lantai tertinggi dari observatorium tempat Albiero tinggal. Dan di sebuah balkon melayang yang mengarah ke air terjun raksasa, mereka semua disambut oleh Evangeline dan Albiero.

"Selamat datang di pesta minum tehku," Kata Albiero.

"Kalian berenam telat!" Kata Evangeline. "Pasti gara-gara pesta penutupan kediaman Emiya yang dilakukan sampai subuh, kalian semua bau bawang."

"Terimakasih atas undangan hari ini," Kata Konoka, Setsuna, Asuna, dan Negi sambil membungkukkan badan mereka.

"Albiero-san, terimakasih atas undangannya," Kata Shirou dan Rin.

"Emiya-san maaf tapi jangan panggil aku Albiero," Albiero memasang tampang yang sangat serius ketika ia berkata begitu, seolah ia tidak suka dengan nama aslinya. "Panggil aku Colonel Xanders!"

'Yup dia benar-benar muridnya Zelretch,' Kata Rin. 'Tingkat kebodohannya pun sama.'

'Kalau Zelretch melihat hal ini dia pasti akan merasa sangat bangga,' Kata Shirou. 'Guru bodoh menghasilkan murid yang sama bodohnya pula.'

"Bah, nama macam apa itu Al!" Kata Evangeline. "Memangnya kau mau jadi maskot dari restoran cepat saji!"

Albiero membalikkan tubuhnya ia secara sengaja tidak mau menanggapi perkataan Evangeline.

"Oi Al! Dengar nggak sih!" Teriak Evangeline.

Karena merasa kesal Albiero tidak mau menanggapi perkataannya, akhirnya Eva mencoba memanggil Albiero dengan nama panggilan yang ia sukai.

"Oi Colonel!" Kata Eva.

"Ada apa kitty?" Kata Albiero.

"Jangan panggil aku dengan nama itu!" Teriak Evangeline sambil meremas mantel Albiero dan mengoyang-goyangkan tubuhnya.

'Dia benar-benar suka mengerjai Eva rupanya,' Kata Shirou, Rin, Negi, Asuna, Setsuna, dan Konoka.

Setelah Albiero puas membuat Evangeline merasa kesal, maka pesta minum teh pun akhirnya dimulai.

"Ini teh yang lezat," Kata Rin. "Bukankah ini teh merah yang terbuat dari plum?"

"Ah, Rin-Nee benar," Kata Negi. "Teh merah dari plum benar-benar lezat, rasanya seperti mencium bau plum! Begitu manis dan menyegarkan."

"Aku punya banyak teh lain yang lezat," Kata Albiero. "Nanti aku akan memberikannya pada Emiya-san."

"Terimakasih Albiero-san," Kata Shirou. "Aku akan sangat senang menerimanya."

"Ah, Albiero-san kenapa tidak langsung memberikannya padaku?" Tanya Negi.

"Kalau soal itu kamu sudah tahu jawabannya bukan, Negi-kun," Kata Albiero.

"Eh, apa maksudmu Albiero-san," Kata Negi.

"Aniki teh buatanmu memang enak," Kata Chamo yang muncul dari saku bajunya Negi. "Tapi teh buatanmu lebih terasa seperti obat daripada teh yang enak untuk dinikmati."

"Ah, begitu ya," Kata Negi dengan wajah memerah. Ia harus mengakui kalau teh buatan kakak lelakinya memang jauh lebih enak daripada buatannya sendiri. "Tapi darimana Albiero-san tahu soal teh buatanku?"

"Aku yang memberitahunya bocah," Kata Evangeline. "Teh buatan Shirou ribuan kali lebih lezat daripada teh buatanmu! Entah kenapa teh jenis apapun yang kau buat rasanya malah jadi seperti obat!"

"Uuuh itu semua karena Nekane-Nee-san cuma mengajariku cara membuat teh herbal," Kata Negi. "Makanya teh apapun yang kubuat rasanya seperti teh obat!"

"Nekane-san tampaknya mengajarimu terlalu keras, Negi," Kata Shirou. "Sampai-sampai kau tidak bisa membuat teh jenis lain."

