Kera angin putih itu menerjang jalanan untuk menuju gerbang kota. Ia melambaikan lengannya untuk menghantam gerbang kota dengan ganasnya.
Terdengar suara yang sangat keras saat gerbang kota yang terbuat dari besi hitam itu hancur berkeping-keping. Di balik gerbang ada sebuah kayu besar dan ada beberapa prajurit yang menahan gerbang agar tidak terbuka, namun mereka semua terlempar ke udara dan kayu itu patah menjadi dua.
Kera angin putih lalu melanjutkan perjalanannya dan membuat orang-orang yang ada di jalanan menjadi ketakutan.
Seorang anak perempuan kecil muncul di tengah jalan dengan wajah pucat karena ketakutan. Ia nyaris terinjak oleh kera angin putih itu, tetapi kera tersebut meloncat terbang dan melesat sejauh sepuluh meter.