Erlina masih menatap layar ponsel Luna, walaupun wajah Yudha sudah tidak ada disana. Hatinya yang sedih sudah berubah menjadi sedikit senang karena bisa melihat kekasihnya walau sebentar. Gadis itu mengalihkan pandangan menuju bungkusan yang sedari tadi masih dia pegang. Bungkusan itu berisi sebuah kotak yang dibungkus dengan kertas kado dan amplop yang cukup tebal, entah apa isinya. Erlina membuka bungkusan itu untuk meraih amplop yang tadi dipesan Yudha untuk dibuka di rumah, tapi dia terlalu penasaran akan isinya. Erlina menyobek pinggiran amplop, yang sudah direkatkan dengan lem, untuk membukanya. Ada beberapa lembar kertas di dalamnya, membuat Erlina semakin penasaran akan isinya.
"Lin, yuk, kita udah ditungguin. Kamu udah selesai hubungi Yudha?". Sebuah tepukan di bahu Erlina, mengagetkannya. Ternyata Abangnya, Erick. Erlina menaruh kembali amplop itu ke dalam bungkusannya.
"Ditunggu apa Bang?" tanya Erlina, dia lupa ajakan terakhir Erick tadi.