Dengan bantuan tuan singa, Ye Chen tidak buta arah di dalam menara jiwa tersebut.
Langit sudah akan terang, para pendatang yang bersiap masuk sudah terlihat bersemangat, mereka tidak berhenti melihat ke pintu masuk menara tersebut.
Pintu masuk menara jiwa adalah sebuah pintu hitam besar yang tebal dan kokoh. Pintu itu bisa dilewati oleh beberapa orang sekaligus.
"Kalau dari perhitungan waktu Tetua, sebentar lagi pintunya akan dibuka!"
Para ahli dari berbagai kekuasaan, satu per satu berdiri dan berjalan ke arah pintu masuk menara jiwa.
Para pendekar biasa juga mulai berkerumun di sana. Sementara di atas pegunungan yang ada di belakang mereka, dipenuhi dengan manusia yang merupakan jelmaan hewan spiritual dan juga siluman.
Jumlah siluman berkali lipat lebih banyak daripada manusia.
Kemudian terdengar suara, dan gerbang menara pun terbuka perlahan. Di dalamnya terlihat gelap gulita.
"Sudah dibuka!"
"Sudah dibuka!"