Sudah dua bulan, semenjak kecelakaan itu menimpa Aldi. Tapi Aldi masih mengurung diri dikamarnya. Ia tidak ingin keluar dulu, sebelum sesuatu yang ia inginkan tercapai.
Drrttt... Drrttt... Drrttt...
ponsel Aldi bergetar, dengan gerakan malas Aldi menyambar ponselnya, lalu menempelkannya di telinga.
"Hallo?" sapa Aldi
"Hallo, Aldi gimana setelah kemaren-kemaren kamu terapi? Ada perubahan atau perkembangan soal prosopagnosia-nya?" tanya Lyana
Aldi menghela nafas lelah sambil mengacak rambutnya dengan frustasi, Lyana hanya bisa menanyakan kabarnya tanpa mau membantunya berusaha untuk sembuh.
"Ly, aku capek, udah dulu ya?" ucap Aldi setelah itu ia memutuskan telponnya sepihak
tok... tok... tok...
Lagi-lagi Aldi menghela nafas, itu pasti salah satu maidnya, yang menyuruhnya untuk makan, padahal nafsu makan Aldi sudah tak sebanyak dulu.
Aldi berjalan lunglai ketika ketukan itu mulai bertambah keras, lalu dibukanya pintu. Aldi melihat dihadapannya bukan seorang maidnya, tapi dua orang laki-laki berjas hitam dan putih.
Dengan sekejap, Aldi bisa menebak siapa dua orang itu, yang menyukai warna gelap itu Ray, berarti Rei yang memakai jas hitam, dan yang menyukai warna terang itu Andara berarti Andra yang memakai jas putih.
"Ngapain?" tanya Aldi sambil menyandarkan tubuhnya di pintu kamar
"Lu butuh asisten kan?" tanya Andra, Aldi mengangguk sebagai jawaban
"Kita udah nemuin yang pas nih buat lu," tambah Rei
Aldi menautkan kedua alisnya, "Yakin gak mengecewakan?" tanyanya, kedua temannya mengangguk
"Yasha, sini!" ucap Rei sambil melambai ke lorong
perempuan yang dipanggil Yasha pun berjalan menghampiri Rei, kaki jenjangnya mengayun dengan berirama seolah sudah penuh hitungan, diiringi salah satu Maid disampingnya.
Aldi mengerutkan keningnya lalu menatap temannya penuh tanya.
"Cewek?" tanya Aldi dengan tatapan yang gak banget, mungkin Aldi takut cewek itu sama dengan Lyana yang bawel tanpa memberikan solusi dan tanpa membantu
"Kenapa? Mau cowok? Lu gak homo kan?" tanya Andra sambil terkekeh
"Ck, bukan gitu, yaudah lu ikut gue," ucap Aldi sambil menunjuk maidnya, yang ia kira adalah Yasha
"Yasha yang itu," Rei membenarkan arah telunjuk Aldi
Aldi menepis tangan Rei lalu memakai tudung Hoodie nya.
Aldi berjalan kearah ruang kerja, lalu mempersilahkan Yasha untuk masuk, dan duduk dihadapan Aldi.
"So, to the point, kenapa lu pengen kerja disini, dengan jabatan yang gak jelas?" tanya Aldi
"Saya butuh pekerjaan ini," balas Yasha mantap, membuat Aldi menautkan alisnya
"Semua orang juga butuh, karna semua orang tau gajinya besar," ucap Aldi "Jadi?" tanyanya lagi
"Saya sangat-sangat membutuhkan uang ini, dan saya rasa pekerjaan ini tepat untuk saya," balas Yasha dengan suara sedatar mungkin
"Oke, skill lu apa?" tanya Aldi
"Saya bisa menghapal dengan cepat," balas Yasha, Aldi mengangguk-angguk
"Menarik, selain itu lu bisa apa?" tanya Aldi, Yasha malah terdiam, satu-satunya kemampuannya yang menonjol ya cuma itu
"Saya bisa bersih-bersih," balas Yasha dengan suara pelan, yang sukses membuat Aldi terbahak-bahak, bukankah Yasha tadi masuk kerumahnya dan melihat banyak maid?
