Chereads / Benua Pertarungan 3: Legenda Raja Naga / Chapter 25 - Bab 24 Na'er Pergi

Chapter 25 - Bab 24 Na'er Pergi

Bab 24 Na'er Pergi

Di pagi hari, ketika Tang Wulin bangun dari meditasinya, ia mendapatkan dirinya berada di halaman. 

Bermeditasi di dunia rumput perak biru ini jelas lebih baik daripada di rumah, tidak tahu apakah itu karena energi jiwa telah memasuki tingkat ahli jiwa atau karena mutasi jiwa petarung, ketika berkultivasi, tingkat (derajat) peningkatan energi jiwa jauh lebih cepat daripada sebelumnya. 

Tang wulin meloncat dari halaman rumput itu, lalu mengguncangkan embun di tubuhnya.

"Linlin, Linlin!" Langyue memanggilnya dengan cemas. 

"Bu, aku disini." Tang Wulin bergegas keluar dari taman kecil ini. 

"Tidak, Na'er, Na'er, dia…." 

"Ada apa dengan Na'er?" hati Tang Wulin mengencang. 

Langyue menenangkan napasnya, dan bergegas berkata: "dia pergi, Na'er pergi."

"hah?" kata Tang Wulin terkejut, lalu ia bergegas kembali ke rumah bersama ibunya. 

Benar, Na'er telah pergi, ia meninggalkan sebuah catatan di kasurnya. 

"Ayah, ibu, kakak, aku pergi. Terima kasih banyak atas segala perhatian kalian selama beberapa tahun ini, namun, aku ingat aku ini siapa, dan keluargaku akan menjemputku. Aku hanya bisa pergi. Hari-hari bersama kalian, aku sangat senang, sangat senang. Aku juga tidak ingin berpisah dengan kalian. Tapi, ingatanku perlahan-lahan membaik, dan ingatan itu menjelaskan padaku bahwa aku harus pergi dari sini, ada banyak hal yang harus kulakukan. Kakak, aku selalu ingat ekspresimu ketika menghalangi ku dari orang jahat. Aku juga akan selalu ingat makanan enak yang kau belikan untukku. - Na'er

Membaca catatan ini, Tang Wulin tertegun.

Sejak Na'er datang ke rumah ini, walaupun ia telah membawa beban besar, tetapi ia juga membawa ceria dan tawa.

Tang Wulin tidak tahu betapa bahagianya ia saat memiliki adik perempuan, ketika ia melihat Na'er sedang makan makanan yang ia beli dari hasil kerja menempa, ia merasa sangat puas. Khususnya ketika Na'er tersenyum manis padanya. 

"Bagaimana bisa, Na'er, bagaimana bisa kau pergi begini? Bagaimana bisa kau..? Walaupun kau menemui keluargamu, tetap saja kau tidak bisa pergi begitu saja! Kau tidak boleh pergi."

Tang Wulin berbalik lalu berlari, Langyue tidak bisa mengejarnya, Ia sudah bergegas keluar. 

"Na'er… Na'er… " dengan tangisannya yang bergema di kota kecil ini, Tang Wulin berlari sambil berteriak. Mencari gadis kecil berambut perak itu. 

Bersandar di dinding, air matanya mengalir di wajahnya, dan Na'er memegang erat-erat boneka kain tua yang tampak kasar di tangannya. 

Dan boneka itu adalah yang dibelikan oleh Tang Wulin menggunakan gaji pertamanya. Mata boneka itu juga warna ungu, sama sepertinya, dan untuk rambutnya Tang Wulin membeli sendiri pewarna rambut untuk mewarnainya menjadi warna perak. 

Di dalam benak Na'er, selalu bergema apa yang menjadi miliknya. 

Ketika ia hanya bersama Wulin, Wulin selalu tersenyum, karena Na'er selalu berusaha untuk membuatnya senang. 

Ketika ada orang yang ingin mengganggu Na'er, Wulin langsung berdiri di depan Na'er, bahkan jika orang jahat itu lebih kuat, matanya selalu keras kepala. 

"Kakak, kakak… " bisik Na'er, air matanya seperti mutiara yang pecah, mengembang ke bawah. 

"Nona, kita harus pergi."

  ...

Tang Wulin berlari ke seluruh kota kecil ini, dan mencarinya di setiap sudut, ke tempat dimana mungkin Na'er akan pergi, bahkan ia berlari di sepanjang pantai cukup lama, Tang Wulin tidak juga menemukan jejak Na'er.

