Luna menghela napas panjang, berusaha meredakan emosinya yang sedang memuncak saat ini. Tapi seperti biasa, Luna tidak pernah mau menunjukkan emosinya. Dia selalu berprinsip, keputusan atau tindakan apapun pasti tidak akan benar bila dilakukan saat sedang emosi atau sedang marah.
"Aku berani sumpah Lun, hanya satu kali ciuman. Setelah itu Ayu langsung tampar pipi aku dua kali, sungguh Lun" ucap Erick lagi, masih berusaha meyakinkan Luna. Dia sudah khawatir melihat Luna yang sepertinya meledak karena marah setelah tahu rahasia dari pertemuan pertama Erick dengan para mantannya. Erick sudah siap sedia dengan apapun yang akan pacarnya itu lakukan kepada dirinya. Toh kemarin dia sudah habis-habisan menerima banyak pukulan dan tamparan dari wanita lain, satu atau dua lagi dari wanita yang dia cintai, rasanya tidak mengapa, pikir Erick dalam hati.