"Oke." Lan Xiao Mengangguk.
"Bagus. Yang terjadi di hari itu, aku sangat bersyukur pada mu." Ucap Ye Lingtong dengan sikap yang jarang dilihat oleh Lan Xuanyu.
Lan Xuanyu menggelengkan kepalanya: "Bukan salah mu, itu karena monster itu, lagipula aku baik-baik saja. Baiklah kalau begitu, aku lapar. Ayo kita makan dulu!" Lan Xuanyu mengatakannya ketika mereka berpaspasan dengan Ye Lingtong dan Qian Lei yang akan pergi makan.
Ye Lingtong jelas melihat sikap sok tidak kenal darinya sehingga membuatnya mengerutkan kening, namun kemudian tatapannya melemah. Ingatan soal Lan Xuanyu yang dengan gigih berjuang melawan Kera Iblis Bermata Tiga itu kembali menyentuh bagian terlemah di hatinya. Dia tidak ingin berdebat.
"Apa kau mengenal Ye Lingtong?" Qian Lei berbisik pada Lan Xuanyu.
"Oh, kami berasal dari sekolah yang sama, tapi dari kelas yang berbeda." Ucap Lan Xuanyu
Ucap Qian Lei sambil tertawa: "Biar kubilang padamu, dia itu hebat. Terus-terusan mengikuti kelas pertempuran, dan selalu menang. Mungkin dia adalah siswi terhebat yang masuk di tiga besar.
"Oh." Lan Xuanyu agak kurang tertarik dengan pencapaian Ye Lingtong. Namun sebenarnya, dia itu memang benar-benar kuat.
Ruang Makan yang berlimpah makanan, dan kemudian Lan Xuanyu menyadari kalau hanya beberapa saja dari peralatan makanan terbuat dari bahan langka, lainnya sama saja dengan peralatan makan di rumahnya, dan tampaknya semua peralatan makan memiliki bentuk yang sama.
Tentu saja, dia tidak akan bersikap sopan, agar bisa makan yang banyak, dia akan memilih peralatan makan yang terbuat dari bahan langka.
Pada saat ini, Ye Lingtong sudah kembali ke mejanya, yang ditemani oleh dua lelaki. Salah satu dari mereka posturnya tinggi, dengan rambut pirang yang pendek, matanya berkedip-kedip dan wajahnya tampak berseri-seri. Anak yang satunya lagi bersosok kecil, kontras yang signifikan terhadap rekannya, dengan tubuh yang reyot, serta lengan yang panjang seakan bisa menyentuh tanah walau sedang berdiri.
"Lingtong, kau kenal anak baru itu?" Tanya anak yang tinggi itu. Dia tidak merendahkan suaranya. Dari meja-meja sekelilingnya bisa dengan jelas mendengar perkataannya.
"Oh, dulunya kami teman sekelas. Dia mengalami kecelakaan semasa ujian, setelah sembuh dia baru bisa datang bersekolah sekarang." Ucap Ye Lingtong
"Oh. Bagaimana dengan kemampuannya?" Anak tinggi lanjut bertanya.
Ye Lingtong terdiam sejenak, kemudian ia menjawab: "Aku tidak pernah menang darinya."
"Ohoh?" Anak yang tinggi matanya bersinar, melirik punggung Lan Xuanyu yang sedang mengisi piringnya dengan nasi, tersirat jejak senyum di sudut mulutnya.
Lan Xuanyu memegang makanannya, kemudian tiba di suatu meja paling sudut dengan bimbingan dari Qian Lei, disini adalah tempat paling ujung di kafetaria ini, dan pada saat ini ada seorang anak duduk makan sendirian.
"Sakit jiwa. Ini teman sekamar kita. Bertukar perkenalanlah kalian." Qian Lei duduk di samping anak lelaki itu, menepuk pundaknya.
Berbeda dengan Qian Lei, sepasang mata sipit dengan muka masam namun memiliki intuisi yang tajam, itulah ekspresi anak yang di sapa Sakit Jiwa ini kepada Lan Xuanyu.
"Halo, aku Lan Xuanyu." Lan Xuanyu menawarkan sapaan.
"Namaku Liu Feng. Sekuat apa kau?" Tanya Liu Feng.
"Peringkat Empat Belas." Jawab Lan Xuanyu.
"Empat belas?" Jejak mengolok terlukir di sudut bibir Liu Feng, menatap Qian Lei: "Oh."
Apa daya Qian Lei pun mendesah: "Yah, empat belas."
Sepasang Alis Lan Xuanyu mengerut: "Kenapa dengan empat belas? Apa itu terlalu rendah?"
Ucap Liu Feng: "Bukannya terlalu rendah. Itu adalah yang paling rendah. Qian Lei saja peringkat lima belas sudah tidak berguna.