"Hei nona, gue disini nyari asisten yang bisa selalu ada disamping gue buat ngasih tau siapa yang ada di depan gue, atau siapa yang lagi gue hadapi, gue gak lagi cari maid," ucap Aldi sambil mengibaskan tangannya
"Kalau gitu apa kekurangan lu?" tanya Aldi, membuat Yasha menggigit bibir bawahnya
"Ceroboh, gampang malu, teledor—" ucapan Yasha terhenti begitu Aldi terbahak dengan kencang
"Kelebihan lu cuma 1 kekurangan lu banyak banget, ceroboh? gimana kalau lu salah nyebut siapa yang lagi gue hadapi?" tanya Aldi
"Itu tidak akan terjadi, karna saya pandai dalam hal mengingat," balas Yasha
Aldi mengangguk-angguk lalu otaknya berpikir untuk mencari sebuah tantangan, Aldi lalu melihat buku besar disudut ruangan. Ah, ya benar buku yang berjumlah 632 halaman yang berisi nama dan foto partner bisnisnya.
Aldi beranjak lalu mengambil buku itu, kemudian menaruhnya dihadapan Yasha.
"Berapa hari lu bisa hafal 632 halaman yang isinya muka sama nama orang?" tanya Aldi
dengan gerakan santainya Yasha meraih buku itu lalu mulai membolak-balik halamannya.
"Saya butuh waktu paling lama satu hari," ucap Yasha, Aldi terdiam, ia mengira Yasha akan meminta waktu sekitar 3 hari.
"Satu hari, lu yakin? dihitung, dari kapan?" tanya Aldi
"Tuan Aldi, anda seorang CEO past sangat pintar, jadi saya rasa saya tidak perlu menjawabnya," balas Yasha "Kalau begitu saya permisi," pinta Yasha sambil mengangguk kearah Aldi, kemudian beranjak dari duduknya
"Yasha, gue prosopagnosia, apa lu tau?" tanya Aldi yang berhasil membuat Yasha berhenti bergerak
"Saya sudah tahu, tidak usah khawatir ada berbagai cara untuk mengenali orang tanpa melihat wajah, tapi dengarkan lalu lihat melalui hati, saya permisi," balas Yasha lalu pergi meninggalkan Aldi yang termenung
Tunggu, apakah Yashinta seorang sastrawan yang baru saja melemparkan kata-kata bijak pada Aldi? dan juga kata-kata Yasha yang terus terngiang diotaknya bahwa Yasha akan langsung hafal besok, bagaimana bisa? Aldi melirik jam, apalagi sekarang sudah jam 8 malam.
Yasha membuat Aldi penasaran, yang mendorong Aldi untuk menelpon Andra.
"Hallo di, gimana? mantep kan? cakep ya dia?" tanya Andra, membuat Aldi mendengus
"Lu tau gue ngidap prosopagnosia, masih nanyain cakep," decak Aldi, kesal dengan kelakuan Andra yang bodoh
"Kalem di, buruan ada apa telpon gue lagi sibuk," ucap Andra
"Dengerin gue jangan motong, dan jawab pertanyaan gue, Yasha itu lulusan mana? ijazah terakhirnya apaan? terus pernah kerja dimana aja?" tanya Aldi dengan cepat
"Hmm tertarik banget lu? ada rasa?" tanya Andra dengan cengiran khasnya membuat Aldi sangat jengkel
"Gue cuma penasaran sama skill menghapalnya, cepet jawab aja, katanya lu lagi sibuk" balas Aldi
"Oke," balas Andra sambil menghela nafas "Yasha anak yatim yang tinggal sama ibu sama anaknya, lulusan Universitas Garuda, ijazah terakhirnya S1," lanjutnya
tanpa basa-basi Aldi menutup telponnya, tidak ada yang spesial dari anak itu, namun ingatannya benar-benar luar biasa.
Aldi lalu menggelengkan kepalanya dengan cepat, bodohnya Aldi bisa langsung percaya, Yasha belum menunjukkan apapun padanya namun dia sudah penasaran duluan.
Aldi lalu menerima sebuah pesan dengan nomor tak dikenal.
+62xxxxxxxxxx : malam pak, saya Yasha, ada waktu besok pagi pukul 8?
Aldi terbelalak kaget, untuk apa Yasha menemuinya sepagi itu? apa dia akan datang membawa ancaman? Aldi menggelengkan kepalanya, Aldi memang sedikit parnoan semenjak insiden dua bulan lalu yang membuatnya seperti saat ini.
Aldi : Ada, datang aja
balas Aldi setelah itu dia merebahkan kepalanya di meja kerjanya, semoga Yasha memang orang yang tepat untuk berada disampingnya, dengan begitu minimal dia bisa mengubah sudut pandangnya terhadap wanita.