Shirou membawa Chisame pergi ke tempat yang cukup sepi, yaitu sebuah ruang baca yang sedang tidak dipakai.
"Kamu tidak apa-apa Chisame-san?" Tanya Shirou.
"A-Aku tidak apa-apa Emiya-san," Jawab Chisame sambil memegangi selimut yang menutupi tubuhnya dan dengan wajah yang amat memerah. "Terima kasih sudah menolongku."
"Tidak masalah Chisame-san," Kata Shirou. "Aku cuma membantu teman sekelas yang sedang berada dalam masalah."
Chisame merasakan adanya keanehan pada dirinya. Jantungnya berdegup dengan begitu kencang dan tubuhnya terasa amat panas. Semua itu terjadi tepat di saat dirinya ditolong oleh Shirou.
'Kenapa aku merasa begini ketika aku ada di dekatnya?' Di saat Chisame sedang merasa bingung, Shirou mendekati Chisame karena Shirou merasa khawatir dengan keadaan dari Chisame yang wajahnya terlihat memerah.
"Chisame-san kenapa wajahmu memerah begitu?" Tanya Shirou sambil menyentuh dahi Chisame menggunakan dahinya sendiri "Suhu tubuhmu juga terasa amat panas! Kamu mengalami demam Chisame-san!"
Chisame yang pada dasarnya tidak pernah memiliki pacar ataupun teman lelaki akhirnya pingsan, karena apa yang Shirou lakukan padanya. Sedangkan Shirou yang memang kurang peka mengenai hubungan lelaki dan perempuan tidak menyadari kalau Chisame menjadi seperti itu karena ia berada terlalu dekat dengan Chisame.
"Chisame-san!" Teriak Shirou yang terkejut karena Chisame mendadak pingsan.
"Shirou ada apa dengan Chisame?" Tanya Rin yang masuk ke ruang baca setelah mendengar teriakan dari Shirou.
"Kurasa dia pingsan karena demam," Jawab Shirou. "Aku tadi merasa khawatir pada Chisame-san, karena wajahnya memerah. Makanya aku tadi menempelkan dahiku pada dahi Chisame-san untuk memeriksa apakah tubuhnya mengalami demam atau tidak, dan ternyata dugaanku benar. Tubuh Chisame-san mengalami demam parah dan ia langsung pingsan."
Setelah mendengar penjelasan dari Shirou Rin bisa menduga apa yang sebenarnya terjadi. Rin menepuk dahinya karena terkadang dia melupakan betapa tidak pekanya pria yang ia cintai itu soal hubungan lelaki dan perempuan.
"Aku berkeliling mencarimu dan Chisame untuk memberikan baju pada Chisame-san karena aku yakin dia pasti membutuhkannya," Kata Rin. "Tapi kamu malah membuatnya pingsan Shirou, aku terkadang lupa betapa bodoh dan tidak pekanya dirimu."
"Eeeh, Rin," Kata Shirou yang bingung dengan kata-kata Rin. "Kamu bicara apa,ya?"
"Chisame pingsan bukan karena deman Shirou," Kata Rin sambil menghela nafas. "Chisame pingsan karena kamu berada terlalu dekat dengannya."
"Haaaaah? Kenapa bisa begitu?" Tanya Shirou.
"Chisame itu yang kutahu tidak pernah memiliki teman lelaki ataupun pacar," Jawab Rin. "Jadi begitu ia berada begitu dekat dengan seorang pria, Chisame merasa malu dan bingung harus bereaksi apa. Makanya otaknya jadi kepanasan dan ia menjadi pingsan."
"Aaaaah," Kata Shirou dengan wajah memerah. "Aku paham sekarang kenapa Chisame mendadak pingsan. Ternyata aku penyebabnya."
"Aku sekarang akan memakaikan pakaian pada tubuh Chisame, karena saat ini ia tidak memakai apapun pada tubuhnya selain selimut yang kau buat," Kata Rin. "Dan setelah itu Shirou, kamu harus membantuku membawanya ke ruang kesehatan!"
