Todi membuka matanya selebar mungkin. Dia bangun dari tidurnya. Laras ikut bangun juga dari tidurnya. Mereka saling berhadapan. Todi benar-benar khawatir kalau dia memang sudah gila. Todi merasa saat ini seperti diantara mimpi dan kenyataan. Dia mengucek kedua matanya.
"Kamu..benar Laras?" tanya Todi, wajahnya terlihat linglung. Dia menyentuh lagi pipi Laras. Membelainya dengan ragu, masih tidak percaya istrinya sudah kembali.
"Ini aku kak, Laras, istri kakak," jawab Laras, meyakinkan suaminya kalau dia tidak sedang berkhayal. Dia mengusap wajah Todi.
"Aku pikir aku bermimpi," ucap Todi.
Laras mendekati suaminya. Wajah mereka hanya berjarak beberapa sentimeter, lalu Laras mengecup bibir Todi dengan lembut selama beberapa detik.
"Apa mimpi bisa terasa nyata seperti ini sayang?" tanya Laras sambil mengedipkan matanya sambil tersenyum menggoda. Mencium suaminya lagi.
Todi tanpa sadar menangis, hatinya bahagia karena Laras sudah pulang. Dia memeluk erat tubuh istrinya.