"Julian, tidak bisakah kamu bicara pelan-pelan?" kata Qiara seraya menggertakkan giginya.
"Jangan teriak makanya! "Ucap Julian dengan sinis.
"Wajahmu itu jelek dan selalu minta untuk di teriaki, jadi jangan salahkan aku. Dan satu lagi kalau kamu ke kampus, anggap kita tidak saling kenal!" Bisik Qiara.
Julian menarik nafas dalam mendengar apa yang Qiara katakan. Dia tidak habis fikir kalau istrinya itu masih saja bersikap seperti itu padanya. Padahal dia bela-belain mampir ke kampus untuk memastikan Qiara baik-baik saja karena ia tidak melihatnya berangkat.
Julian tambah cemas setelah melihat sendiri kalau Qiara berlari kencang.
'Apakah menjadi suamimu begitu buruk dimatamu sehingga kamu tidak mau ada yang tau hubungan kita? 'Batin Julian seraya memicingkan matanya kearah Qiara.
"Kenapa kamu diam? Apa ada yang salah? "Tanya Qiara dengan ketus.