Cukup lama Maria menghibur Zen dengan cara menepuk punggung Zen yang memeluknya sangat erat. Tak lama pria itu melepas pelukan lalu memandang pada Maria. "Terima kasih."
"Sama-sama." Zen lalu mundur kemudian menjatuhkan pandangan pada tiga makam di depannya.
"Balas dendamku bukan sekadar untuk menjatuhkan mereka yang menghinaku tapi keadilan Ibuku ... jika benar mereka terlibat dalam kecelakaan tunggal itu mereka harus dihukum. Apa kau tak menginginkan hal itu terjadi?" Sepasang mata Maria menjadi dingin.
"Tentu saja tidak, aku ingin Taffy mendapat hukumannya karena telah berbuat salah terhadapku. Akan aku buktikan pada mereka bahwa wanita itu bukanlah makhluk yang lemah." Zen menyunggingkan senyum smirk.
"Kalau begitu buktikanlah padaku. Beberapa hari lagi kita akan bertemu mereka, aku ingin memperkenalkanmu pada mereka tentang istri baruku."
"Apa kau berhubungan dengan mereka?" Pria itu mengangguk.