Baru saja dua hari yang lalu Helga tiba di rumah, malah harus berangkat ke luar negeri lagi.
"Eh kalian sudah datang!", mama Evan menyambut kedatangan helga dan keluarganya. Sementara ibu-ibu saling cipika-cipiki, Helga dan Evan malah saling berdiam.
"Oh iya tiketnya sudah ada. Aku sama mama helga, evan sama helga", yang tadinya kedua orang itu cuek langsung terkejut mendengar apa yang mama Evan katakan.
"Tante, aku tukaran kursi sama Joe aja", Helga mencoba membujuk untuk bisa pindah tempat.
"Gak ah! Kamu sama kak Evan aja", Joe menolak. Tentu saja, karena Joe juga terlibat dalam rencana ibu-ibu untuk mengakrabkan Helga dan Evan kembali.
Selama perjalanan, ibu-ibu sibuk membahas gosip selebriti, Joe yang kebetulan duduk dengan cewek bule yang cantik sibuk ngobrol, Helga dan Evan malah terdiam satu sama lain.
"Masih marah sama aku, Ga?"
"Gak kok, sudah lama gak marah. Cuma kebiasaan gak ngobrol sama kamu aja"
"Yah, dulu memang aku tuh bodoh banget, demi cinta rela tinggalin teman yang selalu ada buat aku"
"Baru nyadar sekarang karena sudah ditinggalin cinta nya?", Helga mengeluarkan perkataan yang begitu jutek pada Evan. Namun Evan hanya mengambil tangan kanan Helga dan memegangnya.
"Evan! Apaan sih! Nanti yang lain salah paham!", bisik Helga sambil memberontak agar tangannya dilepaskan, namun Evan tidak membiarkan.
"Kamu harus janji dulu, gak bakalan jutek sama aku lagi"
"Iya iya janji!", Evan pun melepaskan tangan Helga.
Setelah perjalanan lama, akhirnya mereka tiba di Italia, dan langsung berangkat lagi ke Venesia. Di hotel mereka sudah ditunggu oleh bapak-bapak dan Haris. Setelah menyimpan barang di kamar masing-masing, mereka lanjut makan malam di sebuah restoran bagus dekat hotel.
Helga yang merasa masih lelah karena perjalanan, memutuskan untuk kembali ke kamarnya terlebih dahulu. Setelah mandi dan ganti pakaian, dirinya merasa lebih segar dari beberapa saat sebelumnya.
"Ting!", bel kamarnya berbunyi. Ternyata yang datang adalah Evan. Dengan ekspresi datarnya, Helga mempersilakan teman semasa kuliahnya itu masuk.
"Ada apa?"
"Gak kok, cuma mau ngobrol sama kamu", Evan langsung saja membuka kulkas dan mengambil empat kaleng bir di dalamnya, dan langsung duduk di sofa, Helga hanya mengikutinya.
"Mau ngobrol apa Van?"
Setelah ngobrol banyak hal, ternyata kaleng bir yang kosong jumlahnya semakin bertambah.
"Aku pikir selama itu, Mia memang benar-benar cinta sama aku. Eh, ternyata dia diam-diam menikah dengan cowok lain, 2 tahun yang lalu, dan saat itu juga aku berusaha hubungin kamu untuk minta maaf"
"Yah, dan pada saat itu juga aku baru jadian sama si brengsek Rasya itu, makanya aku gak nanggepin kamu"
Kemudian mereka hanya tertawa satu sama lain, tentang kisah cinta yang mereka jalani sebelumnya. Mereka mulai melakukan hal-hal yang dulu sering mereka lakukan semasa kuliah, mulai dari bermain uno, sama memutar musik hanya untuk menari tidak jelas dan melompat-lompqt di atas ranjang kamar itu, dalam keadaan sedikit mabuk.