Azalea dan Elyzabeth berteriak histeris saat Edward terkena hantaman dari ekor ular Toska. Jubah hitam pemuda itu meneteskan cairan merah kental berbau amis. Elyzabeth menatap penuh kebencian pada ular yang kini masih mengejar mereka, tak ada lagi sorot takut atau cemas di kedua mata gadis itu. Yang Elyzabeth inginkan kini hanyalah mencincang tubuh hewan itu dan melemparkan nya pada api yang membara.
"Elyzabeth ! Jangan bertindak gegabah !" Azalea yang memapah Edward berjalan berteriak dingin. Tudung jubah yang terlepas menampilkan wajah dingin seorang dewi tak tersentuh. "Sebaiknya kita cepat lari dari sini, bantu aku untuk menyangga Edward !" Perintah nya mutlak.
Elyzabeth mendengus, sadar bahwa saat ini ia tidak bisa membalas perbuatan biadab binatang itu, tapi suatu hari pasti hutang luka ini akan ia bayar.
Mereka berjalan secepat mungkin, dan ular itu juga bergerak semakin cepat di luar nalar manusia.
"Sial ! Sebenarnya itu ular atau troll ?" Elyzabeth memaki kesal.
Tek memperhatikan jalan karena terlalu cepat berjalan membuat mereka tak menyadari jika ada sebuah akar pohon yang menonjol keluar di depan sana.
"Aah.."
"Ya dewa !!"
Kedua gadis itu tersandung dan terjerembab ke tanah, seberkas cahaya putih tampak sekilas di udara kosong dan kembali menghilang sedetik kemudian.
Ular Toska mendesis dan mempercepat gerakan nya tapi saat mendekat ke arah akar menonjol tubuh nya terpental ke belakang menciptakan luka menganga di tubuh nya. Jejak teror menyelubungi kedua manik hitam pekat Ular Toska dan dengan tergesa segera menjauhi Lokasi tersebut.
Azalea terpaku melihat rangkaian gambar dan simbol aneh di dinding Gua. Sebuah Lukisan tentang seorang wanita yang tersenyum begitu cantik hingga bulan pun malu untuk bersinar. Di gambar lain nya sebuah pasar rakyat yang ramai. Orang - orang disana terlihat bahagia dan hidup makmur. Gambar sebelah nya tentang sebuah kerajaan besar, kerajaan itu berada di atas bukit dan dikelilingi oleh air mancur pegunungan. Bunga Lavender beterbangan ditiup angin bahkan Azalea bisa mencium semerbak wangi nya.
Di depan pintu gerbang kerajaan itu seorang wanita bermahkota indah dan bergaun putih kristal memandang penuh kelembutan pada Negeri itu.
"Sepertinya dia seorang Ratu." Elyzabeth tiba disisi Azalea dan ikut memperhatikan gambar wanita tersebut. "Tapi sayang, wajah nya tidak di lukis dengan lengkap." Gambar wajah wanita itu buram. Seolah pelukis nya sendiri tidak pernah melihat wanita itu dan juga tidak bisa membayangkan sosok yang tepat untuk menyelesaikan gambar itu. Atau penggambar itu memang sengaja untuk melewatkan gambar wajah wanita itu.
Azalea mengangguk, tapi sebuah pergolakan muncul dalam pikirannya membuat sinar rumit di sepasang manik hijau tersebut redup. Lalu pandangan nya teralih pada gambar lain nya. Seorang wanita bergaun putih crimson berjalan bersama dengan seorang pria berzirah. Tangan mereka terjalin erat di bawah sana. Tanpa sadar tangan Azalea terulur dan mengusap lukisan pria itu, sebuah rasa akrab menggelitik hati nya.
"Kau mengenal pria itu ?" Edward yang sedari tadi menutup mulut mulai membuka suara ketika memperhatikan ekspresi aneh di wajah gadis itu. Hangat dan penuh kerinduan seperti bertemu dengan kekasih yang sudah lama berpisah, tapi secara bersamaan sebuah sinar kekecewaan dan kemarahan melintas tanpa sadar di kedua mata hijau zamrud tersebut.
Elyzabeth juga ikut memandang Azalea, gadis itu masih diam dengan pikiran nya yang melayang.
"En.." Seolah baru terbangun dari mimpi liar nya Azalea tersentak dan menarik tangan nya yang masih mengusap lukisan.
"Apa.. kau tadi menanyakan apa ?"
Elyzabeth menajamkan mata nya curiga, sebelumnya saat di hutan penjelasan gadis itu mengenai hewan legenda dan bahasa nya masih bisa ia percaya, tapi kini melihat gadis itu kembali linglung dan kehilangan jiwa nya seakan melihat barang nya yang hilang ratusan tahun lalu mengusap nya dengan sayang seolah takut kehilangan kembali. Luapan emosi yang tergambar jelas di wajah itu menunjukkan rasa kerinduan dan keakraban.
Elyzabeth merasa ada yang salah dan berbeda. Ya, sepasang mata hijau itu selalu terlihat berkabut seolah tertutup awan misteri.
"Azalea katakan pada ku yang sebenarnya ! Apa yang sedang kau tutupi dari kami ? Dan kenapa kau selalu bersikap seperti itu ketika menyangkut tentang hal di zaman ini ?
"Aku.. aku tidak menyembunyikan apa pun dari kalian ! Dan sikap seperti apa yang kau maksud ?" Azalea menghindar dari kontak mata dengan Elyzabeth dan memilih menatap keadaan sekitar.