"Baiklah, membawanya ke ruang kesehatan bukanlah masalah untukku," Kata Shirou. "Lagipula aku yang membuat Chisame pingsan jadi setidaknya aku bisa melakukan itu sebagai rasa tanggung jawabku kepada Chisame."
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Ahahahahahaha Negi-kun, kamu benar-benar imut!" Kata Makie yang memeluk Negi dengan begitu erat.
"Ma-Makie-san lepaskan aku!" Kata Negi. "Aku sesak nafas, nih!"
"Sasaki Makie lepaskan Negi-Sensei dari pelukanmu!" Teriak Ayaka. "Negi-Sensei kesulitan bernafas karena kamu memeluknya terlalu kencang!"
"Aku tidak mau ketua kelas!" Kata Makie. "Negi-kun terlalu imut untuk kulepas dari pelukanku!"
Makie yang semenjak lomba cosplay dimulai bersikap aneh dan tidak seperti dirinya sama sekali. Menjadi semakin bersikap aneh dan tidak jelas. Dan saat ini ia sama sekali tidak mau melepaskan pelukannya pada Negi.
"Kenapa Makie-san jadi aneh begini?" Kata Ayaka yang bingung. "Dia benar-benar jadi seperti orang lain."
"Ayaka-Nee-chan, Onee-san yang memeluk Negi itu tubuhnya sangat berbau alkohol," Kata Kotaro. "Dan aku sudah mencium bau alkohol itu dari awal perlombaan Cosplay dimulai."
"Apaaa!" Kata Ayaka yang terkejut mendengar penjelasan Kotaro. "Makie berbau alkohol katamu! Pantas saja Makie jadi aneh begitu! Rupanya oa sedang mabuk!"
"Aku tidak mabuk!" Teriak Makie yang mendengar kata-kata Ayaka. "Kepalaku cuma terasa sedikit lebih ringan! Setelah meminum jus aneh yang kubeli dari mesin penjual minuman yanga ada tanda 20+!"
"Makie-san itu mesin penjual bir!" Kata Ayaka. "Dan yang kamu minum itu bukan jus! Tapi bir!"
"Ahahahahaha!" Makie sekarang malah tertawa mendengar kata-kata Ayaka. "Ketua kelas bodoh! Sudah jelas yang kuminum itu adalah jus dan bukan bir! Aku ini masih SMP dan di bawah umur! Mana berani aku minum sesuatu yang mengandung alkohol!"
Karena Makie tertawa mendengar kata-kata Ayaka. Makie jadi melepaskan pelukannya pada Negi. Negi tentu saja tidak menyia-nyiakan kesempatan, dengan cepat Negi berlari menjauhi Makie supaya ia tidak dipeluk lagi oleh Makie yang sedang mabuk.
"Ketua kelas apa yang harus kita lakukan?" Tanya Negi. "Aku benar-benar tidak menyangka Makie-san bisa mabuk begitu!"
"Aku juga bingung Negi-Sensei," Jawab Ayaka. "Ini pertama kalinya aku berurusan dengan orang mabuk!"
"Kita biarkan saja dia dulu," Kata Kotaro. "Aku sebelumnya pernah berurusan dengan orang yang mabuk. Kalau Makie-Onee-san dibiarkan saja tidak lama lagi juga dia akan tertidur karena pengaruh alkohol."
Dan benar saja, sesuai dengan perkataan Kotaro. Beberapa menit kemudian Makie tertidur di lantai sampai-sampai terdengar suara mendengkur yang begitu kencang.
"Perkataanmu ternyata benar Kotaro," Kata Negi. "Makie-san akhirnya tertidur!"
"Tuh, kan apa kubilang," Kata Kotaro.
"Haaaah, Makie-san benar-benar merepotkan," Kata Ayaka. "Bisa-bisanya dia meminum minuman yang mengandung alkohol."
"Semuanya sudah terjadi, menyalahkan Makie-san juga percuma," Kata Negi. "Lebih baik saat ini kita bawa Makie-san ke ruang kesehatan supaya dia bisa beristirahat dengan lebih baik."
