Sosok gadis ceria, berparas ayu dan berkulit sawo matang ini berusia dua puluh satu tahun.
Anak tunggal terlahir dari pasangan suami istri sederhana keturunan jawa. Bapaknya seorang petani yang mengelola sawah petak milik juragan kaya di desa sedangkan ibunya hanya seorang ibu rumah tangga biasa.
Penyuka warna biru dan hitam ini termasuk anak baik dan patuh pada orangtua nya.
Ayu juga termasuk siswa cerdas disekolah, berbagai prestasi akademik diraihnya. Karenanya Ayu mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya hingga S1 di kota. Tapi dia tetap rendah hati , sopan dengan siapa saja dan tidak pernah berpangku tangan.
Sejak masih duduk dibangku SMP pun Ayu tidak malu berjualan nasi uduk buatan ibunya ke sekolah. Pulang sekolah dia mengantarkan bekal nasi ke sawah tempat bapaknya bekerja sepanjang hari. Kadang-kadang Ayu membawa pekerjaan rumahnya ke sawah demi menemani bapaknya bekerja. Ayu ingin sekali bisa membantu di sawah sekedar belajar menanam padi tapi bapaknya tidak pernah mengijinkan.
Melihat kerja keras bapaknya , keringat demi keringat menetes, membuat Ayu tergerak hatinya untuk semangat dalam belajar supaya segera menyelesaikan sekolah dan mengejar cita-citanya menjadi pahlawan tanpa tanda jasa, seorang guru. Itu cita-cita Ayu sedari kecil. Bangga sekali rasanya bila bisa kelak menjadi guru, mengabdi di desa kelahirannya ini pikir Ayu.
Maka ketika benar-benar kulus SMA dengan hasil memuaskan, dan mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi negeri pilihannya yang terletak di kota, Ayu merasa cita-citanya semakin dekat.
Sembari kuliah pun dia tidak ingin merepotkan orang tuanya yang memang hidup mereka hanya bergantung dari hasil panen sawah yang diolah bapaknya. Dia mencari lowongan kerja untuk paruh waktu (part time), selama itu halal apapun dia lakukan.
Suatu hari nanti , dia pasti bisa membalas semua kebahagiaan yang telah diberikan oleh bapak ibu dari kecil sampai Ayu besar sekarang.
Ayu bukan seorang anak yang cengeng tapi terkadang dalam kesendiriannya dia menangis karena teringat perjuangan orang tua nya demi membesarkan dan menyekolahkannya.
Ayu tahu betul , sebenarnya Bapak berasal dari keluarga berada di kota. Namun, karena dulu Bapak tidak mau dijodohkan oleh Kakek dengan anak sahabatnya yang punya usaha pabrik kerupuk dimana-mana jadi bapak diasingkan oleh keluarga besarnya.
Bapak yang sudah jatuh hati pada ibu , seorang gadis desa yang kebetulan sering membantu bibinya berjualan sayur dari desa ke kota. Ibu jualan sayur di pasar dekat rumah bapak. Kejadian nya pun lucu , ibu yang tidak sengaja menabrak Bapak dengan tangan penuh sayuran. Alhasil sayuran yang tadinya mau dijual, hancur berantakan karena terinjak-injak oleh orang yang lalu lalang di pasar tersebut.
Sebenarnya ibu yang salah karena tidak melihat jalan dengan baik saking banyaknya barang yang dibawa. Tapi bapak tentu tidak berdiam diri saja melihat kesusahan ibu , akhirnya bapak membeli semua dagangan sayur ibu hari itu.
Itulah awal perkenalan mereka berdua. Hubungan itu pun terus berlanjut , hingga terdengar ke telinga Kakek yang sudah pasti menentang dan mengultimatum bapak yang memilih keluarga atau perasaan cinta nya ke ibu saat itu.
Bapak memilih ibu , menikah di desa dan hidup bahagia bersama istri dan putri tunggalnya (Ayu) hingga sekarang tanpa dukungan keluarga di kota sedikitpun. Bapak ikhlas meninggalkan keluarga , kekayaan yang bakal diwariskan padanya. Semua dia abaikan demi melindungi ibu yang hanya gadis desa biasa. So sweet banget bapakku ya.
Hmmmm...andai ada yang seperti bapak ya suatu saat nanti , mendampingi hidupku (edisi melamun , Cin).
Ayu hanya perlu mengejar mata kuliah beberapa SKS lagi , kemudian mengajukan judul skripsi dan bisa segera menyelesaikan kuliahnya.
Target nya 3,5 tahun lulus. Kemudian dia bisa mencari pekerjaan sesuai dengan latar belakang ijazahnya. Entahlah , karena di desa dia sendiri telah mendapat tawaran mengajar di SMA tempat dulu dia bersekolah tentu saja karena memang hanya itu satu-satunya sekolah tingkat atas di desanya. Tapi belum diputuskan untuk menerimanya atau tidak karena ada yang mengganjal hatinya jika kembali ke kampung.
Ada seseorang yang dikagumi , namun tidak mampu diraihnya.
Hanya dengan mengingat wajah pujaan hatinya itu saja sudah mampu membuat Ayu uring-uringan seharian. Kalau sudah begitu Ayu hanya bisa mendengarkan lagu band kesayangannya Sheila On7 dari radio tua di kamar kontrakannya. Lumayan menghibur hatinya yang resah karena sosok itu.
Ayu, berharap lelaki itu bisa menjadi pendamping hidupnya. Tapi itu mimpi yang tidak mungkin. Ayu hanya anak seorang petani , dan lelaki itu anak juragan tanah yang salah satu lahan sawahnya diolah bapaknya.
