suara senda gurau membuat arin sejenak melupakan kerisauan hatinya.Bagaimana tidak suasana yg hampir tidak bisa muncul kembali lagi.Arin bersyukur setidaknya masih ada teman yang baik,sehingga menghiburnya setelah kehilangan cinta dan keluarganya.
Bertahun-tahun arin memendam rasa kecewa akan kehilangan cinta dan keluarga.Saat kecil arin harus jauh dari ibunya karena ibunya kerja di luar negeri untuk cari nafkah, maklum ibunya single parent.
Ayahnya, arin hanya menghela napas" seakan tidak mau mengenal sosok itu." Bagi arin sosok ayah tidak ada dalam hidupnya bahkan arin sangat membencinya.Bagaimana tidak ,ayahnya telah menodai pernikahan dengan ibunya.Ayahnya memiliki istri lain dan anak diluar sana. Wajar kebencian arin mengakar, bahkan sampai arin benci dengan laki-laki.
Hidup dengan kehampaan dan benci sudah menjadi makanan bagi arin, bahkan dia sampai berkata ,dia akan balaskan dendam dengan menyakiti laki-laki.
Sampai suatu saat ketika SMP arin mengikuti lomba Sains, seorang guru mendekatinya di berkata" nak buatlah hidupmu damai dengan memaafkan kesalahan ayahmu, bagaimana pun dia ayahmu."
Tetapi arin yg terlajur terluka memberontak dan berkata, sebelum ayah meninggal aku belum tenang.Maaf bu, namun ini adalah aku yg sesungguhnya,tolong jangan paksakan aku bu.Mendengar penuturan arin, gurunya tersenyum dan berkata," semoga dengan berjalannya waktu kamu akan bijak dalam menyikapinya . Arin pun menjawab," amin bu , mohon doanya .