Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

SAMPAI DIA KEMBALI

beelovesbee
--
chs / week
--
NOT RATINGS
3.5k
Views
Synopsis
Chania akan pergi ke Turki untuk menempuh cita-citanya. Ditengah perjalanan, ia bertemu dengan seseorang yang dulu pernah di sukainya dan sangat dikagumi oleh Chania 2 tahun lalu, yaitu mahasiswa bidang kedokteran di UT. Karena prestasi Fahiq dibidang kedokteran selalu melunjak, apalagi Fahiq mendapat IP tertinggi nomor 1 di UT bid. Kedokteran. Namun, sampai saat ini, Chania tetap tidak ingat siapa lelaki yang pernah disukainya dahulu, sehingga....

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - Episode I

Ketika itu...

Chania tak sadarkan diri, tiba-tiba sajaa..

"Saya dimana?" ujar Chania

###

*Brakk!*

*Aaaaa!!*

Terdengar suara jeritan dari salah seorang pengunjung mall, melihat seorang gadis yang sudah mengalami  pendarahan sampai-sampai para pengunjung mall yang lain juga ikut mengerubuni tubuh si gadis itu hingga memecahkan suasana satu isi mall!

Tiba-tiba, datanglah 3 orang pria yang sedang bersantai di salah satu cafe yang letaknya tepat didepan insiden itu terjadi. Karena ramainya kerumunan orang, salah satu dari tiga serangkai  itu keluar melihat apa yang sedang terjadi, dimana para satpam sibuk mengejar si perampok dan pegawai mall lainnya yang sibuk mencari bantuan. Intinya seluruh isi mall di sini dipenuhi dengan ketegangan. Belum lagi kepanikan para pengunjung mall yang masih belum reda dikarenakan sebelumnya juga ada insiden gempa bumi yang mengguncang kota Medan sekitarnya dengan getaran yang lumayan kuat sekitar 5,1 SR. Ditambah lagi ada wanita yang hampir mati di mall ini.

*Setelah sampai di lokasi*

Dr. Hans: maaf pak, boleh minggir? Permisi yah pak.. misii... (Ternyata seorang anak muda) Kenapa adek ini pak? (Menghilangkan rasa penasaran si pria yang ternyata dia adalah seorang dokter!)

Pengunjung: ini nak.. dari mata kepala bapak tadi dia jatuh dari atas eskalator, kalau dilihat lumayan tinggilah jarak dari atas sampai bawah. Kata ibuk ini tasnya dirampok, jadi pencopet lari abis tuh karena panik yekan larilah dia secepat kilat gak peduli sekitar. Gak sengaja tersenggol si anak gadis inilah, ih kalok kudapat udah kugibali aja semprol itu. Mungkin kepalanya terbentur eskalator itu makanya bisa kek gitu nak. (Darah yang masih terus mengalir)

Ibu : Iyaaa... hiks hiks (sambil menangis tersedak) tas saya dirampok pas mau ngambil uang buat bayar ke kasir dek. Karena ketahuan saya kejar dia sama satpam sekitar. Na'asnya malah anak gadis ini yang kena batunya  *dengan nada kasihan dan terus menangis*

Dr. Hans: oh iya buk, kebetulan saya dokter dan langsung saja kita bawa kerumah sakit. Udah-udah, biar rekan saya aja yang telepon ambulance, dari pada lama-lama disini nyawa anak orang yang melayang. Dengan rasa penasaran, datanglah dua orang rekan si pria yang mengaku sebagai dokter itu ke TKP. Yang satu mengucap istighfar dan satu lagi lebih-lebih dari istighfar!

Lanmar: Astaghfirullah! Dok.. (tangan Dr. Hans yang ikut berdarah)

Dr. Hans: Eh! Dek.. dek.. cepat kamu telfon ambulance rumah sakit UX

U! (Sambil mengecek urat nadi yang ada ditangan dan dileher korban apakah masih bernyawa)

Lanmar: Baik dok!

