Chereads / Master of Faker Reborn / Chapter 107 - Chapter 105 - Mahora Festival Last Arc 11

Chapter 107 - Chapter 105 - Mahora Festival Last Arc 11

Trio Cheerleader yang masih berada di pinggir danau Mahora.

"Hebat sekali! Robot raksasa yang mirip seperti rip-off dari Ev* itu benar-benar tampak seperti sungguhan!" Madoka menembaki dua Tanaka yang ada di hadapannya sambil melihat ke arah robot raksasa yang tiba-tiba saja muncul. "Dan Takahata-Sensei yang menghancurkan robot itu terlihat amat keren!"

"Selain itu suasana di Mahora Gakuen ini sudah tampak seperti di film Sci-Fi!" Misa yang berada di belakang Madoka benar-benar senang karena ia bisa merasakan suasana yang hanya ada di film Sci-Fi. "Benar-benar menyenangkan!"

"Aaaah sial! KenapaTakahata-Sensei yang menghancurkan robot raksasa itu! Aku jadi rugi besar!" Sakurako yang langsung bertaruh di bandar judi online ketika ia melihat kemunculan robot raksasa dari permukaan danau benar-benar merasa kesal, karena ia bertaruh kalau Negilah yang akan mengalahkan robot itu dan bukan Takahata. Instingnya dalam berjudi yang biasanya selalu tepat benar-benar meleset kali ini.

"Memangnya kamu siapa yang kamu sangka akan mengalahkan robot itu Sakurako?" Tanya Misa.

"Aku bertaruh pada Negi-Sensei!" Jawab Sakurako. "Tapi ternyata perkiraanku yang tidak pernah salah ini meleset!"

"Tidak pernah salah apanya bukannya taruhanmu sebelumnya di Mahora Budokai juga meleset?" Kata Madoka. "Kamu bertaruh kalau peserta misterius bernama Coloner Sanders itu yang akan menjadi juara, tapi pada akhirnya yang menjadi juara itu peserta bertampang seram Alucard."

"Ukkh jangan ingatkan aku soal kekalahanku yang itu," Kata Sakurako. "Aku rugi 50000 yen!"

"Makanya jangan berjudi!" Kata Misa. "Mentang-mentang keberuntunganmu bagus dalam berjudi kamu setiap hari berjudi tanpa ingat waktu dan tempat!"

"Tidak mau!" Kata Sakurako. "Di taruhan yang selanjutnya aku pasti menang banyak! Lihat saja nanti!"

"Terserah kamu saja deh," Kata Misa dan Madoka sambil menghela nafas merasa capek memperingatkan Sakurako.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Tak jauh dari tempat trio cheerleader, Yuna, Ako dan Akira melawan para robot.

"Kok sepertinya robot yang muncul jadi tambah banyak?" Akira merasa sedikit bingung karena walaupun ia dan kedua temannya sudah mengalahkan banyak sekali musuh, tapi jumlah malah bertambah.

Di sisi lain Ako dan Yuna yang berada di sisi sebelah kanannya Akira sedang sedikit kesulitan, keduanya sedikit terhempas ke belakang akibat ledakan yang berasal dari sinar pemusnah baju.

"Kya kya!" Ako terlihat amat panik karena pakaian yang ia kenakan hampir saja menjadi korban sinar pemusnah baju.

"Bang Bang Bang!" Yuna menembaki salah satu spider drone yang sudah babak belur karena diserang oleh banyak orang. Dan Yuna berhasil mengalahkan spider drone itu setelah ia menghabiskan seluruh peluru yang ada di pistol sihir miliknya.

"Uggh lagi-lagi aku kehabisan peluru! Tapi untunglah spider drone itu berhasil kukalahkan!"

"Yuna rangkingmu naik lagi, lho!" Ako menunjuk ke arah papan hologram berukuran besar yang ada di udara karena ia penasaran dirinya ada di peringkat berapa.

"Sip aku ada di peringkat 25!" Teriak Yuna.

"Aku ada di peringkat 40 sedangkan Ako 42," Kata Akira. "Tapi kalian berdua coba lihat siapa yang ada di urutan pertama!"

"Fu-Fujimura-Sensei berada di urutan pertama setelah menghabisi 352 robot!" Kata Ako shock.

"Curang! Bukannya para guru harusnya jadi Hero Unit!" Yuna tidak bisa menerima ketika ia melihat guru perempuan paling menakutkan di Mahora berada di urutan ke 1.

"Yuna dia itu Fujimura-Sensei," Kata Akira. "Tidak aneh kalau ia memilih ikut sebagai peserta dan berusaha mengalahkan musuh sebanyak-banyaknya."

"Fujimura-Sensei pasti mengincar tiket makan gratis selama 2 tahun yang menjadi hadiah pertama dari Survival Games ini," Kata Ako.

"Uukh kalau soal makan gratis, Fujimura-Sensei pasti akan melakukan apapun!" Kata Yuna. "Yoosh aku juga tidak boleh kalah!"

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Di tenda tempat pertolongan pertama.

"Hiks hiks."

"Kamu anak yang baik, tahan rasa sakitmu sebentar, ya."

"Practe Biginar Tui Gratia Jovis Gratia Sit."