"Yah, tidak juga, sih," Kata Negi. "Hanya saja aku yang terlalu memperhatikan cara Onee-chan membuat teh, makanya cara membuat teh jenis lain tidak bisa masuk ke dalam otakku karena cara membuat teh yang kupelajari sudah terlalu mendarah daging."

"Daripada terus-terusan membicarakan soal membuat teh ada yang ingin kutanyakan padamu bocah," Kata Evangeline. "Bocah dari peristiwa yang terjadi kemarin, apa yang bisa kau dapatkan?"

"Banyak hal yang bisa kupelajari dari peristiwa kemarin," Kata Negi. "Dan tindakan Chao membuatku sadar, kalau keputusasaan yang begitu dalam bisa membuat orang menghalalkan segala cara untuk meraih hal yang diinginkan."

"Chao mencoba mengubah masa depannya yang buruk dengan pergi ke masa lalu," Kata Evangeline. "Tapi untuk mengubah masa depan itu dia terpaksa melakukan hal yang tidak ingin dia lakukan, bisa kau bayangkan beban yang harus ia tanggung?"

"Aku tidak bisa membayangkannya Master," Kata Negi. "Karena aku tidak tahu masa depan macam apa yang dia alami. Sampai dia terpaksa melakukan hal yang jahat, kalau saja dia mau lebih terbuka denganku atau Shirou-Nii mungkin keadaannya akan berbeda."

"Mungkin juga, tapi karena Chao sudah memilih untuk menanggung semuanya sendirian," Kata Evangeline. "Kita tidak bisa memaksanya."

"Ulah gadis kecil bernama Chao Ling Shen itu benar-benar gawat," Kata Albiero. "Untungnya Emiya-san berhasil mengalahkan Chao, tapi yang membuatku kaget adalah ketika Emiya-san menggunakan Reality Marble. Saat ini baik di Mundus Magicus ataupun di Mundus Vetus, tidak ada yang bisa menggunakan Reality Marble selain Emiya-san."

"Di saat penting begitu kau hanya menontonku dan tidak membantu!" Kata Shirou yang merasa kesal. "Apa kau tidak malu mengaku sebagai teman dari ayahku!"

"Terus terang aku merasa sedikit malu," Kata Albiero. "Tapi karena aku tahu kau memiliki kekuatan untuk mengalahkan gadis kecil itu, makanya aku memilih menontonmu."

Asuna, Konoka, dan Negi sekali lagi dibuat bingung dengan Reality Marble, mereka benar-benar ingin tahu apa itu sebenarnya Reality Marble.

"Anu, Shirou-Nii Reality Marble itu sebenarnya apa sih?" Tanya Negi yang sama sekali tidak bisa menahan rasa penasarannya.

"Hmm bagaimana aku menjelaskannya, ya," Kata Shirou. "Dalam hal seperti ini aku kurang ahli. Rin bisa kau tolong jelaskan pada Negi apa itu Reality Marble?"

"Sigh, Shirou kau merepotkanku saja," Kata Rin. "Begini ya Negi Reality Marble adalah proyeksi dari dunia di dalam roh seseorang ke dunia nyata berdasarkan World Egg Theory. Dengan kata lain mewujudkan dimensi lain yang berada dalam roh diri sendiri ke dunia nyata, dan dalam kasus Shirou Reality Marble miliknya disebut Unlimited Blade Work atau Mugen no Kensei. Tempat Shirou menempa dan menyimpan seluruh senjata yang dia buat dan tiru."

"Shi-Shirou-Nii, apakah yang dikatakan Rin-san itu benar?" Tanya Negi. "Kau bisa memproyeksikan dimensi yang ada di dalam rohmu!?"

"Kira-kira begitu," Jawab Shirou. "Walaupun aku akan sangat kelelahan kalau menggunakan Unlimited Blade Works dalam waktu yang lama."

"Luar biasa aku tidak tahu kalau Shirou-kun bisa menggunakan tehnik yang overpower seperti itu!" Kata Konoka.

"Tehnik itu memang overpower Konoka-Oujou-Sama," Kata Setsuna. "Tapi energi yang diperlukan untuk memakainya juga sangat besar, jadi itu bukanlah tehnik yang bisa dipakai secara bebas."