Fihaq: Allahuakbar.. Tunggu kak tunggu!  Ya Allah.. wajah ini gak asing Astaghfirullah! Ini kak.. dia adek kelas aku waktu SMA, iya-iya aku tau dia. (Fihaq tiba-tiba langsung lari dan tak tahu entah kemana)

2 menit kemudian*

Ternyata Fihaq datang membawa kotak P3K yang selalu diletak dibagasi dan dibawa kemana saja ia pergi.

Fihaq: Ini kak!

Dr. Hans: alhamdulillah.. (Sehabis mengecek urat nadi)

Tak perlu banyak omong dan penjelasan, Dr. Hans pun sudah tahu apa yang akan dilakukannya ketika kotak P3K itu sudah berada dihadapannya. Dengan sangat lihai, singkat, cepat dan tepat, Dr. Hans pun mengganti sapu tangannya dengan perban yang ada di kotak itu. Pertolongan pertama untuk menghindari pendarahan yang cukup banyak dikepala. Karena disini yang merupakan dokter resmi hanyalah Dr. Hans, otomatis dia semua yang melakukan pengobatan itu. Satu temannya masih coas dan satunya lagi masih semester 4.

Tak lama kemudian ambulance pun datang tepat didepan pintu mall. Tak banyak cincau lagi, gadis itupun langsung diangkut dan dibawa petugas kedalam mobil. Setelah itu disusul oleh Dr. Hans dan dua orang rekannya yang ikut didalam mobil. Kebetulan sekali dan syukur Alhamdulillah, Dr. Hans yang saat itu berada dirumah sakit. Dia jugalah yang sendiri menangani pengobatan si gadis itu, disamping ia tidak sibuk dan besok adalah bertepatan waktu luang Dr. Hans yang selalu ia tunggu-tunggu kehadirannya. Tak ada jadwal sama sekali, yang berarti "Kosong." Namun ternyata inilah jalan yang Allah beri untuk waktu luangnya yang kosong itu dengan memberinya seorang pasien yang malang nasibnya sehingga membuat Dr. Hans harus bekerja lagi.

Lanmar: mmm.. maaf dok, setau saya besok adalah waktu kosong dokter kan? Bukannya dokter bilang mau pergi mengajak keluarga refreshing ya? Maaf kalau saya agak lancang. Maksud saya kalau dokter ingin pulang, gakpapa biar saya telepon dokter lain aja dok. Kelihatannya muka dokter udah lelah banget dari yang kita diskusi di cafe tadi dan sekaligus saya kan lagi coas dok, lagian bisa untuk jadi bahan belajar saya juga ini dok.

Dr. Hans: prinsip saya, "Sekali sudah ditangani, maka tak akan lepas sampai tuntas!"

(Pepatah Dr. Hans) sudah tak asing lagi ditelinga mahasiswa kedokteran. Dikarenakan disetiap pertemuan, mau itu dikelas, diseminar, diruang rapat, dsb. Tak lupa Dr. Hans selalu menyisipkan 9 kata itu. Entah apa yang membuat dua sekawan ini lupa atas prinsip Dr. Hans yang seperti itu.

Akhirnya Dr. Hans lah yang menangani perawatan si gadis.

*Sesampainya di rumah sakit*

*Wiuw..wiu..wiuw..wiuww..*

Suara ambulance yang membuat para suster bersangkutan keluar dari rumah sakit untuk membawa si pasien dan segera dibawa ke ruang rawat inap yang sudah di booking oleh Dr. Hans. Sesampainya di ruangan, gadis itu pun langsung di tidurkan dan dipasang inpus dan selang oxygen. Darah yang tak henti bercucuran dari kepalanya langsung diberi perban. Selain dibagian kepala, Chania juga terluka dibagian lengan dan lutut. Sapu tangan Dr. Hans yang ada di lengan Chania pun diletakkan oleh sang suster di ember kamar mandi untuk dicuci.

Dr. Hans menyuruh Fahiq agar menelpon keluarga sang gadis melalui handphone miliknya.

Dr. Hans: Fahiq, tolong segera kamu telepon siapa ayah dari gadis ini atau keluarganya, pasti ada dikontak hp nya.

