Saat itu juga Lizzy merasa dunianya runtuh. Dia mencengkram erat ponsel yang berada di tangan, sedang tubuh Lizzy menegang. "Lizzy?" Lizzy menatap nanar pada Eka. Bibirnya bergetar tak sanggup mengeluarkan suara.
Eka segera merangkul erat Lizzy memberikan dia penghiburan. "Ayo kita pulang." Lizzy menurut saja ketika dia dibawa oleh Eka pulang menuju apartementnya. Dengan tatapan kosong Lizzy diam, pikirannya kalang kabut karena sedih dan cemas.
Cemas karena memikirkan bagaimana keadaan Saga yang dipaksa bertunangan. Sedih juga dikarenakan sang kekasih bertunangan dengan wanita lain. Bukan sampai di situ saja kejutan buruk untuk Lizzy. Setibanya di apartement, mereka terhenyak mendapati apartement pribadi Lizzy kacau berantakan.
"Ini pasti ulah orang yang menculik Saga! Keterlaluan sekali mereka, memangnya salah Lizzy apa sampai mereka tega mengobrak-abrik rumah Lizzy!" kata Eka mencurahkan amarahnya.