Erick langsung menuju kamarnya. Dia duduk dengan rapi, mulai membuat sebuah catatan. Erlina masuk ke kamar abangnya. Saking seriusnya, Erick bahkan tidak mendengar suara ketukan Erlina.
"Daftar nama apa itu Bang?" tanya Erlina, mengejutkan Erick. Dia spontan menutupi catatan yang baru dia buat setengahnya. Tapi terlambat, tangan Erlina jauh lebih cekatan. Dia sudah lebih dulu merebut catatan itu.
"Jangan bilang ini catatan nama-nama anak gadis patah hati karena ulah Abang" tebak Erlina. Dia menghitung nama yang sudah dituliskan Erick. Sudah ada sepuluh nama disana. Erlina langsung menggeleng-gelengkan kepalanya. Tidak percaya betapa brengseknya abangnya dulu.
"Iya, aku harus minta maaf sama mereka semua" jawab Erick. Dia meringis malu.
"Minta maaf?" ulang Erlina. Erick mengangguk, dia mengambil catatan itu dari tangan adiknya.
"Syarat ayah Luna. Hari ini lamaran Abang ditolak" Erick memulai ceritanya.