Chereads / Love to The Death / Chapter 1 - 01

Love to The Death

🇮🇩Blue_R
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 6.8k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - 01

Suara langkah kaki berirama bergema di seluruh koridor gelap nan dingin itu memecah keheningan, sosok orang misterius dengan setelan jas hitam panjang terus melangkahkan kakinya sedikit terburu-buru, membuat suara sepatunya seakan dihentakkan keras kelantai batu marmer kecoklatan bintik-bintik hitam.

Orang itu adalah seorang pemuda tinggi berbadan tegap memiliki wajah dingin namun tampan, kulitnya putih pucat, dan mata merah tajam menusuk menambah kesan menyeramkan pada dirinya.

Entah apa yang membuatnya terlihat marah hari ini, setelah kejadian kemarin di adakannya acara pembukaan tahun ajaran baru di sekolah khusus para bangsawan di daerah Gold Forest, dia jadi bertingkah lebih dingin dari pada hari-hari sebelumnya.

Saat dia sampai di depan pintu kayu besar dengan ukiran yang sedikit abstrak, langsung saja dia mendorong pintu itu dengan kasar, dan membuat seseorang di dalam ruangan itu terkejut memandangnya.

Dia melesat secepat kilat kehadapan orang yang sedari tadi memandangnya dengan pandangan bingung, dia menatap manik mata coklat gelap milik orang itu dengan tajam seakan-akan dia bisa membunuhnya hanya dengan menatapnya saja.

Orang itu adalah seorang pria yang terlihat seusia dengannya, tinggi badannya kurang lebih 170 cm. Pria itu sedang berdiri dekat sebuah meja sambil memegang beberapa lembar kertas putih.

"Kenapa kakak tidak menghadiri acara pembukaan kemarin?" ucapnya akhirnya

Pria dihadapannya hanya tersenyum mendengar pertanyaan adiknya itu, "oh jadi itu yang membuatmu sampai repot-repot kesini?" ucapnya sambil menyimpan kertas-kertas di tangannya ke atas meja.

Dia menarik kerah baju kakaknya sangat kencang sampai kakinya berjinjit karena tinggi mereka tidak sepadan.

"Aku sedang bertanya Elios!" katanya dengan geram

"Lalu, memangnya kenapa kalau aku tidak menghadiri acara pembukaan kemarin?" ucapnya sambil melepas pegangan tangan adiknya

"Kau sudah janji untuk tidak menyusahkan ku lagi! Apa kau sudah lupa?" dia mengusap mukanya gemas

"Apa kau tahu? Aku mati-matian bertahan di bawah sinar matahari kemarin, untuk menyampaikan pidato yang seharusnya kau lah yang ada di sana!" lanjutnya dengan marah

Pria yang dianggap kakaknya itu mengabaikan ocehannya dan berjalan menjauh mendekati jendela besar di ruangan itu, kacanya ia buka lebar-lebar, dan semilir anginpun menerpa wajahnya dengan lembut. Cahaya matahari saat itu tidak menampakkan dirinya, karena awan sedang bergerombol diatas langit menandakan sebentar lagi hujan akan tiba.

"Tentu saja aku tidak lupa Adrian, tapi kemarin ada dua masalah sekaligus yang harus aku bereskan"

Dia membalikkan badannya, dan memandang wajah adik yang di sayanginya dengan bola mata berwarna merah darah. Adrian sedikit kaget melihatnya, perihalnya kakaknya yang satu ini jarang memperlihatkan mata merahnya, sekalipun dia sedang semarah atau selapar apapun kakaknya selalu bisa menahan sisi vampirenya.

"Masalah apa itu kak El?" tanya Adrian

Elios kembali membalikkan badan dan memandang langit mendung yang sudah mulai menurunkan rintik-rintik air hujan.

"Masalah pertama, ada salah satu siswi ajaran baru kita yang dikabarkan menghilang kemarin, kakak dan Cristian sudah mencoba mencarinya di seluruh penjuru sekolah, takut-takutnya dia berkeliaran di gedung sekolah lalu masuk keruangan terlarang" dia menarik napas panjang dan mengeluarkannya lewat mulut.

"Tapi.. " lanjutnya, "dia tidak ditemukan. Dan kalau berita ini sampai ke telinga orang tuanya, reputasi sekolah kita akan menurun terlebih dia adalah seorang Putri kerajaan Richi"

"Itu sepertinya berita yang cukup buruk" ucap Adrian sambil mendekati sebuah sofa dekat jendela,

"Tidak" ucap Elios, membuat Adrian berhenti melangkahkan kakinya lalu memandang kakaknya.

"Berita buruk yang sebenarnya adalah masalah ke dua.. "

Elios memandang lagi adiknya dengan tatapan tajam yang menusuk.

"Apa itu kak?" tanya Adrian takut

"Kak Alexander akan pulang" ucap Elios sambil menelan ludah

Adrian langsung mematung karena kaget.