Chereads / Second Life! / Chapter 7 - Bab 7 : Silver Moon II

Chapter 7 - Bab 7 : Silver Moon II

Sebulan telah berlalu. Rey, yang seorang dokter muda, harus meninggal diusia muda karena menjadi korban penembakan misterius, kini ia menjalani hidup yang lebih baik. Tanpa tekanan, dan lebih bebas. Karena aturan bumi modern yang semakin lama semakin mengekang umatnya hingga tidak berkembang.

Hari ini adalah hari pembukaan Silver Moon, Inn & Lounge milik Dokter Rey. Ya meskipun masih ngutang.

"Halo semuanya... Datanglah kita ada diskon untuk pembukaan tempat baru." teriak Rey memanggil orang-orang yang melewati tempat bisnisnya.

"Sepertinya tidak ada yang tertarik ya... Hihihi." Alice mengejek Rey yang sedang berusaha mempromosikan tempatnya.

"Hey, masuklah dan nikmati menu yang ada didalam." Rey menyuruh Alice masuk dan memesan menu yang sudah dibuat.

Alice pun masuk kedalam Silver Moon, dan disambut Nany. Alice duduk dimeja dekat jendela yang memiliki pemandangan paling indah.

Setelah memesan sesuatu yang dia tidak yakin itu iya melamun keluar jendela dan memandang Rey yang masih sibuk mempromosikan tempat bisnisnya. Tidak lama, Nany mengacaukan lamunan Alice dan membawakan pesanannya.

"Ini pesanannya... Ice Cream Vanila dengan sirup Stroberi." Nany memberikan Ica Cream Vanila pesanan Alice.

"Wah cantik sekali... Ada Stroberi diatasnya membuat penampilan makanan ini terlihat makin cantik." Ujar Alice yang sangat bersemangat untuk menikmati menu hidangan yang belum pernah ia temukan di Erantyl ini. Alice mencicipinya dan dalam suapan pertama ia mulai jatuh cinta dengan hidangannya.

"Ini enak banget, dingin... Manis..." Kata Alice sambil tersenyum dan memuji Nany karena telah menghidangkan makanan terenak di Erantyl...

"Ayo silahkan datang, kita ada diskon nih." Teriak Rey mempromosikannya.

"Bodoh kalo seperti itu tidak akan ada yang mau datang." Teriak Alice sambil memegang Ice Creamnya.

"Eh, kenapa ga didalem aja. Itu Ice Cream Vanila ya?" Tanya Rey. Sambil mengacungkan telunjuknya kearah Ice Cream.

"Iya... Ini enak banget, dapat dari mana ide membuat ini?" tanya Alice sambil menikmati Ice Cream.

"Itu adalah salah satu hidangan favorit aku di Jakarta." jawab Rey tersenyum.

"Wah... Senangnya hidup didunia yang mudah mendapatkan hidangan ini." Alice memuji Rey secara tidak langsung.

"Ayo semuanya... Ada hidangan spesial yang enak loh." Teriak Alice membantu mempromosikan tempat itu. Dan beberapa orang pun mulai tertarik dan mencoba masuk dan memesan menu spesialnya.

"Ahh... Ini enak sekali." teriak para cewe saat mereka mencicipi ice cream vanila.

Ya begitulah keseharian Rey dan Alice hari ini. Mereka sangat senang saat semua orang menyukai hidangannya.

*

"Wah... Lelah sekali hari ini." kata Rey sambil meregangkan otot kakinya.

"Tuan, hebat bisa menciptakan hidangan yang jadi favorit para gadis disini." Puji Nany sambil mencuci piring dan gelas sisa hidangan tadi.

"Benar, ini benar-benar enak loh... Kenapa ga dari seribu tahun lalu aja kamu reinkarnasi kemari." Kata Alice memuji Rey, yang sebenarnya menyinggung Rey.

"Aku aja baru hidup dua puluh dua tahun lalu." jawab Rey sambil meremas lehernya.

