Yudha menatap pohon mangga dihadapannya dengan tatapan kosong. Sesekali Yudha menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Otaknya berpikir keras, bagaimana cara memanjang benda yang ada dihadapannya. Pohon itu ternyata lebih tinggi dari yang Yudha bayangkan bila dilihat dari jarak dekat. Dia meneguk air ludahnya berkali-kali, tengkuknya mulai basah karena keringat yang mengucur, gabungan dari teriknya matahari dan hatinya yang berdebar panik karena harus memanjat pohon. Biarpun badannya cukup terbilang atletis, tapi sampai hampir berusia kepala 4 saat ini, lelaki ini sama sekali belum pernah sekalipun mencoba memanjat pohon. Erlina sendiri menunggu di tempat yang lebih teduh, dia ingin menyaksikan sendiri suaminya memanjat pohon dan mengambil buah mangga di halaman rumah Mama Erlina.