"Aku sama sekali nggak ngerti kalian membicarakan apa!" Kata Asuna yang kepalanya mengeluarkan asap. "Pembicaraan kalian terlalu rumit! Otakku tidak bisa memprosesnya!"

"Spec otak Asuna memang rendah seperti biasa," Kata Konoka.

"Itu benar, otaknya tidak bisa dipakai untuk memikirkan hal yang rumit!" Kata Rin.

"Aku tidak bisa menyangkalnya, Asuna-san memang salah satu orang paling bodoh di kelas," Kata Setsuna. "Walaupun Makie-san jauh lebih bodoh darinya, sih."

"Aku merasa kasihan dengan Asuna-san," Kata Negi. "Otaknya memang memerlukan upgrade!"

"Aku tidak akan ikut komentar untuk hal ini," Kata Shirou.

"Kagurazaka Asuna begitu bodoh sampai-sampai kepalanya mengeluarkan asap kalau kebanyakan berpikir," Kata Evangeline. "Aku tidak tahu harus merasa kasihan atau tertawa."

Karena otaknya terlalu panas, Asuna akhirnya pingsan. Dia memang tidak boleh berpikir terlalu keras.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"Emiya-san, Negi-san alasan kalian pasti sudah tahu alasanku memanggil kalian berdua kesini," Kata Albiero.

"Apakah mengenai ayah kami Nagi Springfield?" Tanya Shirou.

"Kau benar," Jawab Albiero. "Hal yang ingin kuberitahu pada kalian berdua ialah mengenai Nagi, yang sampai sekarang masih hidup."

Negi, Asuna, Setsuna dan Konoka terlihat shock mendengar ucapan Albiero. Hal yang ia katakan memang sangat mengejutkan.

Tapi tidak dengan Shirou dan Rin keduanya sudah terlalu sering mendengar hal yang mengejutkan sampai-sampai tidak akan bereaksi apa-apa terhadap hal yang diucapkan oleh Albiero. Kecuali tentunya untuk hal yang lebih menggemparkan.

"A-Albiero-san da-darimana kau bisa yakin mengenai hal itu!?" Negi shock ia tahu kalau ayahnya masih hidup, tapi tidak menyangka kalau ada orang lain yang mengatakan hal itu kepadanya.

Albiero mengeluarkan kartu pactio dari mantelnya dan menunjukkannya pada Negi.

"Kartu pactio ini adalah kartuku dengan Thousand Master, kartu ini masih hidup. Dan itu adalah bukti kalau Nagi masih selamat," Kata Albiero. "Kalau dia sudah mati kartu ini juga akan mati, dan kalau kalian berpikir aku melakukan pactio dengan ciuman kalian salah. Kami melakukan kontrak darah!"

Asuna dan Konoka yang berpikir kalau Albiero dan Nagi berciuman mukanya memerah karena merasa malu telah berpikir mesum.

"Syukurlah kalau begitu," Kata Negi. "Dengan begini kita tinggal mencari dimana saat ini dia berada saja benarkan Shirou-Nii?"

"Kau benar Negi," Kata Shirou. "Sesuai rencana liburan musim panas ini kita akan pergi ke Mundus Magicus untuk mencari keberadaan ayah kita!"

Shirou tersenyum melihat Negi, dia tidak tahu kalau Negi ingin bertemu dengan Nagi, Shirou cukup mengeluarkan kopian dari Nagi yang berada di gulungan terlarang. Tapi Shirou merasa sekarang bukanlah saat yang tepat, karena Shirou takut Albiero akan merebut kembali kopian Nagi dari dirinya. Karena itu ia memutuskan untuk mempertemukan Negi dengan Nagi di Villa Eva.

Pesta minum teh itu berlanjut dengan kedatangan Kasumi, Chisame, Chachamaru, Yue, Nodoka, Haruna, Gu Fei, Kaede dan Kotaro yang juga diundang oleh Albiero. Tentu saja kedatangan mereka semua membuat pesta minum teh makin kacau dan pesta harus dihentikan lebih cepat.

Author Note: Selanjutnya adalah cerita mengenai Misora.