"Cepat, pekerjaan kalian banyak," seru Ale kepada anak buahnya ketika mereka tiba di ladang.
Ia memetik salah satu daun berjari sembilan yang ada didekatnya lalu mengendusnya. "Money," gumam Ale.
Sudah lama ia membantu Hanggono mengurus ladang miliknya. Selama itu pula, Ale tidak pernah ragu dengan uang yang akan ia hasilkan dari ladang tersebut. Ketika temannya yang lain bekerja keras setiap hari, siang dan malam. Ia hanya perlu datang ke ladang tersebut setiap beberapa bulan sekali.
Memanen tanaman perdu pembuat candu tersebut lalu mengeringkannya dan kemudian mendistribusikannya kepada bandar-bandar besar yang sudah menjadi langganannya. Uang pun akhirnya mengalir untuknya dan untuk Hanggono.
Ia tidak perlu takut tertangkap, karena Hanggono sudah memastikan tidak akan ada Aparat yang mengusik kegiatannya karena mereka juga menikmati uang hasil penjualan tersebut dengan jumlah yang tidak sedikit.