Seminggu sudah berlalu, tanpa terasa Erick sudah menyelesaikan syarat pertama Ayah. Dia sudah mendatangi semua gadis yang pernah dia sakiti hatinya. Satu minggu ini hidup Erick penuh dengan makian, teriakan, tamparan, pukulan dan jambakan pada dirinya. Masih terasa perih di seluruh badan Erick, terutama pada kedua pipinya, semua bekas tamparan itu saja masih tercetak jelas di pipinya, belum lagi jambakan pada rambut Erick, sebentar lagi mungkin Erick akan botak pada beberapa bagian rambutnya. Semua demi bisa memenuhi syarat dari Ayah Luna. Erick rela menahannya.
Beruntung bagi Erick, hari ini di rumah sakit, dia mendapat kabar yang membahagiakan lagi, semua peserta ujian Nasional lulus bersih. Kabar itu seakan membuat Erick tidak lagi merasa nyeri pada bagian tubuhnya. Segera setelah mendapat kabar, Erick langsung menelpon Mama dan mengirimkan pesan kepada adiknya, Erlina. Mengabari kalau dia lulus dan akan segera wisuda.