Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Prajurit Negara

Mouanna
--
chs / week
--
NOT RATINGS
438
Views
Synopsis
Aku bermimpi. lalu aku terbangun melanjutkan rutinitas harian ku kemudian, lagi, aku bermimpi. begitu pula di hari selanjutnya aku tidak mengerti dijelaskan pun tidak ada yang mengerti. cukup! aku ingin kalian memahami akan ku terjemahkan potongan mimpi ini dalam sebuah tulisan. fiksi. info : sebenarnya sudah ada beberapa bab tetapi musibah tidak ada yang tahu. akan saya rekap ulang atau memulai dengan yang baru masih saya fikirkan. untuk yang sudah baca, saya mohon maaf atas ketidak nyamanan nya :)

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - Kesatuan (1)

"Mona kamu akan jatuh kalau seperti itu." Rey berteriak panik melihat temannya yang bergelantungan hanya memegang ranting kecil untuk berusaha melompati pagar besi yang dipasang arus listrik. happ... "lihat lah aku ini bisa, kamu selalu saja meremehkan aku"

hari ini adalah latihan praktik yang terakhir. sudah 4tahun lamanya mereka berlatih materi, fisik, dan mental tidak ada yang boleh memiliki fobia dan rasa takut akan apapun bahkan terhadap kematian mereka harus benar bener melihatnya tidak ada yang boleh memejamkan mata. 1tahun lagi mereka akan di uji lapangan mereka harus mendengar melihat dan memperhatikan sekeliling jika tidak ingin mati sebelum perang.

Esnur adalah perempuan yang berani dia berhasil mendapatkan nilai 90 dalam uji. -kilat pedang-. teman temannya selalu bertanya bagaimana caranya mempertahankan tangan untuk tetap memegang pedang dalam gerakan cepat "marah" jawab esnur. bukan anak TNI ataupun Polisi mereka hanya anak nakal di sekolah yang terpilih untuk mengikuti ajang yang di berikan pemerintah untuk mempertaruhkan negara.

07.30 SMA 2 Palkung

"ko sepi" Mona terheran heran melihat kelasnya hanya ada anak anak rajin yang sedang duduk sambil berbincang. tidak lama kemudian anela lari dari ujung tangga menuju ujung kelas "monaaaa yeeee kamu sekolah untungnya.. soalnya kata teman papah ku polisi udah tau jadi pasti ada razia dijalan" katanya gemas sambil mencubit pipi mona lalu langsung pergi menuju meja miliknya. Mona masih mencerna apa yang dikatakan anela "aku tidak mengerti, maksudmu apa?"

anela menjelaskan bahwa akan ada tawuran antara SMA Dosqi dan SMA Palkung. hal itu anela tau dari gosip yang menyebar bahwa hari ini akan sepi karena siswa dan siswi akan bolos dan saling serang di suatu tempat katanya ada siswa lawan yang tinggal di situ dan melaporkan kepolisian. "kamu gila ya, ini setengah dari kelas kita kenapa kamu ga kasih tau anak anak" raut wajah mona berubah menjadi cemas, membayangkan semua teman dekatnya akan mendapatkan masalah. "aku harus bawa mereka kesekolah, harus!" Mona mengsampingkan perasaan kecewanya kenapa dia tidak tau soal ini, soal ingin tawuran, mengapa tidak diajak fikirnya.

Mona berniat ingin bolos dan menyelamatkan teman temannya, tapi hatinya gundah, tidak tau harus berbuat apa ketika sudah di luar sedangkan polisi akan menangkap murid yang berseragam di luar jam sekolah. masih berbolak balik mencari ide Mona bertabrakan dengan Kenya laki laki dari kelas B dia adalah musuh Mona, pernah terjadi perselisihan antara Mona dan Kenya. "eh sorry sorry" "matanya di pake"

"Kenya tunggu, kamu disini? kamu ga ikut tawuran?" tanya Mona.

"kamu tau?" Kenya balik bertanya. heran.

"iyaa."

"aku ada ujian matematika, jadi ga bisa ikut"

"Kenya tapi polisi tau, polisi pasti nangkep mereka"

"apa? kata siapa?" Kenya kaget. "bentar deh, aku kekamar mandi dulu.." Kenya langsung berlari. seharusnya Kenya keluar kelas dan menuju kamar mandi lalu kembali ke kelas dan mengikuti ujian matematika nya. tetapi tidak bisa, hal ini tidak bisa dibiarkan akhirnya Mona dan Kenya sepakat akan menolong teman temannya Kenya memanggil beberapa teman laki laki dari kelasnya untuk membantu, dari cara menjelaskan strategi untuk menyelamatkan seperti nya Kenya faham betul strategi untuk tawuran.

empat anak, tiga laki laki yang bolos di jam ujian matematika dan satu anak perempuan yang bolos karena kelasnya sepi rata rata dibarisan bangku Mona kosong sehingga sulit membayangkan jika duduk di satu barisan sendirian. mereka pergi mengunakan jalan biasa.jalan yang digunakan untuk bolos, yaitu jalan kamar mandi murid perempuan harus naik tembok dulu dan cukup sulit untuk anak yang tidak bisa memanjat tembok. tapi mereka cukup terbiasa. kali ini mereka bersatu untuk menyelamatkan teman mereka juga. strategi yang di susun oleh Kenya cukup mantap bila semua melakukan nya dengan benar. Mona harus bisa menjemput anak perempuan yang ada di belakang masjid perumahan terdekat (lumayan)lebih tepatnya karena sekolah berada di daerah perkampungan.