Negi lalu menggendong tubuh Makie di punggungnya, lalu membawa Makie menuju ruang kesehatan. Ayaka tentu saja merasa cemburu karena Negi menggendong Makie di punggungnya, tapi saat ini dia cuma bisa menggigit jari dan menahan dirinya. Karena Makie saat ini memang butuh bantuan lagipula Ayaka merasa dia sudah mendapatkan hal yang lebih baik daripada Makie hari ini, yaitu ketika Negi tertidur di pangkuannya dan hal tersebut Ayaka anggap menjadi salah satu hal terbaik yang pernah terjadi pada dirinya.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Villa Evangeline, di malam pertama dari Mahora Festival. Di pantai buatan yang berada di bagian bawah villa.
"Haaah benar-benar hari yang melelahkan!" Rin saat ini sedang bersantai di atas kursi pantai sambil mengenakan bikini merah tua kesayangannya.
"Onee-chan memang benar," Kata Sakura yang duduk di kursi pantai yang ada di sebelah kanan Rin dan Sakura mengenakan bikini berwarna pink. "Hari pertama dari Mahora Festival selalu yang paling melelahkan!"
"Teman-teman kita memaksa begadang untuk pesta sampai jam 4 pagi, sih," Kata Konoka yang duduk di kursi pantai yang berada di sebelah kiri Rin sambil memakai pakaian renang sekolah. "Sampai-sampai Taiga-Sensei harus menghentikan pestanya karena Haruna mengeluarkan sebotol sake."
"Untungnya tidak ada yang meminum sake yang dibawa oleh Haruna," Kata Asuna yang berada di sebelah Konoka dan memakai pakaian renang yang sama.
"Yup, kalau tidak kejadiannya bisa seperti tadi siang ketika Makie menjadi mabuk karena salah membeli minuman," Kata Rin. "Makie benar-benar menjadi seperti orang lain ketika ia mabuk dan lagi ia merepotkan banyak orang karena mabuknya itu."
"Aku juga mendengar ceritanya dari Shirou-Senpai ketika aku diajak naik Feeris Wheel tadi sore oleh Senpai," Kata Sakura. "Tidak kusangka kalau Makie-san bisa mabuk begitu."
"Untungnya menjelang petang Makie sadar dari mabuknya," Kata Konoka. "Walaupun akhirnya dia tetap dimarahi habis-habisan juga oleh Taiga-Sensei."
"Daripada membicarakan Makie apa kalian melihat Shirou?" Tanya Rin. "Aku sedari tadi tidak melihatnya."
"Dia sedang berlatih bersama Kotaro-kun dan Negi-kun di bagian atas villa," Jawab Konoka. "Tampaknya Negi-kun masih kesulitan mempelajari tehnik yang diajarkan oleh Shirou-kun."
"Anak itu memang jauh lebih jago di teori," Kata Asuna. "Soal praktek kemampuan Negi bahkan berada di bawahku!"
"Itu karena bakat olahragamu jauh lebih hebat darinya Asuna-san," Kata Sakura. "Tapi kalau soal otak dan taktik Negi-kun berada jauh di atasmu."
"Sakura-san perkataanmu sangat benar!" Kata Konoka. "Asuna memang sangat bebal kalau soal yang memakai otak."
"Konoka! otakku tidaklah sebebal itu!" Kata Asuna dengan wajah yang memerah karena malu. "Buktinya aku bisa mendapatkan nilai 72 di ujian tengah semester kemarin."
"Tapi itu setelah aku, Shirou-kun dan Negi-kun yang mengajarimu selama beberapa minggu di villa ini," Kata Konoka. "Kalau tidak nilaimu tidak akan mungkin bisa sebagus itu."
"Uukh jangan ingatkan aku soal itu Konoka!" Kata Asuna. "Mengingatnya saja sudah membuat aku trauma!"
XxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxX
"Negi masa kamu belum bisa juga," Kata Kotaro. "Padahal Asuna-Nee-chan menguasai shundo hanya dalam beberapa kali coba, sedangkan kamu sudah berlatih di villa ini selama seminggu tapi kami belum menguasai shundo sama sekali!"
"Aku mengerti cara kerja shundo secara teori," Kata Negi. "Tapi melakukannya secara langsung benar-benar susah!"
