"Truth! God, sabarlah sedikit,"
Kamar mandi itu menjadi ruang pencari bakat karena sesi permainan buka-bukaan masalah pribadi sampai barang pribadi. Earl bersedekap dan menatap Arthur.
"Berapa kali kau masturbasi?"
"Hah? Seriously?" Earl masih mempertahankan alisnya yang terangkat. Arthur mati kata. Apa? Itu yang Arthur takutkan.
"Tidak pernah!" Ucap Arthur sambil membuang wajah ke arah lain. Tidak berani menatap Earl.
"Bohong!"
"Aku sungguhan!"
"Jika kau berkata jujur, kenapa kau begitu keras membalas dan menaikkan suaramu?"
"Aku-a-aku…" Earl hampir tertawa puas melihat Arthur kedapatan pernah memainkan juniornya untuk memenuhi hasratnya sendiri.
"Jawab dengan jujur," Arthur kalap.
"Aku berkata jujur!"
"Kau bohong lagi!"
"Haiiss!"