Bara tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya dengan apa yang dikatakan Pak Agus ketika mereka sedang bersantap sarapan bersama. "Jadi, Bapak bersedia untuk mengisi posisi yang ditinggalkan Om Bima?"
Pak Agus meneguk tehnya dan menganggukkan kepalanya. Ia kemudian meletakkan cangkirnya pada lepek dan mulai menatap Bara. "Kita harus segera menemui Bima sebelum rapat itu diadakan."
"Saya akan sampaikan pada Damar. Terima kasih, Pak."
"Tapi, saya hanya sebentar mengisi posisi itu. Saya tidak betah lama-lama di kantor."
"Untuk itu, nanti kita bicarakan lagi. Yang terpenting sekarang Bapak sudah bersedia."
Kesediaan Pak Agus untuk mengisi posisi yang ditinggalkan Pak Bima seolah membawa angin sejuk bagi Bara.
----
Damar membaca pesan yang dikirimkan Bara untuknya. Kini ia harus menjadi perantara untuk pertemuan antara Pak Agus, Pak Bima dan Bara tanpa mengundang perhatian dari Pak Angga. Damar segera mengambil ponselnya dan menghubungi Pak Bima.