Mereka pun berbincang dan menghabiskan malam bersama di Lounge itu hingga mereka lelah dan akhirnya beristirahat.

***

"Selamat pagi.." Rey turun kebawah dan berniat mengucapkan salam pada Nany tapi ia terkejut saat selesai mengusap kedua matanya.

"Eh....Ramenya." Kata Rey terkejut melihat Lounge miliknya ramai pengunjung bahkan tidak ada tempat lagi untuk pengunjung baru.

"Hai, bisnis mu ini sangat menjanjikan ya." Teriak salah seorang pria botak berbaju zirah.

"Eh, Bold... Apa yang kau lakukan disini?" tanya Rey sambil menghampirinya.

"Tentu saja menikmati hidangan yang luar biasa nikmat ini." Jawab Bold, pria botak berzirah itu.

"Wah, sepertinya beberapa member Guild juga disini ya?" Rey melihat sekelilingnya yang memang benar ramai oleh orang-orang berzirah.

"Bahkan Nina Carla juga disini." lanjut Rey kagum karena dikunjungi Member Guild tier tinggi.

"Percayalah nak, Lounge ini akan jadi pelarian anggota Guild lainnya." Kata Bold memuji bisnisnya.

Saat tengah asik berbincang tiba-tiba seorang kakek masuk dan membuat suasana mendadak hening.

"Siapapun, tolong saya..." kata kakek itu lemas seolah tak bertenaga lagi.

Ya bagaimana pun Lounge ini jaraknya dekat dengan Gerbang Selatan. Jadi dengan keramaian yang terdengar sampai luar orang awam pun akan sadar kalau ini adalah tempat berkumpul bukan sekedar restoran mewah.

"Hei, tenang lah kek ceritakan apa yang terjadi." Teriak salah seorang di lounge itu.

"A-anu... Dia hutan selatan sana dekat pondok tempat saya tinggal ada sekelompok Siluman yang membuat keributan." katanya.

"Sudah kuduga bangsa Jin memang tidak pernah bisa diharapkan." Ujar salah seorang petualang memotong penjelasan.

"Disana ada seorang gadis yang mencoba menolong saya. Dan sekarang dia mungkin sedang kewalahan." Lanjutkan Kakek itu menjelaskan dengan wajah yang khawatir.

"Silahkan duduk kek, Nany tolong jamu tamu kita. Biar saya yang menolongnya." Kata Rey dengan tegas dan keluar Lounge dengan segera menuju Hutan Selatan Artetius.

***

Rey pergi sendirian menuju hutan menyeramkan itu. Dengan kostum Dokter yang sudah mulai banyak robekan akibat bertarung dengan monster. Ia terus berlari hingga melihat seorang gadis tergeletak ditanah tak berdaya, dengan para Siluman yang mungkin sudah menghajarnya habis-habisan.

"Hey kalian... Pergi dari Tanah ini!" Rey berteriak mengingatkan mereka agar segera pergi tapi mereka malah menantang.

"Apa yang bisa dilakukan seorang Manusia melawan empat Siluman..." Kata Siluman yang memiliki badan terbesar.

"Baiklah kalau itu mau mu." Rey memejamkan matanya sejenak.

"Majulah!" Rey berteriak dan berlari kencang kearah para siluman itu.

*

Rey berhasil mengalahkan Siluman itu, dan membuat perjanjian dengannya.

"Pergilah jika kalian tidak ingin mati konyol." Kata Rey berdiri tegak menghadap ke-empat Siluman yang sudah lemah tak berdaya ditanah.

"Ba-baik..." mereka kabur meninggalkan Rey sendirian. Hingga Rey tak dapat melihat para Siluman itu, ia menghampiri gadis itu dan membawanya kepenginapan.

"Cantik banget nih cewek, tapi kenapa dia bisa berada dihutan ya?" Kata Rey dalam hati sambil memandangi wanita yang dia gendong.

***