Setelah itu, Julian segera pergi dari rumah nya dengan perasaan yang kacau. Luka di punggungnya yang masih basah tidak terasa sakit lagi karena hatinya jauh lebih sakit diselimuti rasa takut dan kekhawatiran akan di tinggalkan.
Sementara itu, Qiara menangis sejadi-jadinya di kamar. Ia tidak menyangka akan seperti ini pada akhirnya.
Dia mencintai Julian, akan tetapi diwaktu yang bersamaan ia tidak bisa membohongi perasaannya.
'Ibu, apa yang harus aku lakukan?' Batin Qiara sembari teringat pada ibunya di kota B.
Tepat saat itu, suara ponselnya berbunyi. Seketika itu ia melihat ID pemanggil.
"Bos Maxwell?" Qiara mengerutkan keningnya melihat ID pemanggil itu.
Sebelum menerimanya, Qiara menarik nafas dalam sambil mengusap air matanya.
"Halo bos?" Sapa Qiara terlebih dahulu setelah menggeser icon berwarna hijau di ponselnya.