"Iya, iya akan aku ceritakan. Duduklah." Vendri tersenyum puas lalu duduk di samping Vella. Terdengar suara helaan napas dari Vella sebelum berbicara. "Jadi begini, kencannya berjalan baik tapi ada satu kendala, Kenzo--adik dari Tuan Edward tahu kalau aku tak punya perasaan padanya dan dia tak akan memaksa perasaanku. Lalu yang paling aku tak mengerti, Tuan Edward ada di sana."
Vendri menampakkan raut wajah heran. "Ada di mana?"
"Di hotel yang sama dengan kami menginap. Aku mendapatinya sedang mabuk di bar dan membawanya ke kamar hotel yang aku booking lalu----" Perkataan Vella terhenti di kala dirinya mengingat lagi ciuman intens antara dia sendiri beserta Edward.
"Lalu?" Suara Vendri membuat Vella menepis ingatan tersebut kemudian memandang Vendri yang terlihat antusias mendengar. "Kenzo datang dan membawa Edward ke kamarnya agar menjaga kakaknya itu. Selesai."