Chereads / W.E(Wake Eugene) TRIBUNAL / Chapter 11 - Gerbang Perang

Chapter 11 - Gerbang Perang

Raizo yang berhadapan dengan Jashin bertarung dengan mengeluarkan beberapa mantra hingga menimbulkan kerusakan disekitar mereka dan seketika Jashin menghilang dari pandangan Raizo sehingga Raizo menggunakan mantra tombak petir hitam dan membuat Jashin terpental dan tak kuasa berdiri kembali.

"tak kusangka kau menggunakan mantra itu ,mantra yang dapat membunuh kita berdua waktu itu"Ucap Raizo sembari mengangkat tangannya keudara layaknya siap mengeksekusi Jashin.

Jashin yang tak berdaya pun hanya memejamkan matanya sembari berkata "Seandainya kau ada waktu itu mungkin kita tak akan berakhir seperti ini-"Kemudian sebuah kilatan cahaya pun jatuh tepat di dahi Jashin dan akhirnya ia pun tewas.

Raizo yang memandang wajah Jashin pun hanya terdiam seiring dengan langit yang mulai turun mendung dan hujan,serta keluar sebuah cahaya dari tubuh Jashin yang membuat Raizo semakin menunduk karena ia melihat roh rekan yang sudah lama menemaninya hendak pergi.

"Terimakasih.. " Ucap Jashin.

Raizo pun mengangkat kepalanya dan menatap Roh Jashin dengan wajah datar.

"Ughh.. Aku masih tidak suka dengan wajah itu... " Ucap Jasin.

"Ini adalah permintaan terakhirku. Tolong kau dengarkan.. Aku sudah lama mati dan mereka mengekstraksi jiwa ku untuk kepentingan ini"

"Karena aku tidak mau membuka rahasia sihir mimpi kepada mereka,namun sampai akhir aku tetap tidak mau membongkar semua nya dan pada akhirnya jiwa ku diekstraksi dan beginilah aku"ucap Jashin yang hanya direspon wajah datar Oleh Raizo yang membuat Jashin agak sedikit risih melihatnya.

"Kau bukan Arwah gentayangan kan? " Ucap Raizo.

"Hei ini aku... " Jawab Jashin dengan Kesal.

"Aku hanya bercanda" Jawab Raizo dengan tertawa.

"Hati-hati saat menghadapi jendral pasukan bayangan, ia dalang dibalik semua ini dan ia bersembunyi dibalik topeng para tetua," Ucap Jashin.

"Maksudmu? , ia ada di sekitar perkumpulan? " Balas Raizo dengan sedikit bingung.

"Ya, dia adalah" Obrolan Jashin terpotong oleh sebuah kilatan hitam yang menyambar dan membuat roh jashin menghilang.

Raizo pun tersadar bahwa ia mengenal cahaya kilatan itu dan mulai berlari menuju tempat perkumpulan tetua.

disisi lain . . .

Haryuk masih menata beberapa barang dengan rapi sembari memasang beberapa jimat di setiap sudut kuil seketika Ogho muncul dengan tatapan membunuh ke Haryuk.

"Aku tau apa yang terjadi disini"Ucap Ogho.

Haryuk hanya tersenyum berbalik badan dan berkata "Apa maksudmu terkait penyerangan ini?"

"Ternyata Pengkhianat itu adalah Kau"Sahut Ogho dengan Kesal.

Kemudian Sebuah Mantra Melayang Ke arah Ogho dan membuatnya harus menangkis dengan perisai sihir hingga terpental menabrak tembok.

namun, untungnya ia tidak pingsan melainkan berusaha untuk membalikkan mantra tersebut sembari berlari keluar untuk menemui Tetsuya namun sebuah tembok hitam terpajang di hadapannya dan ia mengetahui bahwa tidak ada jalan keluar selain bertarung.

lalu keluarlah dari belakang Haryuk seorang wanita yang mereka kenal,seseorang yang telah lancang menembus dimensi Eugene.ia adalah Koharu.

"Kerja Bagus kak"Sahut Koharu sembari memegang pundak Haryuk.

"selesaikan dengan cepat,kita sudah kehabisan waktu"Jawab Haryuk.

"sejak kau memiliki keluarga kau sudah banyak berubah"Keluh Koharu sembari mengeluarkan mantra menyerang ke arah Tetsuya.

Tetsuya pun mengangkis mantra tersebut dan bersiap untuk bertarung sementara di dalam dimensi Ogho merasakan ada kejanggalan di dalam Kuil ia pun bergegas keluar dan melihat Tetsuya sedang bertarung dengan Koharu.

