Pembunuh... Pembunuh... Pembunuh...
Suara itu selalu mengisi malam seorang gadis berambut cokelat senada dengan manik matanya.
Gadis itu selalu terbayang akan wajah 'mereka' hingga dirinya terasa begitu ketakutan.
Tubuhnya bergetar. Gadis itu kesulitan untuk memejamkan mata. Alhasil dia selalu tidak tertidur.
Tiap malam dia hanya bisa merenungkan apa yang telah terjadi, namun dirinya sendiri sudah tak mampu berbuat apapun.
Kenyataannya, bahkan jika dia mengutuk dirinya sendiri hal itu tak akan berpengaruh pada apa yang telah terjadi.
Bayangan 'mereka' yang mengisi pikirannya, gadis itu hanya bisa melamun menatap rembulan purnama ditemani udara sejuk di malam hari hingga tanpa sadar dirinya tertidur meski dengan beban di pundaknya.
Air mata tanpa sadar mengalir melalui pelupuk matanya mengungkapkan perasaan yang dimilikinya selama ini.
"Maafkan... aku... Mama..."