Sendirian di negeri orang, tidak menolak kemungkinan merindukan keluarga pada hari-hari tertentu.
Tidak pernah berada jauh dari keluarga, dan tidak pernah ingin meninggalkan keluarganya, tak di ragukan lagi, Lan Xiao pun! Kini harus merasakan rindu terhadap anak dan istrinya.
"Cheng Cheng. Waktu mu habis, dengarkan aku," Jelas saja, Lan Xiao begitu rasional, segera mengatakannya.
Nan Cheng segera menangis, berkata: "Kau."
Ucap Lan Xiao: "Aku baik-baik saja, tenanglah. Tidak ada yang menimpaku disini. Kami benar-benar menemukan planet lagi. Dan setelah inspeksi spesis dan observasi terlebih dahulu, planet ini ternyata lebih besar dari planet Tiandou maupun Tianluo. Ini adalah tempat kehidupan yang paling cocok buat kita. Bahkan kadar oksigen serta tekanan atmosfir hampir mirip dengan planet asal kita. kami baru saja selesai melakukan serangkaian uji coba dan sampling. Butuh waktu sekitar satu setengah bulan untuk pulang. Kali ini, meski sedikit lebih lama, tetap saja masih lancar. Kami federasi memastikan kita akan mendapatkan planet megah yang baru. Jadi, jangan khawatir. Aku akan segera pulang. Katakan pada Xuanyu ayah rindu padanya.
"Ayah, aku disini." Segera Lan Xuanyu memanggil.
Nan Cheng merajuk: "Bagaimana dengan ku?"
Lan Xiao tersenyum, "Tentu saja aku memikirkan mu. Kau yang terutama dalam hatiku."
Nan Cheng dengan wajah malu, "Ini sudah hampir. Tapi…, masih ada satu setengah bulan lagi!"
Lan Xiao mendesah, "Penerbangan pesawat antariksa, butuh waktu tertentu untuk kembali pulang. Apalagi ini adalah perjalanan penjelajahan bintang. Setelah penjelajahan kami dimulai, aku melihat semuanya baik-baik saja. Yah, aku tidak bisa bicara lebih panjang lagi, temanilah putra kita. Sudah dulu, tunggu kedatangan ku yah, cinta mu."
Komunikasi terputus. Nan Cheng terdiam sejenak, sambil mengigit bibirnya. Lan Xuanyu yang berada di sampingnya, jelas melihat mata Nan Cheng yang berkaca-kaca dengan tatapan yang tidak pernah dilihatnya sebelumnya.
Tiba-tiba, Nan Cheng membungkuk, memegang pipi merah muda Lan Xuanyu dengan kedua tangannya, "cup cup cup" memberinya serangkaian tiga ciuman kemudian berjalan keluar dengan gembira, "ibu akan memasak untuk mu!"
Lan Xuanyu sedikit resah dengan liur yang menempel di wajahnya. "Ahh wajahku basah, dasar ibu… tapi ayah akan segera pulang. Aku tak tahu kalau nanti ada hadiah buatku. Kalau nanti tidak ada hadiah, hey! Jangan sampai dia mencium ku."
Tidak diragukan lagi ini adalah satu-satunya komunikasi satu menit, yang memberikan penyegaran kembali bagi ibu dan anak itu. Ini juga adalah hadiah kelulusan pertama terbaik bagi Lan Xuyanyu.
Liburan satu bulan setengah, Lan Xuanyu mengatakannya dengan akurat. Lan Xuanyu juga membicarakan kelas menengah pertama pada semester depan. Tentu saja, sangat di dukung oleh Nan Cheng.
Lan Xuanyu menentukan tujuan bagi dirinya sendiri. Tujuan pertama adalah untuk mencapai tingkat jiwa di peringkat ke empat belas dalam satu setengah bulan ini. Kemudian peningkatan-peningkatan lainnya.
Ruang berlatih dalam rumahnya mampu memberikan tiga kali tekanan gravitasi. Ketika Nana mengajarkan Lan Xuanyu, dia mulai memberikan pelajaran menentang gravitasi pada nya. Lan Xuanyu memutuskan untuk meningkatkan setidaknya satu setengah kali lebih tinggi lagi selama liburan ini. Membuat tubuhnya semakin kuat.
Semester ini mungkin bisa menjadi alasan peningkatan drastisnya yang aneh itu. Dia menjadi lebih tinggi dan lebih kuat. Lebih tinggi dari pada anak seumurannya. Karena itu, meski kekuatan jiwa-nya tidak meningkat pesat, dia bisa merasakan peningkatan kekuatan fisiknya sangat cepat. Lebih khusus dalah hal kekuatan dan kecepatan. Di tambah lagi, kontrol elemen air-nya semakin terampil, bahkan dia benar-benar sudah bisa membuatnya dalam berbagai bentuk.
Dia sangat ketat soal perencanaan liburan kali ini, karena waktu kepulangan suaminya akurat, mood Nan Cheng pada dasarnya makin membaik, dan liburannya bersama Lan Xuanyu beberapa waktu dihabiskan dengan keluar bermain, meski waktunya tidak terlalu panjang namun dia tetap bahadia.
Satu setengah bulan. Segera berakhir.
Lan Xuyanyu berhasil mempromosikan kemampuan jiwa-nya pada peringkat ke empat belas, dan itu terjadi tepat ketika liburan selesai. Usianya yang sebenarnya adalah tujuh tahun, namun ini tetaplah hasil yang lumayan bagus.
