"Kamu kenapa?" tanya Yudha. Dia meneliti wajah Erlina. Gadis ini benar-benar kecewa karena dia tidak bisa ikut, batin Yudha. Semoga kejutan Yudha nanti bisa membuat kekecewaan di hati Erlina sirna.
"Aku enggak apa Bang, aku ngerti Abang sibuk" ucap Erlina, memaksakan senyumannya. Dia segera mengubah ekspresinya. Erlina sadar, dia bukan berhubungan dengan pekerja biasa. Yudha pemimpin di sebuah perusahaan yang punya cabang di berbagai kota, dan mungkin beberapa perusahaan lain yang Erlina tidak tahu apa dan dimana, dan dia bahkan tidak perduli. Baginya Yudha adalah pria yang dia cintai dan mencintainya. Erlina tidak pernah mencintai Yudha karena apa yang Yudha miliki, kecuali wajah dan tatapan mata pria itu serta perhatian manisnya yang membuat Erlina tergila-gila pada pria yang awalnya terasa angkuh dan sombong ini. Dia tidak memperdulikan harta kekayaan yang dimiliki Yudha.