Paleo yang hendak keluar dari dimensinya setelah merawat Shin pun dihentikan Oleh Shin sembari berkata "Jangan kau lawan dia , kekuatannya mampu menembus pertahanan dimensi".

" Tak perlu kau khawatirkan aku semua dimulai dari kesalahan Pak Tua itu "Ucap Paleo sembari tertawa kecil dan keluar dari dimensi Pengobatan.

diluar Raizo berlari menuju kuil ketika hendak masuk ia melihat pelindung besar menghalangi jalan masukknya kedalam Kuil dan ia mengetahui aura dari Dinding magis tersebut dan berteriak dari luar.

"Haryuk..!!!apa yang kau lakukan selama ini hanyalah tipu dayamu?"namun tidak ada jawaban dari dalam Kuil dan ia mencoba masuk melalui gerbang lain dan mendengar suara dentuman keras dari dalam Kuil yang menandakan terjadinya pertempuran di dalam Kuil tersebut.

di dalam sekolah Eugene bersama yang lainnnya bersiaga di dalam ruangan sekolah sementara siswa yang lainnya mulai berkemas dan berangsung-angsur pulang ke rumah masing-masing menghindari terjadinya pertempuran besar dan menyisakan Eugene bersama rekan-rekannya dan Para Dewan Guru.

Teriakan Eugene menghentikan langkah mereka pulang dengan berkata "Ini adalah pertempuran terakhir,dan kalian pergi begitu saja?,kuharap kalian aman sebab prajurit kerajaan akan mencari kalian dimanapun kalian berada"

seluruh siswa yang berniat pulang pun menatap Eugene dengan yakin bahwa mereka tidak akan lolos dari pertempuran dan terlebih jika mereka pulang akan membahayakan penduduk desa sekitar.

salah seorang siswa dari Keluarga Api pun mendekati Eugene memegang kerahnya dan berkata"kalau begitu kau pasti memiliki ide agar kita semua tetap selamat dari serangan kerajaan?"

"aku tidak jamin ini berhasil namun keluarga kerajaan sudah mengetahui informasi mengenai kalian bukan?"Jawab Eugene.

Hana pun datang dan melerai mereka berdua.

"Apa-apaan ini jika kalian memang ingin pulang maka tidak usah membuat keributan dan jaga keluarga kalian masing-masing"Ucap Hana.

"Tenanglah kalian semua"Suara Kepala sekolah menggema dan membuat kericuhan mereda.

"Ini mungkin akan menjadi pertempuran sengit dan berdarah,namun bukan berarti kita semua akan kalah dengan mereka"Ucapnya.

Kepala sekolah pun keluar dari kerumunan siswa sembari membawa tongkat milik Eugene.

kemudian Ia pun melemparkan tongkat itu kepada Eugene seraya berkata"Kau adalah penerus dari perang ini,dan seluruh kepercayaan sudah tumpah kepadamu"

Eugene pun menerima tongkat itu dan mengangkatnya ke langit dan membuat seisi sekolah tercengang melihat tongkat itu mengeluarkan cahaya ungu yang menyelimuti sekolah Seolah melapisi perlindungan yang sudah ada

"Hanya ini yang bisa kulakukan"Ucap Eugene.

seluruh murid dan dewan guru pun mulai berbisik satu sama lainnnya mengungkapkan kekhawatiran masing-masing.

Mengetahui hal tersebut Eugene pun berkata"aku tau kalian semua khawatir tapi ini adalah langkah untuk keamanan seluruhnya dan maaf aku tidak bisa menyelamatkan keluarga kalian yang berada di luar Sekolah,"

Siswa lain pun semakin riuh memikirkan keluarga mereka masing-masing dan mengirim surat menuju kediaman mereka.

Eugene pun mengangkat tangan dan mengeluarkan butiran cahaya emas yang menembus perisai miliknya dan pergi.

"aku sudah menyampaikan pesan kepada keluarga para penerus sihir,ini adalah pesan penting bagi mereka"

cahaya tersebut mulai menyebar ke beberapa keluarga penyihir,dan satu persatu keluarga pun mengadakan pertemuan serta mempersiapkan pertahanan sihir di kediaman mereka masing-masing.

Mizu muncul dari belakang kepala Sekolah sembari menganggukan kepalanya memberikan isyarat kepada Eugene dan Eugene pun membalas dengan Senyuman.