Fahiq: baik dok!

Fahiq segera mengambil hp yang telah diberi Dr. Hans yang didapat sang dokter di dalam tas si gadis. Biasanya orang-orang akan memakai kata sandi atau kode privasi di handphone mereka masing-masing tapi, untungnya hp si gadis gak di sandi, otomatis memudahkan pekerjaan sang dokter. Yang membuka handphone milik si gadis adalah Fahiq. Ternyata..! Fahiq dikejutkan oleh salah satu wallpaper lock screen di handphone Chania, gadis yang malang itu. Bagaimana tidak?

Lagi dan lagi Fahiq terus melihat lock screen itu karena ia tak percaya, tapi ia yakin yang di dalam foto itu adalah dirinya! Karena Fahiq lah yang memposting foto itu di twitternya.

Dr. Hans: (sambil mengurus perawatan Mila) gimana Fahiq? Sudah ketemu?

Fahiq: *melamun* oh.. eh..  hemm.. iya dok udah! *Sambil mencari kontak*

Fahiq melihat bacaan " Fathe' dan Mathe' " di dalam teleponnya Chania, dan nomor itu yang paling sering dihubungi oleh Chania, ia yakin itu orangtua dari si gadis tapi penulisan father di handphone Chania agak unik.

Fahiq: *tuutt..tuutt..tuutt* Assalamu'alaikum? Apakah ini dari orang tua Mila?

Fathe': (ayah Chania) "wa'alaikumussalam.. ya benar, ini dari siapa?"

Fahiq: maaf om, sebelumnya om jangan bersedih dulu... saya dari mahasiswa UT jurusan kedokteran menyampaikan bahwa anak om yang bernama Chania sedang dirawat di rumah sakit UT, dia korban tabrak lari dari kasus perampokan di mall, ia mengalami pendarahan di kepala. Insiden jelasnya nanti saya beritahu di rumah sakit, intinya om harus segera hadir disini, kalau om curiga atau kurang yakin sama saya, bisa simpan nomor saya. Segera saya kasih nomor saya dan saya beritahu ruangannya di mana. Terimakasih om, selamat malam..

Ayah Chania: (diam gugup tanpa banyak bicara) baik... Tunggu saya disana!

Entah kenapa ayahnya Chania tak mempertanyakan insiden jelasnya, hanya saja ayah Chania sangat yakin itu memang anaknya, karena batinnya berata seperti itu.

-Dirumah Chania-

Mama Chania: kenapa yah?? Itu Chania ya??

Ayah Chania: bukan mah, dari mahasiswa kedokteran UT. Chania dirumah sakit mah, kita akan segera kesana

Mama Chania: kok bisa yah?? Ayahh.. kenapa anak kita??

Tanpa berpikir panjang dan mamah Chania pun hanya mengikuti kemana arah suaminya pergi membawa rasa gemetar dan muka sedih itu.

Ayah Chania: bik... Tolong jaga anak-anak ya, Chania dirawat bik.. ia mengalami pendarahan yang banyak di kepala

Bibik: (tiba-tiba menangis) astaghfirullahal'azim nonn. Baa.. baik.. tuan.

pantaslah bibi menangis, karena diantara kelima anak pak Wanmir (ayahnya Chania) hanya Chania lah yang selalu dekat dengan bibi. Sepulang kuliah, Chania selalu membantu bibi di dapur dan sangat santun dan sopan kepada pembantunya itu. Ia selalu curhat kepada bibi tentang kuliahnya, ataupun tentang dirinya. Selain nasihat dari orangtuanya, ia selalu meminta nasihat dari bibinya itu. Chania merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Anak yang pertama ialah Hafif (25), jarang di rumah, dan selalu sibuk bekerja. Abangya yang bernama Hafif itu baru tamat kuliah sekitar 1 tahun yang lalu. Yaitu Sarjana Teknik, saat ini bang Hafif bekerja di CV. ayahnya sendiri. Karena ayahnya juga seorang Insinyur.