"Max ... Apa kamu mau mampir untuk minum jus kesukaanmu?" Tanya Vania sambil tersenyum manis yang memperlihatkan bibirnya yang tipis kemerah-merahan.
Karena Maxwell masih merasa kesal sama Vania yang diam-diam bertemu dengan Julian lagi, Maxwell pun menoleh dengan sikap malas.
Sepasang mata Maxwell terlihat datar dan dingin, tidak mengandung ekspresi apa pun, membuat Vania yang melihatnya merasa merinding.
Maxwell tidak bicara, tapi Vania tidak bertanya kembali karena ia mengerti dengan sikap Maxwell. Ia lalu tersenyum dan berkata, "Baiklah, aku akan masuk sekarang. Kamu hati-hati di jalan. Oh iya, besok aku akan menunggumu di taman. Oleh karena itu, jangan sampai tidak datang karena aku ingin melihatmu sebelum berangkat!"
"Masuklah!" Kata Maxwell sambil mengangguk tanpa membalas senyum tulus Vania.
"Iya."