Tidak tahu lagi harus bersikap seperti apa. Earl tidak ingin memakan banyak tenaga hanya untuk turun dari ranjang. Ketika ia duduk di pinggir ranjang itu, bokongnya sudah mampu merasakan betapa nyamannya ranjang mewah itu.
"Sialan. Terbuat dari apa ranjang ini? Tumpukan kapas?" Gumam Earl pada dirinya sendiri. Tetapi Arthur mendengarnya. Pria itu kini menatap Earl sambil menggaruk belakang kepalanya.
"Earl, mandilah dulu kemudian istirahat," Earl menghela nafasnya.
Memikirkan di posisi sebelah mana mereka akan tidur, Earl sudah memutuskan untuk tidur di tepi ranjang saja yang dekat dengan meja nakas. Ia punya kebiasaan minum di tengah malam. Dan ia tidak mungkin bergulung-gulung sampai ke tepi ranjang dalam keadaan setengah sadar. Berbahaya sekali.
Earl kemudian menatap Arthur yang masih berdiri menunggu dirinya. Ia menghela nafasnya sejenak dan berjalan ke arah Arthur. Ia menarik menarik mantel hitam Arthur.