"Kekuatan Jiwa bukan segalanya. Lalu apa hubungannya peringkat dengan belajar di sekolah ini?"
Ucap Qian Lei: "Biar ku perjelas pada mu. Kelas kita totalnya ada tiga puluh siswa, menurut rancangan dari guru sebelumnya, setiap tiga orang yang menempati satu kamar asrama akan menjadi sebuah grup. Mereka akan saling melengkapi satu sama lain. Entah dalam latihan, pertarungan atau bahkan dukungan karir, grup akan selalu bersama. Karena bagi Ahli Jiwa Petarung, selain pertarungan individu, kerjasama juga penting. Akan ada peringkat di kelas, dan semakin didepan semakin itu baik adanya. Anak perempuan tidak boleh sekamar dengan anak laki-laki. Sebelum kau datang, ada dua puluh sembilan siswa, terbagi menjadi sembilan belas kelompok, dan dua kelompok sisanya beranggotakan dua orang. Aku dan Liu Feng adalah salah satu dari dua kelompok yang tersisa itu. Guru memutuskan untuk mengadu kedua grup yang tersisa ini, siapa pemenangnya akan memenangkan tambahan satu anggota si anak wanita itu. Jelas kami kalah, kalah telak. Jadi, si anak wanita itu ditempatkan di grup mereka. Dialah Ye Lingtong. Dan karena hanya kami berdua, tentu saja kami berada di peringkat paling bawah selama dua bulan ini."
"Hari ini, ketika aku mendengar kedatangan mu, kami memiliki harapan yang tinggi pada mu, tapi siapa yang tahu, kau hanya berperingkat empat belas. Aku lima belas, si Sakit Jiwa ini enam belas. Kita jelas-jelas berada di tempat paling belakang. Klas energi jiwa tingga penuh dengan kompetisi."
"Aku akan melakukan yang terbaik." Lan Xuanyu mengerti betapa antusiasnya Qian Lei pada pertemuan pertama mareka.
Liu Feng kembali menatapnya dan tidak berkata, hanya merendahkan kepalanya kembali makan.
Dalam beberapa menit kemudian, tatapan Liu Feng dan Qian Lei terhadap Lan Xuanyu mulai berubah, karena anak lelaki ini hebat dalam hal makan.
Ketika makan malamnya yang pertama ini, Qian Lei juga mengingatkannya kalau dalam akademi ini tidak diperbolehkan menyisahkan makanan, sehingga dia harus menghabiskan semua makanan yang di ambilnya, itu karena dia melihat piring Lan Xuanyu penuh dengan makanan saat itu.
Tapi ketika total piring Lan Xuanyu sudah mencapai tiga, Qian Lei kehilangan kata-kata. Dia hebat dalam hal makan.
Memang nafsu makan Lan Xuanyu meningkat drastis, dan bahan makanan yang langka di akademi ini relatif kurang. Meski dia telah melahap banyak, seakan dia masih memiliki ruang yang besar dalam perutnya. Itu penyebabnya energi dari makanan biasa juga tentu saja kurang, karena itu dia mulai makan terus tanpa mengetahui hal tersebut.
"Anak baru ini benar-benar jago makan!" Anak-anak dari meja sekitarnya juga melihat situasi disini, dan Xuanyu semakin sering makan dengan porsi yang besar, piring yang rata.
"Hei, sudah cukup! Sumber daya di akademi adalah milik semua orang, dan kau sendiri sudah menghabiskan porsi makan untuk beberapa orang." Seorang anak laki-laki berdiri dan menghalangi Lan Xuanyu yang akan mengambil piring ke-empatnya.
"Hei, Qian Lei segera berdiri untuk pergi menghampirinya, namun di tahan oleh Liu Feng, yang dengan perlahan menggelengkan kepalanya.
Lan Xuanyu juga terkejut dan berhenti: "Memangnya kenapa? Akademi sudah memasaknya dan itu akan menjadi percuma jika tidak di habiskan."
Anak lelaki itu mendengus: "Ku bilang hentikan."
"Jin Xian, berhenti mengganggunya! Xuanyu adalah mantan teman kelas ku juga." Tiba-tiba Ye Lingtong berdiri dan memarahinya.
Anak lelaki ini namanya Jin Xian menatap anak lelaki yang tinggi di samping Ye Lingtong dan bertanya: "Lu Qianxun, bagaimana menurut mu?"
Jawab anak lelaki yang tinggi: "Aku tidak mengenalnya." Kemudian, dia berdiri dan berjalan keluar.
Ye Lingtong terdiam sejenak, dan anak lelaki yang bernama Jin Xiang tersenyum.
"Minggir." Ucap Lan Xuanyu pada Jinxiang.