Chereads / Benua Pertarungan 3: Legenda Raja Naga / Chapter 77 - Chapter 76 Musuh Dua Cincin

Chapter 77 - Chapter 76 Musuh Dua Cincin

"Pergi dan lihatlah." Xie Xie tidak dapat beradu mulut dengan Tang Wulin, dengan segera bergegas berlari menuju ke sana. Tang Wulin dan dan Gu Yue mengikutinya dari belakang.

"Kalian tidak bisa seperti ini, tidak bisa seperti ini! Ini sumber penghasilanku." Sebelum mendekat, tiga orang itu sudah dapat mendengar suara kepedihan, tepatnya suara Paman Li.

Xie Xie yang berada di paling depan, dengan cepat ia pun menerobos kerumunan.

Sebuah kompor di depan toko sup daging sapi sudah terbalik, tiap-tiap kendi tanah liat terjatuh dan pecah hingga berkeping-keping. Sup daging tertumpah di lantai, aroma daging yang kuat membawa uap yang panas. Lantai pun semuanya berantakan.

Paman Li pun terjatuh di depan pintu toko, sudut bibirnya berdarah, matanya juga lebam. Wajahnya dipenuhi dengan kesedihan dan kemarahan.

Di depan pintu toko, berdiri tiga orang besar nan kuat, pemimpinnya adalah seorang berkepala botak, di hari yang sangat dingin itu justru ia tidak mengenakan sarung tangan, di lengannya terdapat tato bergambar naga.

Dua orang lainnya juga memiliki postur tubuh yang tinggi, menatap dengan tatapan murka. Tampaknya mereka bukanlah orang baik.

"Li, 'siapa yang memahami keadaan tentunya ia adalah seorang pahlawan.' Di jalan ini tidak ada yang berani untuk tidak membayar uang proteksi, kau selalu saja beralasan. Apa aku, Guang Long, terlihat seperti pengemis? Setiap hari mendatangimu hanya untuk menagih sepeser uang? Jika bukan karena semangkuk sup dagingmu yang lezat, guru sedari awal sudah menghabisimu. Jangankan menghabisi, jika hari ini kau tidak membayar, kedepannya tokomu akan ditutup." Si kepala botak berbadan besar itu berbicara dengan tatapan dingin, meskipun di sekitarnya dikelilingi oleh banyak orang, justru tidak ada satupun yang berani bersuara.

"Kak Guang Long, sesungguhnya bukan karena aku tak ingin memberikan uang proteksi, sebenarnya karena istriku sakit parah. Setiap hari, aku harus bangun pagi menggunakan dana gelap agar ia dapat berobat. Kau tidak bisa menghancurkan bisnisku! Jika begitu, istriku tidak dapat hidup, aku juga tidak dapat hidup."

Guang Long tertawa, "Baiklah! Kau mengancamku dengan kondisimu ya? Pikirmu, apa guru bergantung pada hidupmu yang rendah ini? Tidak ada kau, di sini diganti toko lain, dan harus membayar uang proteksi kepadaku. Jika tidak membayar, ya langsung habisi, tidak boleh berjualan di tempat ini lagi." Sambil berbicara, ia melangkah maju, menendang kompor di depan pintu hingga terbalik di lantai. Sesaat, seluruh panci yang berisi daging pun terlihat berantakan.

Paman Li berteriak dengan suara pilu, "Guang Long, aku akan bertarung denganmu." Ia memaksa bangun, dengan kepala tertunduk ia memukul Guang Long.

Dengan tawa yang keras, Guang Long mengangkat kakinya dan menendang pria itu hingga terjatuh, "Bertarung? Di depan guru, kau bahkan tidak memenuhi syarat untuk bertarung. Jangan lupa, guru adalah ahli jiwa."

"Apa ahli jiwa boleh menindas orang?" Terdengar suara geram dari samping. Tang Wulin dan teman-temannya yang baru saja menerobos kerumunan pun melihat kejadian ini. Xie Xie dengan segera mendatangi Paman Li dan memapahnya. Tang Wulin lalu menatap Guang Long.

Guang Long kebingungan, begitu melihat ternyata seorang anak kecil, ia pun tertawa lagi dengan angkuh, "Di jalan ini benar-benar tidak ada orang dewasa ya! Anak kecil saja bahkan berani mencampuri urusanku, benar-benar anak lembu yang tidak takut pada harimau ya. Cepat pergi dari sini, guru tidak memukul anak kecil."

Tang Wulin lahir dari keluarga biasa, ia paling tidak bisa melihat yang kuat menindas yang lemah. Dengan langkah besar, ia melangkah ke depan Guang Long, "Bagaimana bisa kau seperti itu pada Paman Li? Apa kau masih punya rasa kemanusiaan?"

Guang Long berkata dengan dingin, "Apa rasa kemanusiaan bisa menjadi makanan? Dia mau menghidupi istrinya, memangnya guru juga tidak mau membantunya hidup? Ada **aturan**, bocah bajingan. Cepat pergi dari sini, jangan mengganggu pekerjaan guru."

Sambil berbicara, ia mengangkat tangannya, meletakkannya di pundak Tang Wulin dan mendorongnya.

