Chereads / My New Neighbour / Chapter 3 - Flashback

Chapter 3 - Flashback

Mungkin kalian semua bertanya-tanya kenapa aku bisa bersikap seperti itu saat bertemu Mas Aris, terlebih lagi sekarang statusku sudah menjadi istri dari seseorang dan anakku juga sudah beranjak dewasa.

Entahlah.. Aku sendiri juga bingung. Hanya saja.. bagiku semua kenangan bersama dengannya sangatlah berkesan. Bisa dibilang, mungkin Mas Aris adalah cinta pertama sekaligus mantan terindah.

Kita pertama kali saling mengenal saat SMA, aku sebagai siswa baru di kelas 1, sedangkan Mas Aris kakak kelasku di kelas 2. Saat SMA, hubungan kami berdua belum terlalu dekat. Aku hanya mengenalnya sebagai kakak kelas, tidak lebih..

Masa SMA pun terlewati, kemudian aku memutuskan untuk melanjutkan kuliahku di luar negeri. Aku awalnya tidak tahu kalau ternyata Mas Aris juga kuliah di kampusku itu. Walaupun jurusan kami berbeda, tetapi saat even-even tertentu, dimana semua mahasiswa dan mahasiswi Indonesia berkumpul, disitulah hubungan kami mulai dekat. Tidak perlu waktu lama, 3 bulan setelahnya kami resmi sebagai pasangan kekasih.

Awalnya, aku kaget saat dia menyatakan perasaan.. Sebab, menurutku dia bukanlah tipe seseorang yang akan bersikap seperti itu. Sangat lucu kalau aku mengingat-ingat kembali kejadiannya. Dia berkata,

"Lena, saat ini.. aku tahu aku bukan apa-apa. Aku hanyalah seorang mahasiswa biasa, bahkan aku belum mapan dan punya jabatan yang bisa dibanggakan padamu. Tapi saat ini, aku butuh seseorang seperti kamu disampingku, yang bisa mendukungku mengejar cita-citaku, dan memulai semuanya dari awal. Jadi, bersediakah kau menjadi pendampingku mulai sekarang dan selamanya?"

Tentu saja, kata-katanya itu terdengar seperti sebuah proposal yang diajukan seorang laki-laki untuk melamar gadis yang akan menjadi calon istrinya kelak. Meskipun bukan memintaku untuk menjadi istri melainkan pacar, tapi tetap saja hatiku.. rasanya sangat-sangat... malu, haru, dan juga senang. Semua rasa bercampur aduk menjadi satu, dan rasanya seperti aku telah benar-benar menemukan belahan jiwaku. Saat itu, aku merasa aku menjadi satu-satunya wanita yang paling bahagia didunia ini, karna Tuhan telah mengirimkan dia padaku..