"Kak, kok diem aja? Kakak marah ya sama aku?" tanya Laras sambil memegang tangan suaminya dengan wajah penuh rasa bersalah. Dia memperhatikan wajah Todi yang terlihat datar. Sepanjang perjalanan pulang dari tempat makan sampai mereka masuk ke kamar, Todi lebih banyak diam dan menjawab semua kalimat Laras seperlunya, itupun hanya sepatah dua patah kata saja. Todi menghela napas beberapa kali. Dia berusaha mengontrol rasa marahnya. Todi kadang tidak mengerti perubahan sikap dan emosi Laras semenjak hamil.
"Ras, aku enggak marah, aku cuman heran kamu kenapa bisa keceplosan ngomong gitu sih Sayang?" jawab Todi, akhirnya kembali menegur istrinya. Todi tidak tega memarahi istrinya, dia hanya bisa menegur dengan sehalus mungkin, mengingat saat hamil emosi dan perasaan Laras jauh lebih sensitif.
"Iya, aku tahu aku salah" ucap Laras pelan, dia menunduk dengan wajah menyesali ucapan dirinya sebelumnya di tempat makan tadi.