Ayu minder dengan itu semua. Dia berusaha membuang rasa suka di dalam hatinya. Mengubur kenangan masa lalunya dalam-dalam.
Melihat keadaan status keluarga mereka yang jauh berbeda. Ayu mengerti sekali bahwa manusia semua sama di mata Alloh SWT , itulah yang selalu diajarkan bapak ibunya. Tapi realita kehidupan ini tidak begitu adanya. Masih banyak orang yang menilai tinggi rendahnya derajat seseorang itu dari penampilan atau latar belakang keluarganya saja.
Ayu dan anak juragannya itu seumuran. Mereka teman sekolah dari SD , SMP. Namun ketika SMA, anak juragannya itu pindah ke kota untuk melanjutkan sekolah disana.
Sudah sekian tahun lamanya Ayu tidak bertemu dengannya. Tapi toh kenangan itu sulit untuk dilupakan begitu saja.
(( Seseorang Dari Masa Lalu ))
Kebetulan kampus tempat Ayu menempuh pendidikannya sedang mengadakan kunjungan ke panti asuhan sebagai salah satu realisasi program sosial jurusan Ayu terutama di bulan suci ramadhan ini.
Ayu salah satu yang telibat aktif meskipun sebetulnya Ayu enggan tergabung dalam kepanitiaan. Namun beberapa teman memang sengaja mengajaknya untuk ikut serta sekedar membantu. Dan Ayu memang ikhlas melakukan semua itu. Dia paling suka mengikuti kegiatan kampus yang sifatnya sosial seperti ini. Tanpa ragu pasti Ayu menyanggupi kapanpun, dimanapun hehee kedengarannya seperti slogan pemerintah untuk layanan masyarakat ya.
Ayu sendiri selain ingin menjadi seorang guru , dalam hatinya dia memiliki "mimpi besar" bisa mendirikan sebuah panti asuhan. Dia merasa banyak sekali saudara-saudara diluar sana yang kurang beruntung tidak memiliki rumah tempat berlindung.
Ayu sudah bersiap-siap berangkat ke kampus , selepas sholat subuh. Dia tidak ingin terlambat ke kampus dikarenakan kemacetan di jalanan nantinya.
Baru melangkah keluar halaman kontrakannya sebuah suara memanggil dari dalam mobil avanza warna silver. Ayu sudah tau siapa pemilik suara itu. Arya , teman satu kampus yang terkenal gantengnya sampai ke negara tetangga hehee Arya yang dingin bila berhadapan sama cewek tapi selalu jadi pribadi yang berbeda bila berada didekat Ayu.
"Ayu...kebetulan aku lewat daerah sekitar sini tadi. kita bareng-bareng saja ya berangkat ke kampusnya?" tanya Arya begitu melihat Ayu lewat tadi. Sebenarnya sih bukan tanpa sengaja Arya mengendarai mobilnya lewat daerah kontrakan Ayu.
"Ayu...sini buruan ntar kita telat lho sampai kampus, aku juga tidak sengaja ketemu Arya di jalan" tiba-tiba muncul Tika dari dalam mobil Arya.
Ayu pun tersenyum melihat sosok Tika "Iya , bentar" bergegas Ayu menuju mobil dan masuk bersama Tika.
Arya terpana walau hanya sekilas senyuman di wajah Ayu terukir. Wow...gadis ini memang istimewa entah sejak kapan aku mulai menyukainya, batin Arya. Sayang Ayu tidak pernah memperdulikan perasaannya, padahal Arya seringkali memberikan perhatian khusus. Tapi sebagai satu-satunya cowok yang ada disekitar Ayu , dia merasa posisinya cukup aman. Saingannya melipir satu per satu. Arya tidak perlu banyak omong untuk memperlihatkan bagaimana kedekatannya dengan Ayu. Dia anak seorang pejabat pemerintahan. Kredibilitas dan kekayaan keluarga Arya tidak usah dipertanyakan lagi. Arya Radiansyah , cowok populer di kampus dengan penggemar sejuta umat hehee
Tika :"Eh hari ini kegiatan kita kemana, aku kemarin tidak hadir waktu rapat persiapan kegiatan"
Ayu :"Panti Asuhan Melati , nanti disana kita langsung sholat magrib berjamaah dan buka bersama"
Tika :"Iya? Wah aku tidak ada persiapan apa-apa nih....gimana dong"
Ayu :"Tenang , aku sudah 'nyiapin mukena cadangan buat jaga-jaga" Tika langsung memeluk erat Ayu sebagai tanda terima kasihnya.
Sesampainya di kampus , mereka bertiga segera menemui teman-teman panitia lainnya yang sibuk mempersiapkan segala sesuatunya. Dan Ayu pun larut dalam kesibukan itu.
Tidak jauh dari tempatnya , berdiri seorang cowok jangkung, kulitnya putih bersih, rambut rapi, memakai kemeja flanel kotak-kotak biru, celana jeans dan sepatu kets warna senada sedang serius memperhatikannya dari tadi. Cowok itu awalnya tidak yakin bahwa itu Ayu , teman masa kecilnya didesa. Tapi setelah bertanya ke beberapa kenalannya nama lengkap gadis itu Ayu Larasati maka tidak salah lagi itu dia. Gadis manis yang namanya selalu tersimpan rapi dalam kalbunya. Melihat gadis itu sibuk wira-wiri mengangkat kerdus berisikan bahan sembako untuk diserahkan ke panti asuhan nantinya , perlahan dia mendekatinya seraya tersenyum.
Ayu tidak menyadari bahwa hari-harinya tidak akan pernah sama lagi setelah seorang cowok menghampiri
"Ayu... kamu Ayu kan?"
Ayu menoleh... dan terpaku ,