Suaranya sudah parau, tetapi Na'er sudah pergi, dan tidak meninggalkan jejak. 

Selain selembar kertas, Na'er masih meninggalkan sesuatu, yaitu liontin perak kecil. Liontin itu adalah sebuah batu permata berwarna perak , dengan permata bundar, dengan sedikit sudut, dan terdapat benang perak. 

Di dalam batu permatanya itu, terdapat lampu warna warni yang berkedip, terlihat sangat mahal dan berharga. 

Namun, di hati Tang Wulin, permata ini tidak seberharga adiknya itu. 

Pergi ke sekolah dengan masa bodoh, dan pergi ke studio penempaan tidak karuan. 

Selama beberapa hari, Tang Wulin tampak seperti kehilangan jiwanya, setiap hari ia mencari jejak Na'er di jalan-jalan kota Aolai hingga larut malam. 

Karena terjadi kesalahan yang vital dalam penempaan, ia dimarahi oleh Mangtian. Tang Wulin terus menerus bertanya dalam hatinya, mengapa Na'er Pergi, kenapa ia tidak memberitahunya kemana ia pergi.

Setelah seminggu penuh, semangatnya kembali pulih. 

Akademi Hong Shan.

"Tang Wulin." Ucap Lin Ximeng yang sedang berdiri di podium. 

"Ya." Tang Wulin berdiri. Sudah seminggu, kesedihan karena kepergian Na'er telah sedikit menghilang. 

Ia berjalan ke depan podium, ia menerima surat rekomendasi dari Lin Ximeng, surat ini adalah surat rekomendasi yang dikeluarkan khusus oleh akademi Hongshan, dengan memiliki surat ini, ia dapat mendaftar di sekolah ahli jiwa tingkat menengah. Siapapun yang bisa menjadi ahli jiwa selama sekolah dasar, maka ia akan dikirim ke sekolah menengah untuk belajar lebih lanjut. Memiliki cincin jiwa adalah indikator yang sulit, apapun jiwa petarungnya, tidak ada peraturan yang keras.

Dengan menerima surat ini, maka artinya, kehidupan sekolah dasar Tang Wulin telah berakhir.

Wan Yunchao yang duduk di sampingnya menekan/meremas matanya dan berkata: "sudah mau lulus, mari kita bahas itu nanti! Selama beberapa hari ini kau telah mencari adikmu, kau masih belum ada kesempatan untuk melihat apa kemampuan jiwamu. Aku bilang padamu, kemampuan jiwaku itu sangat luar biasa."

Tang Wulin menghela napas lega, "aku tidak ada waktu, aku masih harus pergi bekerja."

Karena kesalahan beberapa hari yang lalu, jam kerjanya ditambah tiga jam oleh Mangtian.

Wan Yunchao mencibir, "pengecut, kau takut kalah dari aku kan."

Ada sedikit amarah di tatapan Tang Wulin, "Aku bukan pengecut, baik, kalau begitu aku akan berkelahi denganmu. Sepulang sekolah, di hutan."

Terdapat sebuah hutan kecil di belakang akademi Hongshan, areanya luas, disini adalah tempat para siswa biasanya mengikuti kelas alam.

Sepulang sekolah, lingkungannya sangat sepi, dan hanya ada sedikit orang.

Dulu Wan Yunchao adalah anak yang gemuk, begitu pulang sekolah, ia bergegas lari ke Tang Wulin di dalam hutan.

"Tang Wulin, aku bilang kepadamu, sekarang kau tidak akan pernah bisa menjadi lawanku."

Tang Wulin tidak mengatakan apa-apa.

"Baiklah, aku disini!" Wan Yunchao menghentikan langkahnya, tangannya di pinggul, dan tidak sabar untuk mengeluarkan jiwa petarungnya.

Dalam cahaya sekejap, pisau pendeknya sudah muncul di tangannya, dibandingkan dengan yang tanpa cincin jiwa, pisaunya terlihat sedikit lebih lebar, dan banyak beberapa garis diatasnya, juga ada cahaya yang samar.

Sebuah cincin jiwa putih sepuluh tahun bangkit dari kakinya, Wan Yunchao mendesak cincin jiwanya, tiba-tiba, bilah pisau pendek itu keluar.