Wen Jingheng mengangguk, "Iya, dia tunanganku."
Wanita itu sepertinya tidak mengira kalau Wen Jingheng akan mengucapkan kata tunangan. Tanpa sadar matanya melebar memandang Hai Lan. Rasa sakit dan tidak percaya berkilat di sorot matanya.
Hai Lan seketika sadar.
Ada sesuatu di antara dua orang iniβ¦
"Halo." Hai Lan menyapanya sambil tersenyum anggun. Wajahnya yang cantik langsung menyentil emosi wanita itu.
Kekasih yang dulu tidak diinginkannya itu sekarang mendapatkan seorang wanita yang lebih cantik daripada dirinya, mana mungkin dia tidak tersentil.
"Halo, selamat untuk kalian." Wanita itu mengucapkan kalimat itu dengan datar, lalu sambil berusaha mempertahankan sikap yang pantas dia pun pergi.
Melihat wanita itu telah menjauh, Hai Lan pun menatap Wen Jingheng sambil tersenyum samar.
"Pak Kepala Wen, kamu adalah seorang penegak hukum, seharusnya kamu tahu kan kalau mengaku sendiri maka hukumannya akan lebih ringan?"