Mata Tang Wulin seketika bersinar. Dengan kepalan yang kuat, ia pun menghantam tangan Guang Long.

"Bang!" Guang Long terlihat sempoyongan, namun Tang Wulin juga tertegun. Ia terkejut karena pria ini masih bisa mengendalikan tubuhnya, kemampuannya juga tidak lemah loh!

"Bocah, ternyata kau kuat juga." Ia membuka kedua tangannya, kali ini justru meraih pundak Tang Wulin dengan lengannya yang dipenuhi otot serta wajah galaknya.

Yang paling dikuasai Tang Wulin bukanlah jiwa petarung, tapi kekuatan fisik. Ia pun mengangkat tangannya bagaikan petinju.

Terdengar lagi suara pertarungan, tapi kali ini yang mundur adalah Tang Wulin. Ia merasa bahwa tangan Guang Long sekuat tembaga. Kekuatannya yang menakjubkan itu, membuat pukulan Tang Wulin yang tadinya kuat menjadi lemah, sehingga ia harus mundur dua langkah karena terguncang.

Guang Long juga terkejut, padahal ia sudah menggunakan tenaga yang besar, namun kekuatan yang datang dari tinju pemuda ini juga membuatnya terguncang dan tidak dapat mencengkramnya.

"Bocah, kerahkan kekuatanmu!" Guang Long melangkah lagi ke depan, dan mencengkram Tang Wulin.

Pada waktu ini, rumput berwarna biru perak menyapu keluar dari tangan kanan Tang Wulin. Hampir dalam sekejap, kekuatan itu pun membelit Guang Long. Di bawah kaki Guang Long terasa lembek, ia merasa kedua kakinya terperosok ke tanah, dan tidak mampu mengerahkan tenaganya. Kemudian, dengan itu seseorang pun muncul, kedua kakinya diletakkan di atas pundak Guang Long, dan sebuah belati pun diletakkan tepat di depan lehernya.

Tiga orang ini, Tang Wulin, Gu Yue, dan Xie Xie telah berlatih bersama selama tiga bulan, mereka telah bekerja sama secara diam-diam. Melihat kekuatan Tang Wulin yang kalah, Gu Yue dan Xie Xie yang tengah memapah Paman Li pun bekerja sama untuk melancarkan serangan.

Guang Long terkejut, tiba-tiba ia ditahan oleh Belati Naga Cahaya di depan lehernya.

Rumput biru perak pun menarik masuk, Tang Wulin masih menaruh harapan pada Xie Xie.

"Minta maaf pada Paman Li dan ganti rugi. Jika tidak, ku bunuh kau!" Suara Xie Xie sangat dingin, begitu melihat Paman Li yang baik hati ditindas, hatinya saat ini dipenuhi oleh kemarahan.

"Jangan terburu-buru dulu, bocah, jika ada masalah bicarakan baik-baik." Dua pria besar di samping tiba-tiba meresponnya. Para preman ini memiliki penilaian situasi yang sangat baik, jika mereka adalah orang dewasa, maka mereka tidak akan terlalu takut. Toh, tidak banyak orang yang membunuh di jalan. Namun, anak-anak justru merepotkan, karena di usia seperti ini mereka cenderung berlaku ceroboh dalam melakukan sesuatu.

"Tidak ada yang dapat dibicarakan dengan orang seperti kalian." Jawab Xie Xie dengan dingin, "Bayar kerugian Paman Li dan biaya pengobatannya, jika tidak, kubunuh kepala botak ini."

Tiba-tiba Guang Long tertawa, "Pria kecil, kau hanya ahli jiwa dan memiliki satu cincin. Aku, Guang Long, sudah sangat lama hidup di jalan ini tanpa kekuatan, apa kau pikir aku selalu bisa memungut biaya proteksi di sini? Lakukan saja, aku mau melihat bagaimana kau membunuhku."

Xie Xie tertegun sebentar, di usianya ini, masih ada hal-hal yang tak bisa ia mengerti, khususnya alasan tidak takut mati. Ketika mengancam Muxi, Muxi juga dengan segera mengajaknya berkompromi!

Ia pun menekan Belati Cahaya Naganya. Sejujurnya ia tidak benar-benar berani membunuh orang, namun, kebenciannya terhadap Guang Long telah membuat kepalanya memanas.

Tapi, di saat yang bersamaan ketika Belati Naga Cahaya ditekan, ia tiba-tiba merasa, leher si kepala botak ini sangat keras, sehingga belati Cahaya Naga tiba-tiba tidak bisa ditekan.

"Hati-hati!" Tang Wulin tepat waktu menyadarkannya, Gu Yue juga melepaskan sebuah bola api dan menyerang dada Guang Long.

Kepalan tangan kanan Guang Long telah memukul Xie Xie dan menyerang secara terang-terangan.

Sementara itu, dari bawah kakinya muncul dua buah lingkaran cahaya, hebatnya itu adalah dua buah cincin jiwa, satunya berwarna putih, dan satunya lagi berwarna kuning. Kulit yang terekspos di badannya berubah menjadi warna abu gelap, dan tonjolan sisik berwarna abu gelap tumbuh di lehernya.