Konoka mengobati anak kecil yang terluka menggunakan mantra penyembuh yang paling dasar, dan dalam sekejap luka yang ada di lutut anak kecil yang diobati oleh Konoka menutup.

"Eeh, lho, lukaku menutup dan jadi tidak sakit lagi! Hebat bagaimana Onee-chan bisa melakukannya?" Tanya anak kecil itu.

"Ehehehe habisnya Onee-chan adalah seorang penyihir," Jawab Konoka.

Anak kecil yang sudah diobati oleh Konoka berdiri dan membungkukkan badannya ke arah Konoka lalu mengucapkan terima kasih setelah itu pergi dari tenda.

"Untunglah hanya sedikit orang yang terluka," Kata Konoka merasa lega. "Dengan even besar yang sedang berlangsung sedikit orang yang terluka adalah sebuah keajaiban."

"Soalnya para peserta memakai jubah yang bisa mencegah kecelakaan, sih," Kata Misora. "Karena kita sudah santai, ayo kita minum teh dan maka kue."

"Jangan santai-santai! Cepat kerja sana dunia sedang dalam bahaya tahu!" Teriak Sister Shaaktee.

"Baik Sister Shaaktee!" Teriak Misora yang langsung berlari bersama dengan Kokone partner pactionya yang duduk di atas bahunya.

"Aku tenang karena nggak ada yang terluka," Kata Konoka. "Tapi apa Shirou-kun dan teman-teman yang lain akan baik-baik saja?"

"Tenanglah Konoka," Kata Nodoka. "Shirou-kun sangat kuat bukan tidak mungkin dia akan kalah."

"Nodoka benar Konoka," Kata Yue. "Jangan terlalu cemas begitu tidak baik untuk kesehatan mentalmu!"

"Tapi tetap saja aku tidak bisa tidak merasa khawatir," Kata Konoka.

"Kalau begitu berdoalah supaya Shirou-kun dan teman-teman kita tetap selamat," Kata Haruna. "Karena bisa dibilang kita yang ada disini adalah orang-orang yang tidak berguna dalam pertarungan langsung, jadi mungkin yang bisa kita lakukan hanyalah berdoa."

Konoka, Nodoka dan Yue benar-benar tercengang mendengar perkataan dari Haruna. Mereka tidak menyangka kalau Haruna yang biasanya bersikap mesum, seenaknya dan mau menang sendiri bisa mengatakan hal yang positif.

"A-aku shock mendengar Haruna mengatakan hal yang benar," Kata Yue.

"Apa kau benar-benar Haruna," Kata Konoka. "Kau bukan hantu yang merasuki tubuh Haruna kan?"

"Ti-tidak dapat dipercaya Haruna gadis yang paling suka memanfaatkan orang lain di kelas 3-a bisa mengatakan hal yang menginspirasi macam itu!" Kata Nodoka.

"Kalian bertiga, aku sudah capek-capek mengatakan hal yang bagus sesekali tapi kalian malah menghinaku begitu!" Teriak Haruna merasa tersinggung dengan kata-kata ketiga temannya. "Serendah itukah diriku di hadapan kalian bertiga!"

"Memang," Kata Nodoka, Konoka dan Yue.

"Ukkkkh!" Haruna tidak bisa membantah kata-kata dari ketiga temannya karena apa yang dikatakan oleh ketiga temannya adalah kenyataan.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Mari kita mundur waktunya beberapa menit, untuk melihat bagaimana para guru penyihir di Mahora menghadapi salah satu dari robot raksasa yang muncul.

"Bagaimana apa roh yang ada di dalam golem raksasa itu bisa disegel?" Tanya Yotsuba Nijuuin ayahnya Satsuki Yotsuba salah satu murid di kelas 3-a. Kepada salah satu penyihir yang ahli dalam penyegelan.

"Tidak bisa, roh yang menggerakan golem itu jumlahnya terlalu banyak mustahil untuk disegel!"

"Ciih kita tidak mungkin membantu Nijuuin-Sensei karena aku ataupun Asuna-san sama sekali tidak tahu tehnik penyegelan!" Kata Setsuna.

"Tidak bisa berbuat apapun memang menyebalkan!" Kata Asuna.

"Nijuuin, Setsuna, Asuna, minggirlah sedikit," Kata Takahata yang tiba-tiba saja muncul di belakang Setsuna. "Biar aku yang maju."

"Ta-Takahata-Sensei," Kata Asuna dengan wajah yang sedikit memerah.

Takahata menggunakan Kankaho dan menyerang robot itu menggunakan super Iai Ken. Tepat di bagian tangan kiri dan tangan kanan robot itu, tapi karena tubuh robot itu amat keras,Takahata mengalami sedikit kesulitan untuk menghancurkannya.

'Hmm, tubuh robot itu amat keras,'

"Nijuuin-san pengekangnya hancur!"

"Ini gawat!" Kata Nijuuin. "Takamichi cepat hancurkan robot itu!"

Setelah mendengar kata-kata Nijuuin, Takahata menjadi semakin serius. Dia meningkatkan daya hancur yang ada pada super Iai ken yang ia gunakan dan kali ini mengincar bagian tengah dari robot itu.

Dan dalam sekejap robot itu terjatuh dan bagian tengah dari tubuh robot itu berlubang besar.

"Misi selesai," Kata Takamichi.