Namun, sangat penting untuk mulai kembali bersekolah, namun Lan Xiao belum juga pulang. Pergeseran waktu ini membuat Nan Cheng kembali merasa gelisah.
Lan Xuanyu mendengarnya dengan jelas, ibunya bicara dalam tidur kenapa belum pulang, kenapa belum pulang...
"Besok sekolah akan kembali di mulai, apa semuanya sudah di siapkan?" Nan Cheng membersihkan dapur dan bertanya pada Lan Xuanyu yang masih berada di tempat tidur.
Hanya liburan satu setengah bulan ini, dia merasa anaknya tumbuh lebih tinggi. Kecepatan perubahan dalam tubuhnya ini sangat pesat.
"Semuanya sudah siap. Bu, aku akan bermeditasi dalam ruangan latihan malam ini." Lan Xuanyu menjadi jarang tidur. Sesuai dengan pengajaran Nana, makin lama meditasinya, lebih khusus jika itu makin mendalam, akan menjadi kemajuan pesat bagi kultivasinya. Dia selalu mengingat pengajaran Nana.
"Oke, baiklah. Kalau begitu cepatlah." Nan Cheng tersenyum dan memegang dagu anaknya.
"Hum hum."
"Hei, hei!" saat ini, suara ketukan pintu terdengar.
Ibu dan anak itu berulang kali saling menatap dan saling menatap.
Sesaat kemudia, Lan Xuanyu melonjak kegirangan: "Ayah" dalam satu langkah, dia melonjak dari tempat tidur dan bahkan Nan Cheng seperti berbunga-bunga, pada saat ini Lan Xuanyu sudah keluar dari kamarnya.
Ketika Lan Xiao membuka pintu, dia merasa seperti ada bayangan menerkam, dan dengan suara yang datang dari bayangan itu tentu saja dia tidak perlu bertindak serius kemudian langsung membuka tangannya.
Lan Xuanyu menggantung pada Lan Xiao bagaikan seekor monyet. Lan Xiao hanya merasa tubuhnya seperti tenggelam. Tidak bisa menahan lalu dia tersenyum: "Nak, kamu sudah berat!"
Saat ini tentu saja Nan Cheng juga berlari keluar dari kamar. Ketika dia melihat Lan Xiao, wajahnya memerah dan bergelimang airmata.
Wajah Lan Xiao seperti biasa sedikit dingin dan beku sifatnya, tidak bercukur, dan terlihat canggung. Sayangnya, sepasang matanya itu kini pun ikut berkaca-kaca. Seakan merasa lega telah bertemu dengannya.
"Kau masih tahu pulang yah!" Nan Cheng tidak bisa tidak komplain.
Lan Xiao tersenyum sampai gigi putihnya kelihatan. "Kalau tidak pulang kemana aku harus pergi, selain dirumah ku! Apalagi disini ada dua kesayanganku."
"Dasar, kau ini, siapa kesayangan mu itu." Ucap Nan Cheng dengan wajah memerah, berkata lagi dengan nada lembut, "aku belum makan, aku akan memasak untuk mu. Dapur ku sudah siap, dan akan kacau di sana nanti." Sembari berkata, dia telah menerjang berlari ke dapur.
Lan Xuanyu tidak mengejek Lan Xiao yang berjanggut itu, kemudian mendengus di wajahnya, berbisik: "ayah, ibu bermimpi setiap hari, kapan kau pulang? kapan kau pulang?"
Lan Xiao tersenyum dan berkata: "Dasar, mulutnya seperti pisau, tapi hatinya seperti tahu. Besok sudah harus bersekolah yah, Ayah sudah pulang dan akhirnya bisa berada disana besok. Maukah ayah mengantar mu ke sekolah besok?"
"Oke! Mau!" Lan Xuanyu tersenyum penuh semangat.
Lan Xiao menurunkan anaknya dan mencium di dahinya. Berbisik: "Ayah akan pergi menemui ibumu dulu. Sangat perlu untuk terus menghangatkan hatinya.
"Baik. Pergilah, ayah."
Lan Xiao berjalan ke dapur, dan Nan Cheng telah mengeluarkan segala jenis bahan makanan yang terbaik di rumah dan juga sedang sibuk.
Sedikit terobsesi melihat pemandangan familiar ini, Lan Xiao berhenti, matanya tidak bisa tidak menjadi basah.
Hampir delapan bulan, apa yang paling dirindukannya, bukankah pemandangan setiap hari seperti ini? Apa ada yang lebih menyenangkan dan menghangatkan dari ini?
"Cheng Cheng." Lan Xiao memanggil terharu.
Nan Cheng tidak berbalik, hanya berbisik: "Hello."
"Ah. Akhirnya kita berdua." Lan Xiao berjalan dan memeluknya dari belakang.
Tubuh Nan Cheng tiba-tiba menjadi lemah, bersandar pada pelukan yang erat dan menenangkan ini, membuat kesusahannya sirnah.
"Maaf aku membuatmu khawatir." Lan Xiao mencium rambutnya.
Ucap Nan Cheng: "Nanti jangan pergi terlalu lama lagi. Bolehkah?"
"Yeah. Aku tidak akan menyusahkan mu lagi! Aku tahu sakit rasanya."
Malam ini, Lan Xuanyu tidak latihan lagi, karena dia menemani ayahnya makan.
Malam ini, Rumah itu penuh kehangatan.