Di suatu Sekolah ada seorang siswa SMP yang sangat pintar bernama Ben hingga kepintarannya mampu membikin anak-anak selalu menghormatinya. Lalu ada siswa yang sangat bodoh bernama Dio. Dia merupakan anak yang selalu di bully bahkan Ben juga termasuk siswa yang menganggu Dio.
Ben selalu mengejek Dio hingga disuruh-suruh. Ben suka menyombongkan perbedaan nilai antara dia dan Dio didepan satu kelas. Dio sampai ditertawakan oleh sahabatnya.
"dasar anak bodoh percuma kamu sekolah disini, mending kamu gak usah naik kelas saja sekalian." Kata Ben.
Ketika naik kelas SMA Ben berhasil masuk ke Sekolah paling bergengsi karena nilai terbaik sedangkan Dio sendiri di Sekolah yang sama dengan nilai yang jelek.. Dio semakin diejek.
"sudah kubilang kamu anak bodoh. Percuma masa depanmu itu gelap dan tidak akan berubah." Kata Ben ketika mengambil rapor. Nilainya yang bagus juga diperlihatkan.
1.
2 tahun kemudian yaitu menduduku bangku SMA, Ben masih menikmati reputasinya sebagai anak pintar satu Sekolah. Ben dikatakan anak populer karena nilainya sangat bagus, bahkan dia sudah punya pacar.
Pacarnya bernama Dina dan biasanya mereka selalu belajar barengan. Pada akhirnya mereka mendapat nilai bagus. Tetapi nilai bagus tidak mengartikan mereka selalu mendapat angka yang sama.
"nilamu kok selalu bagus sih?" tanya Dina.
"namanya juga belajar." Kata Ben.
"kapan-kapan kamu mau gak belajar di Rumahku?"
"boleh maunya kapan?"
tiba-tiba guru masuk kelas dan mengumumkan bahwa ada murid baru.
"Semuanya kita kedatangan murid baru." kata Guru. "Silakan masuk."
Masuklah si siswa baru. Ben yang mengetahui siswa baru jadi terkejut melihat wajahnya. Wajah tersebut mirip Dio ketika SMP.
"wajahnya kayak Dio si bocah suruhan." Kata Ben dalam hati.
"Silakan perkenalkan diri." Kata Guru.
Siswa itu perkenalkan diri. "Hai teman-teman nama saya Dio."
"Lho ternyata beneran Dio." Kata Ben dalam hati
Ben curiga mengapa Dio bisa masuk kedalam Sekolah bergengsi, padahal Dio adalah anak bodoh yang selalu mendapat nilai jelek.
"Semuanya hari ini kita ada kuis. Silakan dipersiapkan alat tulisnya."
"Nah ini kesempatanku." Kata Dio. "Aku akan kutunjukkan reputasiku masih dipertahankan."
setelah 30 menit berjalan. Guru menghentikan kelas dan menyuruh semua mengoreksi bersama.
"Waktu sudah habis, silakan soal kalian ditukar kepada teman sebelah kalian."
Setelah sepuluh menit mengoreksi, nilai yang diperoleh Dio lebih tinggi daripada nilai yang diperoleh Ben.
"Lho kok nilai dibawah dia." kata Ben.
Tiba-tiba Ben melihat Dina mendekati Dio dan memuji nilai kuis.
"Wow nilaimu bagus sekali." Kata Dina.
"iya, terima kasih." Kata Dio.
Hari terus berlanjut setiap kali ada kuis dan ulangan, Nilai yang diperoleh Dio selalu lebih tinggi daripada nilai milik Ben.
2.
jam makan siang Ben menuju Ruang Makan, dilihatlah temannya Josua dan Dio yang sedang makan bersama. Ben terasa sungkan dia makan jauh diantara dua sahabatnya. Tanpa disadari ternyata Dio sudah selesai makan. Disaat itulah Ben beranjak dan duduk didekat Josua.
"Kamu kenapa makan disini?" tanya Josua.
"kenapa? Tidak boleh?" tanya Ben curiga.
"Kamu makan disini ketika Dio pergi."
"Aku males sama anak itu, hancur dia."
"Justru bagiku kamu yang hancur."
"Lho ngapain kamu dukung dia."
"Karena dia lebih daripada kamu." Jelas Josua. "Kita berdua sejak berada di Sekolah dengan Dio. Aku kenal Kamu. Kamu suka mengejek Dio bahkan pamer nilaimu lebih tinggi daripada dia. Kamu berhasil masuk ke Sekolah bergengsi. Aku berhasil masuk di Sekolah bergengsi, sikapku biasa saja. Kamu berhasil, pamer nilai kayak manusia gak dosa, tambah lagi kamu malah menjelekkan nilainya Dio didepan seluruh kelas."
Setelah menjelaskan Josua beranjak pergi, meninggalkan Ben makan siang sendirian.
3.