"Yaah, Negi baru saja mempelajari soal ki," Kata Shirou. "Jadi wajar kalau dia belum menguasai shundo, apalagi bakat beladiri Negi berada jauh di bawah Asuna jadi hal yang wajar kalau Negi agak kesulitan menguasainya."
"Bakat olahraga atau beladiri Asuna-Nee memang tidak normal, sih," Kata Chamo. "Tapi aku lebih kaget lagi dengan Shirou Aniki yang menguasai shundo dengan sekali lihat!"
"Teori dan prakteknya hampir sama dengan sihir penguatan yang selalu kulatih dan kupakai selama bertahun-tahun," Kata Shirou. "Jadi mudah bagiku untuk menguasainya!"
"Shirou-nii-san terlalu abnormal," Kata Kotaro. "Shirou-nii-san bahkan bisa mempelajari teori tentang ki hanya dengan beberapa kali mendengarkan penjelasan dari Setsuna-nee-san!"
"Shirou mewarisi bakat beladiri Nagi makanya Shirou bisa mempelajari Shundo dan teori tentang ki dalam waktu yang singkat," Kata Evangeline sambil berjalan mendekati Shirou, Negi dan Kotaro. "Berbeda jauh dengan adiknya yang hanya mewarisi wajah Nagi."
"Ma-master!" Kata Negi yang kaget dengan kemunculan Evangeline. "A-apa maksud perkataanmu?"
"Kau ini!" Kata Evangeline sambil menepuk dahinya. "Aku terkadang bingung apa kau itu jenius atau bodoh!"
"Negi maksud dari perkataan Evangeline ialah kamu mewarisi wajah dari ayah kita, karena kamu sangat mirip dengannya," Shirou menjelaskan pada Negi yang agak kebingungan. "Sedangkan aku mewarisi bakat beladiri dari ayah kita Nagi Springfield."
"Ja-jadi aku sama sekali tidak mewarisi bakat beladiri ayah sama sekali?" Tanya Negi dengan nada yang sedih.
"Sayangnya tidak," Jawab Evangeline. "Tapi setidaknya kau memiliki otak yang jauh lebih pintar daripada Nagi. Karena Nagi walaupun ia sangat kuat, kalau soal kepandaian ia mungkin cuma setara dengan Asuna Kagurazaka."
"Setidaknya aku masih punya kelebihan yang ayahku tidak miliki," Kata Negi yang masih terlihat depresi.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Mahora Festival hari kedua, waktu dimulainya Mahora Budokai.
"Kotaro apa tidak masalah kalau kamu cuma memakai seragam sekolahmu begitu?" Tanya Negi.
"Tak masalah seragam sekolahku ini adalah kostum bertarungku!" Jawab Negi. "Kamu sendiri Negi, memakai kostum yang jelas menunjukkan kalau kamu penyihir. Apa tidak takut ketahuan?"
"Aku ingin tampil di pertarungan dengan penampilan yang dipakai ayahku!" Kata Negi. "Lagipula aku akan sangat berhati-hati agar tidak ketahuan!"
"Kostum yang kalian pakai bisa dibilang normal!" Kata Shirou yang berjalan di belakang Negi dan Kotaro. "Apa kalian bisa melihat pakaian yang kupakai saat ini! aku tampak seperti cosplayer yang berdandan untuk rumah hantu!"
Shirou yang memakai wujud Alucard, memakai pakaian ala abad ke -19 yang biasa dipakai oleh Alucard. Mantel merah panjang, fedora merah dan kacamata dengan frame bulat dengan lensa berwarna kuning. Shirou benar-benar malu harus memakai kostum yang selalu dipakai oleh Alucard.
"Kupikir penampilan Shirou-nii bagus, kok," Kata Negi yang merasa agak geli melihat penampilan kakak lelakinya.
"Benar," Kata Kotaro sambol menahan sedikit tawa. "Malah menurutku penampilan Shirou-nii-san sangat mengintimidasi!"
"Entah kenapa aku malah merasa terhina dengan pujian kalian!" Kata Shirou.
Author Note:Chapter selanjutnya pertarungan pertama. Support saya di Pa.treon.com/Raylight25 supaya saya bisa upload lebih cepat! 100000 pembaca terima kasih banyak!