Setelah makan siang Ben menuju Kelasnya, dia melewati Dio yang berjalan menuju Toilet. Kali ini Ben memiliki rencana jahat, dia memasuki Kelas dan mencari tas ransel milik Dio. Ben membuka isinya, pada akhirnya dia menemukan kunci motor. Ben mengambilnya untuk menyembunyikan kunci motor diluar.
Setelah dipikir-pikir Ben berencana menyembunyikannya di pot bunga. Bel berbunyi menandakan pelajaran Sekolah dimulai kembali. Ben memasuki Kelas diikuti Dio yang dari Toilet.
Sebelum pelajaran dimulai semua murid disuruh mengeluarkan perlengkapan belajar mereka seperti buku dan alat tulis. Dio mengeluarkan seluruhnya yang dia butuhkan, lalu dia curiga karena merasa ada benda yang menghilang.
"lho kunci motorku mana?" tanya Dio.
"kamu kenapa?" tanya Josua yang duduk di bangku sebelahnya.
"Kunci motor gua hilang."
Ben sebagai pelaku hanya diam dan menikmati reaksi Dio yg menyadari kunci hilang."
"Mampus rasain Lo." Kata Ben dalam hati.
Ben melihat pintu Kelas terbuka, muncullah Dina memasuki Kelas. Ben mengira Dina akan duduk disebelah Ben, malah mendekati Dio dan memberikan sesuatu dari kanan.
"Dio ini punyamu?" tanya Dina sambil memegang kunci motor di tangan kanan.
"Wah iya terima kasih." Dio menerima dengan senang hati. Dia juga penasaran tentang lokasi penemuan. "Kamu menemukannya dimana?"
"Aku ketemu didepan Toilet cowok. Mungkin saat ke Toilet cowok kamu lagi bawa kunci motor, darisitu kunci motormu jatuh.
"Oh yasudah, terima kasih."
4.
jam pulang Ben menemui Dina, mereka ketemu diteras.
"Hei kamu ngapain nolongin dia.?" tanya ben.
"Memangnya kenapa tidak boleh?" tanya Dina balik.
"dia itu anak nyebelin." Kata Ben.
"Menurutku kebalik, malah kamu yang nyebelin." Kata Dina.
"Lho kok aku." Kata Ben.
"Kamu anaknya pintar tetapi sombong. Aku gak suka cowok yang pamer kekuatan."
Dina akhirnya pergi meninggalkan Ben sendirian.
5.
Ben pulang menaiki sepeda motor. Ben jalan mendekati pakiran, ketika hendak menyalakan sepeda motor. Nyatanya sepeda motornya mogok.
"haduh kok mogok sih." Kata Ben.
"Kamu kenapa?" tanya Dio, kebetulan sekali dia melintasi Ben. Dio juga menaiki motor.
"Kamu ngapain disini, pulang sana." Kata Ben.
"Yakin, menurutku Kamu butuh bantuan." Kata Dio meyakinkan.
"memangnya kamu bisa apa? sudah pulang sana."
Tanpa berkata Dio pergi meninggalkan Ben sendirian. Ben mengulang kembali niatnya, dia melihat sekelilingnya, tidak ada orang. Lalu Dio muncul sambil membawa motornya.
"Dio sini." Teriak Ben.
Dio menyangga motornya lalu mendekati Ben.
"Minta tolong kamu bisa memperbaiki motorku?" tanya Ben.
Beberapa saat kemudian motor milik Ben berhasil nyala kembali karena bantuan Dio.
"Terima kasih." Kata Ben.
"Sama-sama." Kata Dio. "Aku balik dulu."
Dio meninggalkan Ben tetapi dia ditahan.
"hei bro aku mau ngomong sesuatu." Kata Ben.
Dio tidak ngomong apa-apa, hanya menoleh kearah Ben.
"Aku minta maaf karena selama ini sudah jahat sama kamu."
Dio hanya tersenyum sambil menjawab. "Gak apa-apa kok aku sudah maafin kamu sejak awal." Kata Dio.
"maksudmu gimana." Kata Ben.
"Daridulu aku menganggapmu sebagai sahabat bukan musuh. Aku yakin suatu saat kamu bakalan minta maaf akibat perbuatanmu." Kata Dio.
"Kamu kenapa bisa menganggap aku sebagai teman?" kata Ben.
"Kalimat musuh hanyalah berada di otak. Di hati kita hanyalah kalimat sahabat." Kata Dio.
Ben hanya senyum mendengar kalimat yang diucapkan Dio.
"Kamu mau belajar bareng?" tanya Dio.
"buat apa?" tanya ben balik.
"biar nilai kita sama-sama bagus." Kata Dio.
Ben hanya mengangguk lalu naik motor dan mengikuti motor Dio dari belakang.
"jangan sok kuat dihadapan yg lemah. Giliran yg lemah bangkit dan jadi kuat."
TAMAT